Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

joko.winAvatar border
TS
joko.win
5 Faktor Ini Dianggap Jadi Penentu Jokowi Menang di Jatim
SURYA.co.id | SURABAYA - Kemenangan tebal pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Jawa Timur dikatakan pengamat politik adalah hal yang wajar dan sudah terprediksi. Berdasarkan hasil hitung cepat Litbang Kompas, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin memperoleh suara 64,65 persen mengalahkan pasangan Prabowo - Sandiaga Uno.

Dosen Komunikasi Politik dan dekan FISIB Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, mengatakan kemenangan Jokowi di Jatim dipengaruhi setidaknya empat faktor.

"Kemenangan tebal Jokowi-Ma'ruf di Jatim adalah suatu kewajaran. Pertama faktor kepuasan pemilih Jatim terhadap kinerja Jokowi tinggi. Dalam setahun terakhir dua kali survey yang kami lakukan, kepuasan atas kinerja Jokowi selalu diatas 75 persen bahkan awal Januari angkanya bisa tembus 85 persen artinya masyarakat puas terhadap kinerja Jokowi," kata Surokim, pada Surya, Jumat (19/4/2019).

Faktor kedua, Surokim melanjutkan, sosok personal Jokowi sangat kuat. Jokowi juga jarang berpolemik dan mematik kontroversi.

Hal ini selaras dengan tipikal pemilih Jatim yang tidak suka konfliktual dan lebih suka dengan harmoni.

"Ketiga peran tokoh-tokoh kunci dan influencer Jatim kuat dan cenderung mendukung Jokowi. Tokoh ini termasuk kepala daerah penguasa lokal," kata Surokim.

Sebagaimana diketahui di Jawa Timur, banyak tokoh-tokoh sentral yang nyata memberikan dukungan pada Jokowi-Ma'ruf.

Mulai kepala daerah Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyatakan dukungan untuk Jokowi. Dan dari 38 kabupaten kota di Jatim, hanya tiga kepala daerah yang tidak mendukung Jokowi.

"Keempat, warga nahdliyin mendapat momentum solid melawan tekanan terhadap NU khususnya dari kelompok Islam aliran radikal," ucapnya.

Dan faktor kelima menurutnya adalah dukungan mesin partai, relawan dan tim pemenangan yang all out.

Faktor personal dikuatkan mesin dukungan yang berjalan normal tanpa gejolak.

Kampanye paslon nomor urut 01 menurut Surokim sebenarnya lebih senyap di Jawa Timur dan tidak terlalu gemerlap, sedangkan pasangan nomor urut 02 lebih agresif.

Meski senyap, jaringan kultural dan mesin partai di koalisi Jokowi-Ma'ruf berjalan baik.

Di sisi lain, meski kubu paslon nomor urut 02 kini sedang ramai masalah ketidakpercayaan pada hasil hitung cepat, dan bahkan mengklaim kemenangan versi hitung cepat internal, pria yang juga peneliti Surabaya Survei Center ini mengatakan potensi gaduh di Jatim terbilang rendah.

"Masyarakat Jatim menurut saya sekali lagi tidak suka gaduh dan lebih respect pada hal yang rasional jadi tidak mudah dipatik pada hal-hal yang emosional terkecuali menyangkut hal prinsipil dalam agama. Jadi menurut saya polemik quick count hanya akan gaduh di medsos dan nggak akan berlanjut ke darat," tegasnya.

Preferensi masyarakat Jatim terhadap kepemimpinan nasional selalu adem tidak gemuruh.

Loyalitas mereka masih pada patron agama dan masyarakat memilih yang harmoni dan relatif moderat dalam urusan urusan politik.

"Kecil kemungkinan kalau di Jatim terjadi gejolak karena kampanye dan narasi-narasi politik identitas nggak laku di wilayah ini. Jikapun muncul tidak akan masif hanya akan temporal di wilayah tertentu saja," pungkas Surokim.

http://surabaya.tribunnews.com/2019/...jatim?page=all
0
1.5K
16
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan