- Beranda
- Komunitas
- Anime & Manga
- Anime & Manga Haven
Dia Yang Sehobi (Sherry)
TS
lu4nn4kl3ss
Dia Yang Sehobi (Sherry)
IMG]https://s.kaskus.id/images/2019/04/18/10579144_201904180959060142.png[/IMG]
Tahun 2015, saat itu pertama kalinya aku menjadi mahasiswa. Kesan pertamaku adalah kuliah itu tak seperti yang dibayangkan, kuliah tidak seenak seperti yang ditampilkan di beberapa FTV. Tak hanya itu, dikampus, beberapa teman menilaiku sebagai seorang psikopat, entah apa alasannya, mungkin karena wajahku yang terkesan sangar dan gahar. Namun disamping itu, ada juga beberapa teman yang menganggapku bukan psikopat, melainkan hanya seorang pendiam, salah satunya adalah seorang mahasiswi yang untuk pertama kali aku bertemu dia pada mata kuliah Biologi Umum jadwal hari Rabu jam 09 40 WIB.
"Hei" sapanya.
Aku menoleh kearahnya yang mengenakan jilbab dongker dan baju jeans dongker. "Iya..." balasku sambil memperbaiki letak kacamataku.
"Kita sekelompok kan? Perkenalkan" ujarnya mengulurkan tangan. "Namaku Widya Ruchi"
Ini pertama kalinya seorang perempuan mengajakku berkenalan duluan.
"Mohon kerjasamanya ya"
Widya Ruchi, atau yang lebih akrab disapa Wudy adalah salah satu mahasiswi yang merupakan teman perempuan pertamaku di kampus. Ia berasal dari Kota Payakumbuh. Selain pintar, dia juga memiliki paras manis dan terkesan anggun, ditambah lagi tahi lalat yang ada dibawah mata sebelah kiri yang membuat manisnya bertambah dan tentunya akan membuat pria tertarik dengannya, tak bisa dipungkiri kalau aku juga menyukainya. Kami juga memiliki beberapa hobi yang sama, contohnya kami menyukai anime yang sama yaitu Detective Conan, mengetahui itu, aku mulai memanggilnya dengan sebutan Sherry, karena beberapa sifat mereka terlihat mirip. Disamping itu, dia adalah anak yang keras kepala, saking keras kepalanya, dia pernah bersikeras untuk kuliah pada saat masa pemulihannya dari sakit usus buntu.
Perlahan, aku dan Sherry mulai dekat, kami sering bercanda layaknya orang yang sudah lama kenal dan akrab. Mungkin jika orang-orang melihat kami, mereka akan mengira kalau aku adalah orang yang paling dekat dengannya. Sampai pada suatu ketika, terdengar kabar jika dia dekat dengan seorang senior. Sebelumnya Nadia tak pernah bercerita kalau dia sedang didekati seorang senior, tapi di saat-saat tertentu aku juga sering melihatnya dengan senior yang dikabarkan tersebut.
"Cie yang lagi dekat sama senior..." godaku.
"Apaan sih" balasnya sambil tertawa ringan.
"Jadi kabar yang beredar itu benar ya?"
"Menurutmu gimana?"
"Entahlah" ujarku mengangkat kedua bahuku. "Tapi aku heran, kok kamu bisa dekat dengannya? Padahal aku tak pernah lihat dia sebelumnya di kampus, dia anak biologi juga?"
"Iya dia anak biologi juga kok"
Sesekali aku mencoba mencari tahu identitas cowok yang sedang dekat dengan Sherry. Dia adalah Robi, seorang senior dari bp 2014 dan juga seorang anggota BEM Universitas. Selain itu, robi juga seorang pekerja keras, dia kuliah sambil kerja, usahanya adalah menjual berbagai bahan-bahan praktikum, ya setidaknya dia sudah bisa menghasilkan uang, wajar sih kalau Sherry suka dengannya. Tak lama setelah itu, aku mengetahui kalau Sherry sudah berpacaran dengan Arbi, hal itu sempat membuatku berfikir untuk sedikit menjaga jarak dari Sherry, aku takut jika nantinya hubungannya dengan Robi rusak karena kedekatanku dengannya. Tapi ternyata jarak antara aku dan nadia tak pernah terwujud, aku masih dekat dengannya walaupun dia berpacaran dengan robi.
Empat bulan berlalu, saat itu adalah liburan semester genap. Aku menghabiskan waktu liburku dirumah. Disuatu hari, aku mengirimi pesan ke Sherry, memintanya mengirim foto yang dapat kulukis sebagai hadiah ulang tahunnya. Selain itu, aku juga menanyakan perihal hubungannya dengan Robi. Jawaban yang kudengar dari Sherry adalah ia sudah putus dengan Robi.
"Kok bisa kamu putus dengan dia?"
"Hmm ya gapapa sih"
"Kamu diputusin?"
Ia menggeleng ringan, "Aku yang memutuskannya" jawabnya. "Udahlah van jangan bahas dia"
Mendengar itu, aku hanya menuruti kata-katanya.
"Menurut kamu salah ga jika aku mutusin dia?"
"Ya tergantung sih, jika dia bikin kesalahan dan kamu ga bisa terima, bukan hal yang salah jika kamu mutusin dia"
"Begitu ya"
Sebenarnya aku penasaran dengan penyebab berakhirnya hubungan dia dengan Robi. Tapi aku juga tak ingin memaksa Sherry untuk mengatakannya hingga akhirnya aku melupakan rasa penasaranku.
