- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pemilu Yang Tidak Diinginkan


TS
pog94
Pemilu Yang Tidak Diinginkan

sumber: google.com
17 April besok Indonesia melaksanakan pesta demokrasi pemilihan presiden-wakil presiden dan anggota legislatif tingkat daerah sampai pusat. Banyak orang menunggu gelaran hajatan 5 tahunan ini. Baik menunggu karena ingin tahu siapa presiden Indonesia tahun 2019-2024, juga menunggu karena ingin pemilu segera berakhir.
Di balik antusias pemilu 2019 ada satu hal miris yang entah kita sadari atau tidak. Pesta demokrasi ini seperti tidak diinginkan.
Pernah mendengar ada orang yang bilang "semoga pemilu cepat berlalu, biar gak ada cebong dan kampret lagi" dan berbagai kalimat sejenis yang intinya pemilu harus berakhir agar indonesia tidak terpecah belah lagi.
Bagi saya, mereka seperti tidak menginginkan adanya pemilu. Mereka seperti siswa di sekolah yang terpaksa ikut ujian karena kalau tidak berarti tidak naik kelas/lulus.
Kalau melihat sejarahnya, pemilu yang bebas seperti sekarang ini dulu sangat didambakan. Setelah lelah dengan rezim orde baru yang berkuasa selama 32 tahun, akhirnya pemilu yang bebas dilaksanakan.
20 tahun kemudian, pemilu berubah layaknya ajang untuk memecah belah Indonesia. Siapa pelakunya? Entah, silahkan jawab sendiri. Bisa jadi saya, kamu, anda, dia, mereka, atau bahkan kita semua yang membikin pemilu menjadi seperti ini.
Ada yang merasa lebih jokowi dari jokowi, begitu pun sebaliknya. Ada yang merasa lebih prabowo dari prabowo. Tiba-tiba, banyak hal disangkut-pautkan dengan politik. Bergaya mengacungkan 2 jari saat swafoto disebut kampret, kalau 1 jari dituduh cebong. Padahal kan cuma masalah jumlah jari yang diacungkan, tidak lebih.
Ada juga yang sampai ribut dengan teman, tetangga, rekan kerja, bahkan keluarga hanya karena beda pilihan. Seolah-olah pilihan politik adalah sebuah dosa besar. Padahal setiap orang punya hak untuk memilih siapa yang ingin dipilihnya. Ini seperti saya suka musik rock dan kamu pop, saya suka bubur diaduk dan kamu tidak. Sebuah hal yang lumrah terjadi, kan? Tidak perlu sampai dibesar-besarkan.
Bagi orang-orang yang memilih tidak menjadi die hard fansperselisihan ini melelahkan, bahkan tidak pantas untuk ditonton. Efeknya, lahirlah orang-orang yang merasa politik tidak lebih dari tahi kucing. Menganggu ketentraman hidup dan akhirnya memilih untuk golput.
Jadi di bagian mana "pesta" nya ini terjadi? Kalau dari hulu ke hilir sama saja. Bukan "pesta" namanya, tapi pertarungan antara dua kubu.
Kalau kebetulan kamu merasa tidak menginginkan pemilu, sama saya juga begitu. Tapi gimana lagi, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, pemilu harus ada dan harus dilaksanakan.
Lagian mungkin nanti 2024 cebongnya dah jadi kodok dan kampret dah jadi batman~
See you~
0
252
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan