SALAM MERDEKA KAWAN !!!

:merdeka:garudadidadaku

Sebenarnya ada banyak cara bagaimana kita menunjukkan bukti rasa nasionalisme kita kepada negara tercinta ini, seperti mengikuti upacara bendera setiap hari senin ketika kita di sekolah, ikut mencoblos pemilihan umum presiden/kepala daerah/gubenur, taat membayar pajak negara, dan lain sebagainya.



Tanggal 17 April 2019 kita akan menghadapi sebuah peristiwa yang terjadi satu kali selama lima tahun yaitu Pemilu (Pemilihan Umum). Dimana kita akan memilih para calon pemimpin negara yang baru dan para pemimpin daerah yang baru juga untuk periode 2019-2024.

Berdasarkan data dari KPU yang diliris oleh detik.com, partisipasi pemilih pada Pilpres 2014 sebesar 69,58 persen. Sementara pada pemilu legislatif 2014 partisipasi 75,11 persen, dan Pilpres 2009 partisipasi sebesar 71,17 persen. Sehingga bisa disebutkan angka golput pada Pilpres 2014 sebesar 30,42 persen meningkat dari Pilpres 2009 dan Pileg 2014. Meskipun turunnya pastisipasi terhadap pemilu tidak terlalu besar akan tetapi hal tersebut cukup menyimpulkan bahwa kesadaran kita terhadap pemilu itu masih kecil.



Ngomong - ngomong tentang turunnya pastisipasi peserta pemilu, otomatis kita akan membahas tentang para kaum GOLPUT ini. Apa seh golput itu? . Golput merupakan singkatan dari Golongan Putih. Golongan ini merupakan golongan yang sengaja tidak mengesahkan cara pencoblosan dalam pemilu, karena mencoblos bagian putih surat suara atau mencoblos semua kandidat partai peserta. Istilah golput ini berawal dari gerakan protes pemuda pada pemilu pertama periode Orde Baru tahun 1971. Tokoh yang terkenal mimimpin gerakan ini yaitu Arief Budiman.







Bagaimana tanggapan kalian tentang quote di atas? Setuju / Tidak? . Ane sangat setuju dengan qoute di atas. Seperti yang ane jelaskan di atas bahwa salah satu bukti kita memiliki rasa nasionalisme yaitu kita ikut nyoblos dalam pemilu.

Di negeri kita yang tercinta ini, kita mengelan kaum millenial, kaum emmak - emmak dan kaum bapak - bapak. Setiap kaum pasti memiliki perbedaan dalam ngekritisi suatu hal, termasuk pemilu ini. Bagi ane meskipun tingkat pendidikan kita berbeda tetapi kita sebagai manusia sudah ditanamkan sejak kecil, bagaimana menghargai sesuatu, apapun itu termasuk yang ada dalam negara sendiri. Para pemilih yang benar - benar menggunakan hak pilihnya saat pencoblosan, meskipun mereka tidak kritis tapi mereka peduli apa yang ada dalam negara tercinta Indonesia. Pernah dengar kata - kata " Jadi Orang Jangan Terlalu Kritis " ? . Nah bagi ane orang yang terlalu kritis itu sebenarnya orang yang tidak mampu untuk benar - benar mengkritisi sesuatu. Contoh seperti ini, kalian beranggapan bahwa kalian kritis, menilai para calon wakil rakyat ini tidak ada yang benar sehingga kalian memutuskan golput saja karena merasa benar. Sekarang ane balik tanya pada golongan putih ini, kalian sanggup tidak mengurus negara ini? . Dalam pemilu kitamemilih para calon wakil rakyat ini karena bagi kita setidaknya mereka mampu untuk mengurus dan menimpin negara ini menuju negara yang lebih baik. Kalau kalian tidak percaya kepada para calon wakil rakyat ini kenapa kalian tidak ikut saja mencalonkan diri dalam pemilu, jangan golput.



Para pemilih yang melakukan golput bagi ane mereka adalah pecundang negara. Tidak ada orang yang kata kritis tapi dia menjadi seorang pecundang. Jadi ayo kita sama - sama sukses Pemilu 2019 ini. Buktikan pada negeri bahwa kita cinta dan peduli pada tanah air ini.



Oke itulah pendapat ane mengapa kita tidak boleh golput. Dimana ada awal di situ juga pasti ada akhir, begitu juga dengan thread ini. Terima kasih untuk kalian yang sudah mampir ke thread ini semoga info yang disampaikan bermanfaat untuk semua. Sampai jumpat di thread ane selanjutnya. Ane pamit.