[
Tahun 2015, saat itu pertama kalinya aku menjadi mahasiswa. Kesan pertamaku adalah kuliah itu tak seperti yang dibayangkan, kuliah tidak seenak seperti yang ditampilkan di beberapa FTV. Tak hanya itu, dikampus, beberapa teman menilaiku sebagai seorang psikopat, entah apa alasannya, mungkin karena wajahku yang terkesan sangar dan gahar. Namun disamping itu, ada juga beberapa teman yang menganggapku bukan psikopat, melainkan hanya seorang pendiam, salah satunya adalah seorang mahasiswi yang untuk pertama kali aku bertemu dia pada mata kuliah Biologi Umum jadwal hari Rabu jam 09 40 WIB.
"Hei" sapanya.
Aku menoleh kearahnya yang mengenakan jilbab dongker dan baju jeans dongker. "Iya..." balasku sambil memperbaiki letak kacamataku.
"Kita sekelompok kan? Perkenalkan" ujarnya mengulurkan tangan. "Namaku Widya Ruchi"
Ini pertama kalinya seorang perempuan mengajakku berkenalan duluan.
"Mohon kerjasamanya ya"
Widya Ruchi, atau yang lebih akrab disapa Wudy adalah salah satu mahasiswi yang merupakan teman perempuan pertamaku di kampus. Ia berasal dari Kota Payakumbuh. Selain pintar, dia juga memiliki paras manis dan terkesan anggun, ditambah lagi tahi lalat yang ada dibawah mata sebelah kiri yang membuat manisnya bertambah dan tentunya akan membuat pria tertarik dengannya, tak bisa dipungkiri kalau aku juga menyukainya. Kami juga memiliki beberapa hobi yang sama, contohnya kami menyukai anime yang sama yaitu Detective Conan, mengetahui itu, aku mulai memanggilnya dengan sebutan Sherry, karena beberapa sifat mereka terlihat mirip. Disamping itu, dia adalah anak yang keras kepala, saking keras kepalanya, dia pernah bersikeras untuk kuliah pada saat masa pemulihannya dari sakit usus buntu.
Perlahan, aku dan Sherry mulai dekat, kami sering bercanda layaknya orang yang sudah lama kenal dan akrab. Mungkin jika orang-orang melihat kami, mereka akan mengira kalau aku adalah orang yang paling dekat dengannya. Sampai pada suatu ketika, terdengar kabar jika dia dekat dengan seorang senior. Sebelumnya Nadia tak pernah bercerita kalau dia sedang didekati seorang senior, tapi di saat-saat tertentu aku juga sering melihatnya dengan senior yang dikabarkan tersebut.
"Cie yang lagi dekat sama senior..." godaku.
"Apaan sih" balasnya sambil tertawa ringan.
"Jadi kabar yang beredar itu benar ya?"
"Menurutmu gimana?"
"Entahlah" ujarku mengangkat kedua bahuku. "Tapi aku heran, kok kamu bisa dekat dengannya? Padahal aku tak pernah lihat dia sebelumnya di kampus, dia anak biologi juga?"
"Iya dia anak biologi juga kok"
Sesekali aku mencoba mencari tahu identitas cowok yang sedang dekat dengan Sherry. Dia adalah Robi, seorang senior dari bp 2014 dan juga seorang anggota BEM Universitas. Selain itu, robi juga seorang pekerja keras, dia kuliah sambil kerja, usahanya adalah menjual berbagai bahan-bahan praktikum, ya setidaknya dia sudah bisa menghasilkan uang, wajar sih kalau Sherry suka dengannya. Tak lama setelah itu, aku mengetahui kalau Sherry sudah berpacaran dengan Arbi, hal itu sempat membuatku berfikir untuk sedikit menjaga jarak dari Sherry, aku takut jika nantinya hubungannya dengan Robi rusak karena kedekatanku dengannya. Tapi ternyata jarak antara aku dan nadia tak pernah terwujud, aku masih dekat dengannya walaupun dia berpacaran dengan robi.
Empat bulan berlalu, saat itu adalah liburan semester genap. Aku menghabiskan waktu liburku dirumah. Disuatu hari, aku mengirimi pesan ke Sherry, memintanya mengirim foto yang dapat kulukis sebagai hadiah ulang tahunnya. Selain itu, aku juga menanyakan perihal hubungannya dengan Robi. Jawaban yang kudengar dari Sherry adalah ia sudah putus dengan Robi.
"Kok bisa kamu putus dengan dia?"
"Hmm ya gapapa sih"
"Kamu diputusin?"
Ia menggeleng ringan, "Aku yang memutuskannya" jawabnya. "Udahlah van jangan bahas dia"
Mendengar itu, aku hanya menuruti kata-katanya.
"Menurut kamu salah ga jika aku mutusin dia?"
"Ya tergantung sih, jika dia bikin kesalahan dan kamu ga bisa terima, bukan hal yang salah jika kamu mutusin dia"
"Begitu ya"
Sebenarnya aku penasaran dengan penyebab berakhirnya hubungan dia dengan Robi. Tapi aku juga tak ingin memaksa Sherry untuk mengatakannya hingga akhirnya aku melupakan rasa penasaranku.
[
tata604 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
751
12
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan