Tidak terasa hingar bingar pemilu sudah agan/sista lewati. Pada pemilu kali ini jauh berbeda dengan pemilu-pemilu yang sebelumnya karena dibuat serentak legislatif dan presiden. Hayo agan/sista kemarin ikutan nyoblos atau nggak? Atau kemarin sempat bingung menentukan pilihan ketika ada di bilik suara?

Sesuai dengan tema Kaskus Kreator kali ini TS akan bercerita tentang serunya pemilu di kota domisili TS. Nuansa pemilu di kampung TS terasa harmonis, warga kampung TS saling sapa, mereka berkumpul dan bercerita dan tertawa lepas meskipun mereka tahu kalau berbeda pilihan politik (terutama beda pilihan capres). 





Bahkan di TPS (Tempat Pemungutan Suara) lokasi TS nyoblos ada sesatu yang unik lho. Kebetulan TS kemarin berhasil mengabadikan keunikan di TPS 09 Kelurahan Sukorame, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. TPS ini mengangkat tema budaya daerah khas Kediri yaitu kesenian jaranan (kuda lumping). Petugas TPS termasuk hansip mengenakan kostum dan aksesoris pemain jaranan, dekorasi TPS-pun juga dibuat senada. Selain terlihat unik, hal ini bertujuan untuk menarik warga agar beramai-ramai datang ke TPS untuk memberikan hak pilihnya serta meningkatkan tingkat partisipasi atau menekan angka golput. Trik ini terbukti ampuh karena dari TPS dibuka pada pukul 07.00, warga sudah cukup banyak yang mengantri. TS sendiri mengantri dua jam lebih sejak mengumpulkan surat C6 di tempat pendaftaran pada pukul 09.00, karena nama TS baru dipanggil oleh petugas saat pukul 11.10. Demi masa depan bangsa dan negara, rela ikut antrian meskipun lama. Bahkan ada yang nyeletuk, "Harusnya di TPS diberi fasilitas wifi, biar nggak bosen nunggu dipanggil." Menurut Petugas PPS (Panitia Pemungutan Suara) yang sempat TS wawancara, di TPS 09 Kelurahan Sukorame jumlah DPT (Daftar Pemilih Tetap) sebanyak 196 orang, yang terdiri dari 93 orang laki-laki, 103 orang perempuan dan 2 orang penyandang disabilitas.


Tiba saat penghitungan suara, surat demi surat dibuka oleh panitia dan disaksikan oleh setiap perwakilan caleg dan juga disaksikan secara terbuka oleh warga. Saksi dan warga yang kebetulan menonton hasil penghitungan suara terlihat saling bersorak bila setiap pilihanya disebut oleh panitia TPS. Selesai penghitungan suara mereka tetap tertawa lepas dan mengucapkan selamat pada lawan yang menang. Meskipun raut wajah dari yang kalah tampak murung, mereka tetap berkata, "Siapapun yang menang kita doakan semoga mereka dapat memimpin dan membangun negara Indonesia." TS berharap pemilu damai dan aman seperti di Kelurahan Sukorame dapat ditiru oleh kampung-kampung lain di pelosok negeri ini. Karena pemilu adalah pesta demokrasi, agan/sista harus merayakannya dengan penuh sukacita.

Dear rakyat Indonesia, pemilu telah selesai. Jangan sampai tali silaturahmi kebangsaan agan/sista putus hanya karena disebabkan pasangan politik yang kita usung kalah. Sekali tali silaturahmi kebangsaan terputus, maka percuma agan/sista mengikuti pemilu. Ayo dukung hasil pemilu 2019 untuk Bangsa Indonesia yang maju, makmur, dan disegani di mata internasional. Saatnya merajut persatuan dan mensukseskan keberlanjutan pembangunan untuk kemajuan Negara Indonesia. Lawan oknum-oknum yang terus menyebar hoax dan berusaha memecah belah persatuan.