sumber: Youtube Sexy Killers
Berkat telpon orang tua, ane mencoba untuk mendatangi TPS dekat rumah dan bertanya soal apakah e-ktp bisa dipakai untuk ikut berpartisipasi dalam pemilihan presiden dan legislatif. Dan jawabannya nihil, kata panitia TPS setempat harus ada formulir gitu (ane sendiri gak tahu formulir apaan Gansist). Tapi kembali ke niat awal, ane memang gak mau memilih jadi gak terlalu mempermasalahkannya.

Sore harinya, ane nonton film “After" di bioskop karena ini bagian dari kerjaan juga (nyimak tontonan dan nge-review). Biasanya dua jam sebelum film tayang ane sudah menunggu disalah satu meja ruang tunggu bioskop, disinilah ane suka banget buka sosial media sambil nungguin theater kebuka. Waktu itu di Instagram, Facebook, dan Twiter sedang ramai-ramainya perbincangan tentang film dokumenter “Sexy Killer” yang diunggah laman video beken yaitu Youtube. Karena penasaran anepun langsung mencoba untuk menontonnya dan durasi filmnya sekitar satu setengah jam. Pas banget kan, sambil tunggu theater kebuka ane sempatkan nonton “Sexy Killers” dulu.

Satu setengah jam pun berlalu dan banyak banget hikmah yang ane bisa petik di “Sexy Killers”. Tanpa terasa theater untuk film “After” kini dibuka, tandanya ane harus fokus lagi ke kerjaan . Sepanjang didalam theater bioskop, ane selalu terngiang-ngiang dengan kisah yang ada difilm dokumenter “Sexy Killers”.

Hati kecil anepun berkata bahwa mau gak mau ane harus ikut terlibat dalam pemilihan presiden tahun ini karena satu suara sangat menentukan Indonesia dalam lima tahun kedepan. Yap sehabis nonton film “After” di bioskop, ane langsung berangkat ke kampung halaman dengan memakai kendaraan motor pribadi. Ane berangkat jam 8 malam dan perkiraan sampainya sekitar jam 1 dinihari.