CahayahalimahAvatar border
TS
Cahayahalimah
Keunikan Seputar Pemilu yang Saya Rasakan
Jurnal Pemilu di Daerah Saya


Keunikan Seputar Pemilu yang Saya Rasakan
Sumber foto: Kaskus dok




Dimulai pada hari Senin, panitia pemilu, sudah mulai berkeliling untuk membagikan formulir atau surat undangan ke warga untuk pergi ke TPS sesuai dengan nomer yang tertera.

Ketika dibagikan formulir ke rumah, formulir dengan nama saya tidak ada gansis, memang, pada pemilu tahun 2014 lalu, saya masih mencoblos di daerah tempat orangtua.

Meskipun sudah pindah alamat di mana suami saya tinggal, tetap nama saya belum terdaftar, pikir saya, alamat milih di sana lagi.

Pada hari selasanya formulir dengan nama saya ada, bersyukur bisa memilih bareng suami.

Ternyata saya salah, meski tahun ini saya mencoblos di alamat yang sama dengan suami.

Akan tetapi TPS kami terpisah, suami TPS 114 bersama mertua, saya TPS 113 sendiri.

Hari ini Rabu, tanggal 17 April 2019, hari yang ditunggu datang juga, mau datang ke TPS saja hati dag dig dug tidak karuan.

Suami memutuskan untuk pergi ke TPS siang, saya hanya pergi dengan anak. Jarak TPS dari rumah hanya 200 meter, tidak sampai lima menit.

Tiba di TPS pukul. 08.17 wib, panitia masih sibuk memberesi surat suara, bantalan, paku, bilik pun baru dipasang.

Apakah sudah tradisi jam karet? Diberita saya saksikan pemilu dimulai jam 7.00 wib, ini sampai lewat satu jam.

Akhirnya saya meletakkan formulir di meja pendaftaran ulang, peserta sudah banyak yang menunggu, untungnya tidak lama, acara dimulai.

Panitia daftar ulang memperlihatkan formulirnya dibalik, bahwa dimulai berurut dari yang paling awal meletakkan formulirnya.

Menunggu hampir 15 menit, anak saya tidak sabar, dia minta sama ayahnya yang di rumah.

Saya lihat tumpukan formulir begitu banyak, akhirnya saya memutuskan untuk mengantar anak pulang terlebih dahulu, jarak rumah dengan TPS hanya berjarak 200 meter, tidak sampai lima menit.

Ada dua sesi pemanggilan
1. Panggilan untuk tandatangan
2. Panggilan untuk mencoblos

Ketika balik lagi, sudah ada yang dipanggil untuk menyuarakan pilihan mereka, sudah jam 09.00 wib, nama saya belum dipanggil untuk panggilan pertama (1), sedangkan tetangga saya sudah yang datang belakangan.

Berhubung saya kenal dia, akhirnya saya bertanya:

"Tadi naro formnya baru apa dari tadi pagi?" Jawabannya baru. Saya ke depan bertanya kepada panitia, siapa tahu ketika saya mengantar anak pulang kelewat.

Emosi menghampiri, saya yang datang lebih awal, kenapa saya yang dipanggil belakangan? Dengan nada kesal, saya hanya memasang muka masam kepada panitianya.

Sambil menunggu, sambil ikut rubuhan di Kaskus, sesekali memerhatikan panitia pendaftaran, telinga mendengarkan panggilan kedua (2) untuk ke bilik suara.

Memang benar ketika saya memerhatikan, ada pemungut suara baru datang, langsung disuruh tandatangan, kesal semakin menjadi.

Saya bertanya kepada wanita muda di sebelah kanan saya, "Apakah panggilan untuk tandatangan, memengaruhi panggilan kita untuk mencoblos?"

Jawabannya, "iya", saya merutuk, menumpahkan kekesalan saya kepada wanita tersebut.

Panggilan atas nama saya sudah terdengar, mengeluh untuk kesekian kali kepada petugas pemberian surat suara.

Kaget ketika melihat petugas yang menjadi saksi, ternyata saya merutuk sama petugas kpps nya.

Setelah selesai, memasukkan ke bilik sesuai warna, saya langsung pulang masih dengan emosi karena dicelak.

Sudah 50 meter berjalan saya lupa belum mencelupkan tinta ke jari, panitianya juga tidak memerhatikan saya.

Mengingat saya ingin mengikuti even di kaskus dapat uang jajan, akhirnya saya balik lagi, untuk mencelupkan tinta.

Panitia bertanya, kenapa balik lagi? Tanpa memberi jawaban saya langsung menuju ke meja di mana tinta diletakkan.

Alhasil panitia penjaga tintanya disalahkan, bagaimana kalau saya tidak jujur, bisa saya salah gunakan dengan menggunakan KTP kan gansis?

Spoiler for dokpri:


Ternyata bukan itu saja gansis, TPS 114, di mana sang suami mencoblos, kehabisan kertas suara, akhirnya mereka pindah ke TPS 113, di mana saya mencoblos, untungnya hanya berjarak 100 meter.

Meskipun bisa berpindah TPS, ternyata kertas suaranya pun tidak cukup. Niat sebagai warga negara untuk tidak golput harus digugurkan faktor kelalaian manusia.

Spoiler for dokpri:



Quote:


Keunikan pemilu tahun ini, kami sudah dianugerahkan seorang putra, dan ditengah orang pada mengantri, putra saya berisik, hingga dapat mencairkan suasana yang sedikit memanas.

Setelah selesai pencoblosan dengan kejadian yang belum pernah saya rasakan sebelumnya dari pemilu-pemilu lalu, kami sekeluarga menonton televisi untuk menyaksikan quick account.

Quote:


Sejenak saya melupakan even yang diadakan Kaskus bagi-bagi uang jajan, sudah seperti ikut Ujian Nasional, melihat perhitungan cepat di televisi, tiba-tiba ada notif masuk.

Rasa deg-degan berubah menjadi senang, akhirnya saya mendapatkan uang jajan dari Kaskus.

Spoiler for ANTI BOLOS NYOBLOS CLUB:


Memang di daerah saya tidak ada keunikan yang dilakukan panitia berhubungan dengan acara pemilu kemarin, mereka hanya memakai baju batik.
Spoiler for Keunikan yang Saya Rasakan:


Semua keunikan yang saya rasakan terbayar oleh Kaskus sebagai pemenang.

Terimakasih yang sudah mau membaca.


Keep smile and istiqamah

Jakarta, 18 April 2019
Kamis, 12:55
Diubah oleh Cahayahalimah 21-04-2019 05:44
delia.adelAvatar border
anasabilaAvatar border
anasabila dan delia.adel memberi reputasi
8
7.3K
25
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan