Kaskus

Hobby

santohAvatar border
TS
santoh
Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai
MICHAEL

Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai

Hidup manusia sehari-hari penuh dengan "drama". Makin ingin dihindari, malah makin sering drama itu muncul, entah dia hanya numpang lewat atau pakai mampir dulu yang tentu bikin repot. Memang tidak semua drama bikin baper, ada juga sih yang asyik.

Drama yang bikin asyik biasanya adalah drama dimana kita jadi penonton. Bila kita jadi subyek, apalagi jadi obyek, maka drama itu jelas akan jadi melelahkan. Dan jarang kita bisa keluar begitu saja dari dari sebuah peran, sebelum "pertunjukan" itu selesai. Lain halnya bila jadi penonton, kita tentu boleh memilih "pulang" kapan saja.

Tapi untuk jadi penonton pun sebenarnya kita masih harus membayar "tiket", apapun itu bentuknya. Dan tak jarang, tiket tersebut kita "beli" tanpa kita sadari. Lho kok bisa?

Misalnya ketika kita memelihara dan memupuk rasa "pengen tahu" yang besar, maka tentu saja semesta akan mendatangkan aneka ragam "pertunjukan" untuk memuaskan rasa pengen tahu tersebut. Secara sadar mungkin mulut bisa berkata tidak suka terhadap sesuatu atau seseorang, tetapi dalam hati penasaran juga, maka suara "bisikan" itu akan menjadi "ramalan yang ditepati" oleh semesta. Seketika setiap kita membuka sosial media, yang muncul adalah semua hal tentang sesuatu atau seseorang itu. Di whatsapp dan telegram juga penuh dengan pesan-yang-diforward tentang itu-itu lagi.

Bagaimana bila rasa pengen tahu itu tentang hal yang personal? Sama saja. Banyak cerita seorang suami atau istri yang "penasaran" apakah pasangannya sudah tidak setia lagi, maka tanpa benar-benar diminta, "bukti-bukti" akan datang dengan sendirinya. Tentu saja akan menjadi perdebatan tiada akhir tentang mana yang sebab dan mana yang akibat. Mungkinkah sebuah "sebab" bisa diakibatkan oleh sebab lainnya? Kata orang, tidak ada asap tanpa api. Maka tentu saja tidak ada api tanpa kayu bakar. Dan sebelum menjadi kayu bakar, tentu aslinya adalah sebuah pohon yang hidup, punya akar dan daun.

Dari setiap drama yang kau alami, apakah akar dan daunnya?

Rasa pengen tahu cuma salah satu darinya. Ada pengen-pengen yang lain, misalnya "pengen seperti". Rasa pengen yang ini sejatinya bagus sekali, dan sudah banyak terbukti bisa membawa seseorang menjadi seperti apa yang dia inginkan. Rasa pengen seperti adalah motivasi kuat yang membuat manusia mencapai impiannya.

Pencapaian seseorang bisa menjadi inspirasi bagi orang lainnya. Kalau dia bisa, maka akupun pasti bisa. Begitu yang sering kita dengar. Ini sebenarnya juga membuktikan bahwa semesta penuh dengan kelimpahan. Bahwa tersedia banyak untuk semua orang. Tidak akan ada yang kekurangan. Dalam hal apapun.

Itu bila kita berhasil mengelola rasa "pengen" itu menjadi motivasi yang positif. Tapi bila sebaliknya, maka yang muncul adalah mentalitas "berkekurangan" yang ditandai dengan hadirnya rasa "cemburu".

Cukup mudah untuk mengenali orang yang penuh sifat kelimpahan, yaitu orang yang akan turut merasa bahagia, sebahagia dirimu sendiri, walaupun dalam kebahagiaan itu tidak melibatkan dirinya. Bila kamu memiliki satu saja teman seperti ini dalam hidupmu, berbahagialah, karena semesta bermurah hati padamu.

Sebaliknya, tentu ada orang yang karena sesuatu dan lain hal, tidak senang dengan pencapaian orang lain. Bila kamu merasakan ada orang seperti ini dalam hidupmu, maka yang paling penting adalah cek diri sendiri, apakah kamu juga memiliki perasaan seperti itu kepada orang lain. Bila tidak ada maka bersyukurlah, mungkin orang tersebut datang hanya untuk mengingatkan kamu agar jangan memiliki perasaan seperti itu. Ucapkan terima kasih di dalam hati untuk pelajaran yang sudah disampaikan semesta melalui orang tersebut, maafkan dia karena dia hanya "guru yang sedang menyamar" bagimu, dan ucapkan selamat tinggal dengan perasaan hati yang penuh syukur.

Selain kedua tipe tersebut, ada pula yang termasuk golongan ketiga, yaitu yang terlihat memiliki mentalitas berkelimpahan, tetapi sebenarnya tidak "full". Percaya atau tidak, tipe ketiga ini paling banyak, dan mungkin sekali itu termasuk diri kita sendiri.

Kamu tergolong tipe ketiga ini bila kamu "mengharapkan musibah kecil" menimpa temanmu. Tentu sebagai teman atau keluarga, kamu tidak akan mengharapkan musibah sebenarnya dalam bentuk apapun terjadi pada teman/keluargamu itu. Tentu tidak sama sekali. Tetapi "musibah kecil" yang sepele, yang tidak fatal, diam-diam kamu harapkan terjadi padanya agar dia tidak "terlalu melebihi" dirimu saat ini.

Semakin mencengkeramnya kuku kapitalisme dalam kehidupan kita sehari-hari, semakin banyak "kebutuhan" jenis baru yang muncul, yang mungkin 10 atau 20 tahun lalu kosa-katanya saja belum ada. Antar manusia memang dikondisikan untuk saling berlomba dan saling "melihat" kanan-kirinya. Bila dahulu kita melihat teman si A atau si B maju, maka kita termotivasi untuk ikut maju. Tapi seiring makin banyaknya "tuntutan" yang tiada habisnya, maka pada suatu titik setiap orang akan "menyerah". Pada titik itulah, bila tidak hati-hati, kita akan mudah masuk menjadi tipe ketiga ini.

Karena sudah merasa tidak "mampu" berlari cepat mengikuti yang lain-lainnya, kita secara tidak sadar mengharapkan agar "laju" semua orang yang melambat.

Ingat cerita tentang sekumpulan kepiting yang ditempatkan disebuah baskom? Bila hanya satu ekor kepiting yang kita taruh di dalam baskom itu, maka dengan mudah kepiting itu akan memanjat keluar baskom. Tetapi bila yang kita taruh di dalam baskom itu sekumpulan kepiting, maka tidak ada yang akan keluar dari baskom itu. Mengapa? Karena saat seekor kepiting memanjat dan mau keluar dari baskom, maka kepiting lainnya akan menarik temannya itu untuk kembali ke dalam baskom. Bayangkan bila semua kepiting itu bisa bekerja sama, maka dalam hitungan detik semua sudah akan keluar dari baskom. Tetapi hal sebaliknya yang terjadi.

Demikianlah karena kita "menabur" angin agar orang lain menjadi tidak nyaman, maka tinggal menunggu waktu angin itu akan kembali kepada kita sebagai "badai" yang membawa lebih banyak ketidaknyamanan. Itulah sesungguhnya akar dari seluruh pohon "drama" dalam kehidupan kita.

"Aku ingin begini, aku ingin begitu.
Ingin begini begitu, banyak sekali..."

Have a super great day friends!

#bangunpaginulis #day55
tata604Avatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan tata604 memberi reputasi
2
581
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan