amnessterzAvatar border
TS
amnessterz
Ternyata Jadi Anggota KPPS Seru Juga
Ternyata Jadi Anggota KPPS Seru Juga


Halo Agan dan Sista semua, apa kabar.
17 April 2019 lalu adalah hari dimana seluruh warga negara Indonesia merayakan pesta demokrasi yaitu dengan adanya Pemilihan Umum untuk memilih calon Presiden dan calon anggota legislatif. Gimana, agan dan sista kaskuser semua, kalian kemaren sudah berpartisipasi dalam pemilu kan? Kalo ane sendiri bukan hanya sekedar ikut memberikan suara, tapi ane juga bergabung dalam anggota KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) di desa kami. Saat membuat drart trit ini, bahkan ane masih merasakan pundak bagian atas rasanya masih agak berat akibat begadang sampe pagi mengisi segala jenis form C1 yang jumlahnya ampun dah pokoknya.
Spoiler for suasana pelantikan anggota KPPS di desa ane:



Menjadi anggota KPPS sungguh bukan pekerjaan mudah, seperti yang sudah ane prediksi dan tulis di trit ane sebelumnya dimari. Awalnya kami kira setelah melalui bimtek atau pelatihan, asal kami sanggup mengikuti alur petunjuk yang sudah diajarkan dan ditulis dalam buku panduan, semua bakal berjalan lancar. Ternyata tidak sepenuhnya benar, keadaan saat pelaksanaan lebih rumit dari yang kami duga, apalagi di kelompok kami banyak yang terhitung baru bergabung dalam penyelenggaraan pemilu (termasuk ane).

Kalo ditanya apa saja hal yang menarik dan unik saat penyelenggaraan pemilu di TPS tempat ane bertugas kemarin, wah banyak banget. Beberapa yang bisa ane ingat dari kejadian kemarin antara lain:


1. Ternyata Cukup Rumit
Awalnya ane kira tugas KPPS itu sekedar menyiapkan TPS, kemudian menyiapkan kertas suara, saat pemilih datang kita beri kertas suara, sampe akhirnya TPS ditutup, kemudian kita menghitung, mencatat hasilnya, masukan kembali ke kotak, kemudian selesai.

Wow ternyata tidak semudah itu.

Kami anggota KPPS sudah menyiapkan TPS sejak sehari sebelum pelaksanaan pemilu dimulai, tapi datangnya logistik utama berupa kotak suara, kertas surat suara dan berbagai macam form itu hanya beberapa menit menjelang peencoblosan yang harus segera dilaksanakan. Kami harus membuka kotak, mencatat isinya (yang jumlah dan jenis isinya sangat bervariasi) dalam keadaan TPS sudah penuh dengan kedatangan pemilih yang tentu saja memberi kami tekanan lebih, kami harus bekerja secara tepat dan cepat.
Setelah TPS ditutup, penghitungan suara pun dimulai. Karena termasuk hal yang terlaksana dengan lancar, kita lanjut saja ke kerumitan selanjutnya yaitu pengisian form C1 atau berita acara laporan hasil pelaksanaan pemungutan suara. Disinilah ketidaksigapan kami, ternyata kami harus mengisi sejumlah form yang jumlahnya tidak bisa diremehkan. 
Karena terpaku dengan pelaksanaan pemungutan suara, akhirnya kami tidak segera menyelesaikan pengisian berbagai form sejak awal. Dan mengisi form ini mengakibatkan kami harus menyelesaikan tugas hanya berselang beberapa jam sebelum matahari bersinar. Bahkan setelah ane pulang dan baca-baca berita online, banyak kejadian yang menimpa rekan-rekan petugas penyelenggara pemilu, yaitu aparat kepolisian, KPPS, linmas dan saksi di seluruh pelosok nusantara. Membaca berita-berita tersebut sungguh membuat hati sedih gan/sis.

Sebenarnya hal ini bisa saja dihindari bila KPPS bekerja di bawah manajemen waktu yang tepat. Karena di desa ane sendiri bahkan ada yang berhasil menyelesaikan perhitungan dan form nya dibawah jam 10 malam, tetapi ya ada juga yang baru bisa menyelesaikan sampai sinar matahari sudah terang.
Spoiler for suasana sebelum TPS dibuka:



2. Merepotkan Pemilih Dan Petugas
Salah satu hal unik yang ane temui saat melaksanakan tugas sebagai anggota KPPS antara lain adalah kendala bahasa. Ya, ane bertugas di sebuah dusun (bagian lebih kecil di bawah desa) yang penduduk nya menggunakan bahasa daerah yang tidak ane kuasai. Di tengah pelaksanaan pemungutan suara, tiba-tiba ada seorang bapak tua yang menghampiri sambil memegang ke-lima kertas suara dan bertanya (dalam bahasa daerah) “ini diapakan nak?” karena bapak tersebut tidak mengerti bahasa Indonesia, tentu saja ane kerepotan menjelaskan. Tidak lama ane panggil hansip/linmas yang bertugas, yang kebetulan warga dusun setempat, untuk membantu menjelaskan. Beruntung bapak tadi mengerti dan mau bergerak ke bilik suara untuk mencoblos.
Hal seperti ini, muncul akibat jumlah kertas suara dan kotak suara itu sendiri, dalam pemilu kali ini kita menggunakan 5 lembar kertas suara untuk menentukan 5 kontetasi, dimana hal ini menurut pengamatan ane, cukup membuat para pemilih terutama warga senior, kerepotan dan kebingungan. 
Ditambah lagi banyak diantara pemilih yang tidak bisa melipat kembali kertas suara yang berukuran besar, sehingga kami sebagai panitia pelaksana harus sering kali membantu memasukan kertas tersebut ke dalam kotak. Kemudian karena ada 5 jenis kertas suara yang harus dimasukan ke dalam 5 kotak tersendiri, akhirnya terjadi banyak kekeliruan dalam memasukan ke dalam masing-masing kotak yang sesuai. Sungguh hal ini merepotkan bagi kami petugas KPPS dan bagi para peserta pemilihan umum.


3. Disambut Dengan Antusias
Tapi apakah hal merepotkan diatas itu menjadi sebuah masalah bagi kami? Tidak gan/sis. Kami malah semakin semangat dalam menjalankan tugas. Bahkan ane sendiri kaget, pemilu kali ini mendapat antusiasme warga dengan sangat meriah, tingkat ke-golput-an di TPS ane bahkan cuma diangka 20% an. Padahal dibanding pilkada kemaren, sekitar jam 9 pagi waktu ane datang ke TPS, sepi, hanya keluarga ane yang hadir. Tentu saja dengan tingkat partisipasi yang tinggi, membuat kami anggota KPPS bekerja ekstra keras dari pagi hingga pagi lagi. Tapi sungguh seru pengalaman kali ini, petugas yang bekerja juga semangat, para pemilih pun tidak kalah semangatnya berpartisipasi dalam pemilu.
Spoiler for istirahat sejenak menjelang waktu pemilihan usai:



Demikian sedikit cerita ane tentang keseruan menjadi anggota KPPS dalam pemilu akbar kali ini. Sungguh bukan pekerjaan yang mudah, namun bagi ane cukup menantang. Apalagi saat rekan-rekan lain sudah mulai mengeluh karena terlalu lelah, yang bisa ane lakukan adalah tetap bekerja dan terus memberi dorongan semangat untuk mereka. 

Uniknya, pada waktu menjelang pagi, saat rasanya tangan ini sudah sulit digerakan dan mata sudah berat untuk fokus, cuma dengan mengingat "kapan lagi dapat kesempatan beraksi untuk negara tercinta" ane malah ketawa sendiri dan lupa betapa capeknya saat itu. Dan akhirnya berkat kerja keras seluruh anggota, kami pun berhasil menyelesaikan tugas dalam kurun waktu kurang dari 24 jam.




sumber ide     : pengalaman pribadi
sumber berita: kompas
sumber foto   : koleksi pribadi
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
380
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan