Benarkah Pilpres 2019 di Hong Kong berjalan ricuh ??




Beberapa para pewarta memberitakan ada kericuhan dan kecurangan di pemilu 2019 di luar negri. Bernarkah itu terjadi? Mari kita simak salah satu negara yang merupakan salah satu penampung terbesar pekerja migrant Indonesia, laporan pemilu 2019 dari Hong Kong, langsung di laporkan oleh TKW (Tenaga Kerja Wanita) yang berada di sana.

Para pekerja migrant di hongkong terlihat sangat antusias dalam pemilu kali ini, di lihat dari mengular nya antrian menuju lokasi TPS di Wanchai. Mereka rela berdiri berjam-jam untuk mendapatkan kesempatan ikut serta dalam pesta demokrasi 2019 ini. Bahkan ada yang datang dari jam 5 pagi.

Pelaksanaan pemilu 2019 di hongkong di laksanakan lebih awal dari pemilu di Indonesia, tepatnya pada hari minggu tanggal 14 April 2019, dan perhitungan suara di laksanakan pada 17 April 2019 di gedung KJRI Hong Kong.

Beredar kabar bahwa banyak TKW yang tidak dapat mencoblos karena di persulit oleh pihak panitia. Namun berikut klarifikasi dari pihak KJRI Hong Kong.


sumber : KJRI Hong Kong Page

Jadi menurut pihak KJRI, bahwa jatah operasional pemilu di sana adalah 10 jam. Yaitu dari pukul 07:00 sampai pukul 19:00 waktu setempat. Sehingga TKW yang belum dapat masuk hingga jam tujuh malam terpaksa tidak bisa ikut serta mencoblos. Karena gedung akan di tutup. Dan para TKW pun merasa kesal, karena mereka sudah antri dari siang tapi akhirnya malah tidak kebagian waktu. Mungkin hal ini yang harus jadi catatan oleh pemerintah terkait untuk pemilu mendatang. Harus di sediakan akomodasi yang cukup agar para TKW bisa menyalurkan aspirasi pilihan presiden mereka tanpa istilah tidak kebagian waktu.


para TKW rela antri berjam-jam



pekerja migrant Indonesia yang menunggu antrian pencoblosan di bantu oleh pengamanan kepolisian Hong Kong setempat


waktu yang di berikan tidak cukup untuk menampung suara pilpres TKW hong kong yang jumlahnya lumayan banyak



Di kutip oleh para pemerhati migrant, ada beberapa hal penyebab kisruhnya pilpres di hongkong.

1. Jumlah TPS tidak memadai di banding jumlah pekerja migrant itu sendiri


2. Beberapa TKW mengalami penahanan passport oleh majikan, sehingga adminitrasi pencoblosan jadi di persulit.

3. Perbedaan hari libur beberapa TKW, sehingga tidak berkesempatan mengunjungi lokasi TPS di hari minggu tersebut.

4. TKW yang mendapatkan kesempatan coblos via pos, ada resiko pengiriman retur, sehingga surat suara nya tidak dapat sampai tepat waktu ke Indonesia. Jadi di anggap gugur.


Di lihat dari gotong royong dan kerapihan sudah cukup baik, dari banyak nya sukarelawan yang membantu berjalan nya pemilu. Mereka berjaga-jaga di setiap sudut jalan menuju lokasi TPS, membantu para TKW lain menemukan lokasi TPS. Terimakasih ya untuk kamu yang sudah mau membantu memperlancar acara.

tetap senyum dong walau pegal


siaga memberikan petunjuk arah


Demikian reportase pemilu di Hong Kong 2019, semoga ke depan nya lebih baik lagi.

Maju terus Indonesiaku, selalu damai dan sejahtera !

Sumber : Joy Skylight's channel