- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pendukung Prabowo-Sandi Sebaiknya Jangan Baca, Ini Data Asli


TS
winarwi
Pendukung Prabowo-Sandi Sebaiknya Jangan Baca, Ini Data Asli
Quote:

POJOKSATU.id, JAKARTA – Hasil quick count (hitung cepat) yang diselenggarakan berbagai lembaga survei menunjukkan bahwa pasangan Jokowi-Ma’ruf unggul atas pasangan Prabowo-Sandi.
Dalam berbagai hitung cepat yang ditayangkan di sejumlah televisi nasional itu, pasangan nomor urut 01 unggul di kisaran 55 persen, sedangkan nomor urut 02 di kisaran 45 persen.
Akan tetapi, hal itu sama sekali tak diterima kubu Koalisi Adil Makmur dan menuding lembaga survei dimaksud memiliki kepentingan untuk memframing kekalahan 02.
Riset Indonesia Watch for Democracy (IWD) menunjukkan bahwa quick count sangat akurat memprediksi hasil penghitungan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Demikian disampaikan Direktur Eksektif IWD Endang Tirtana dalam siaran pers di Jakarta, pada Jumat (19/4/2019).
“Setidaknya dari data Pilpres 2014 hingga sejumlah Pilkada yang berlangsung pada 2017-2018, quick count sangat mendekati hasil real count KPU,” tegasnya.
Dari sejumlah bukti itu, didapati bahwa hasil quick count hanya berbeda di bawah satu persen atau maksimal dua persen saja.
Menurut Endang, kontroversi terkait hasil quick count dimulai sejak Pilpres 2014.
Saat itu, ada empat lembaga survei yang memenangkan Prabowo-Hatta, yaitu Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis).
Lalu Indonesia Research Center (IRC), Jaringan Survei Indonesia (JSI), dan Lembaga Survei Nasional (LSN).
Nyatanya, hasil quick count keempatnya terbukti salah, meleset dengan kisaran 3,2-5,20 persen.
Berdasarkan quick count yang keliru tersebut, Prabowo-Hatta kemudian mengklaim kemenangan dan melakukan sujud syukur yang menghebohkan publik.
Faktanya, real count KPU menunjukkan paslon Jokowi-Jusuf Kalla unggul dengan raihan 53,15 persen suara.
Prabowo-Hatta kalah dengan suara 46,85 persen. Hasil quick count lembaga survei lain tidak jauh berbeda dari real count KPU.
“Selain empat lembaga tersebut, ada pula Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) yang merilis hasil berbeda pada Pilkada Jawa Barat dan Jawa Tengah pada 2018,” beber Endang.
Berbeda dengan lembaga survei lain dan real count KPU yang memenangkan calon gubernur Ridwan Kamil dan wakilnya Uu Ruzhanul Ulum, quick count LKPI mengunggulkan pasangan calon (paslon) Sudrajat-Ahmad Syaikhu.
Di Jateng, LKPI mengeluarkan hasil quick count yang menempatkan paslon petahana Ganjar Pranowo berpasangan dengan Taj Yasin unggul tipis dari Sudirman Said-Ida Fauziah.
Ganjar-Taj Yasin meraih 50,02 persen, sedangkan Sudirman-Ida 49,98 persen.
Lembaga survei lain tidak jauh berbeda dari real count KPU, di mana Ganjar-Taj Yasin (58,78 persen) unggul jauh dari Sudirman-Ida (41,22 persen).
Yang patut diapresiasi, pada Pilpres 2019 kali ini tidak ada lembaga survei yang berani mengeluarkan hasil quick count yang jauh menyimpang,” sambungnya.
Hanya saja, disayangkan bahwa ada pihak-pihak yang mencoba merusak proses demokrasi dengan menolak hasil quick count.
“Sebaiknya semua pihak legowo karena hasil quick count terbukti sangat akurat dan kredibel,” pungkas Endang.
https://pojoksatu.id/news/berita-nas...ini-data-asli/
0
2.8K
Kutip
13
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan