- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Karyawan BUMN Setuju Pembentukan Holding Penerbangan?
TS
anarchy0001
Karyawan BUMN Setuju Pembentukan Holding Penerbangan?
Quote:
Senin, 15 Apr 2019 12:07 WIB
Karyawan BUMN Setuju Pembentukan Holding Penerbangan?

Karyawan BUMN Setuju Pembentukan Holding Penerbangan?

Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana membentuk holding BUMN penerbangan. Sempat terdengar kabar bahwa karyawan salah satu perusahaan pelat merah menolak rencana tersebut, yaitu Serikat Karyawan PT Angkasa Pura II (Sekarpura II).
Sekretaris Jendral DPP Sekarpura II Trisna Wijaya menjelaskan bahwa pihaknya belum menentukan sikap atas rencana dibentuknya holding BUMN penerbangan.
"Belum ada sikap menolak atau menerima," kata dia ketika dihubungi detikFinance, Jakarta, Senin (15/4/2019).
[table][tr][td]Baca juga: Rini, Holding BUMN Penerbangan dan Surat ke Sri Mulyani[/td]
[/tr]
[/table]
Dia mengatakan, ada karyawan yang memang menolak rencana tersebut. Namun dari Serikat Karyawan masih mempelajari rencana Kementerian BUMN.
"Kalau di suara-suara bawah anggota bervariasi, ada yang menolak ada yang masih minta kajian. Tapi yang keluar dari serikat resmi (masih) mengkaji ya, dalam hal ini mendalami terhadap risiko-risiko, dampak positif maupun negatif terkait rencana holding ini sendiri," jelasnya.
[table][tr][td]Baca juga: Rini: Kementerian BUMN akan Hilang Digantikan Super Holding[/td]
[/tr]
[/table]

Pihaknya ingin ada kepastian bahwa Kementerian BUMN bisa mengatasi risiko-risiko yang bakal muncul jika nantinya holding penerbangan dibentuk.
"Apakah memang risiko-risiko ini nanti ke depannya bisa dimitigasi, di-barrieratau bagaimana. Karena kebetulan informasinya sih task force dari Kementerian BUMN juga masih baru bekerja, jadi belum ada dokumen apapun terkait risiko finance dan lain-lainnya yang kita bisa sharing ya, dibagi ya," tambahnya.(ara/ara)
Sekretaris Jendral DPP Sekarpura II Trisna Wijaya menjelaskan bahwa pihaknya belum menentukan sikap atas rencana dibentuknya holding BUMN penerbangan.
"Belum ada sikap menolak atau menerima," kata dia ketika dihubungi detikFinance, Jakarta, Senin (15/4/2019).
[table][tr][td]Baca juga: Rini, Holding BUMN Penerbangan dan Surat ke Sri Mulyani[/td]
[/tr]
[/table]
Dia mengatakan, ada karyawan yang memang menolak rencana tersebut. Namun dari Serikat Karyawan masih mempelajari rencana Kementerian BUMN.
"Kalau di suara-suara bawah anggota bervariasi, ada yang menolak ada yang masih minta kajian. Tapi yang keluar dari serikat resmi (masih) mengkaji ya, dalam hal ini mendalami terhadap risiko-risiko, dampak positif maupun negatif terkait rencana holding ini sendiri," jelasnya.
[table][tr][td]Baca juga: Rini: Kementerian BUMN akan Hilang Digantikan Super Holding[/td]
[/tr]
[/table]

Pihaknya ingin ada kepastian bahwa Kementerian BUMN bisa mengatasi risiko-risiko yang bakal muncul jika nantinya holding penerbangan dibentuk.
"Apakah memang risiko-risiko ini nanti ke depannya bisa dimitigasi, di-barrieratau bagaimana. Karena kebetulan informasinya sih task force dari Kementerian BUMN juga masih baru bekerja, jadi belum ada dokumen apapun terkait risiko finance dan lain-lainnya yang kita bisa sharing ya, dibagi ya," tambahnya.(ara/ara)
Quote:
Bikin Holding BUMN Penerbangan, Ini Alasan Rini Soemarno
MARKET - Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
15 April 2019 11:25

MARKET - Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
15 April 2019 11:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri BUMN Rini Soemarno menyatakan alasan pembentukan perusahaan induk (holding) di bidang penerbangan agar bisa melakukan investasi lebih banyak. Indonesia sebagai negara kepulauan membutuhkan banyak transportasi udara sehingga investasi diperlukan demi konektivitas masyarakat.
"Karena itu yang kita pelajari adalah neraca dari perusahaan ini, holdingdibentuk tidak terlepas untuk melihat sehingga neracanya lebih besar, sehingga kita bisa melakukan investasi yang lebih banyak," kata Rini di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (15/4/2019), usai pencatatan Dinfra Jasa Marga dan Mandiri Manajemen Investasi.
Saat ini, pemerintah tengah menggodok pembentukan perusahaan holding di bidang penerbangan. Pemerintah tengah melakukan kajian dengan menggunakan konsultan asing yakni PT PricewaterhouseCooper Consulting Indonesia (PwC)."Kita lihat di negara lain, Doha bandaranya dengan penerbangannya Qatar Airways, di Dubai itu juga Dubai Airport juga sama dengan Emirates. Jadi kita ingin melihat [sinergi BUMN penerbangan] ," lanjut Rini.

Rini melanjutkan investasi yang dilakukan di bidang penerbangan juga tidak bisa selalu mengandalkan dana pemerintah, sehingga pembentukkan holding menjadi strategi.
"Tentunya kita harus melakukan banyak investasi. Kita tidak hanya bisa bergantung dari dana pemerintah saja, kita harus melakukan hal seperti ini," pungkasnya.
PT Survai Udara Penas (Penas) yang disebut-sebut akan menjadi induk usaha dari holding BUMN sektor penerbangan tersebut. Kabar ini dikonfirmasi dari hasil kajian PT PricewaterhouseCooper Consulting Indonesia (PwC).
Sebelumnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga mengungkakan akan mulai membahas rencana pembentukan holdingBUMN penerbangan. Dia mengaku telah menerima draf usulan dari Kementerian BUMN.

PT Survai Udara Penas (Penas) disebut-sebut akan menjadi induk usaha dari holding BUMN sektor penerbangan tersebut. Penas merupakan salah satu BUMN yang lahir pada 31 Mei 1961.
Adapun daftar perusahaan yang akan tergabung ke dalam holding BUMN Penerbangan di antaranya adalah:
[ul]
[li]PT Survai Udara Penas (Penas)[/li]
[li]PT Angkasa Pura I (AP I)[/li]
[li]PT Angkasa Pura II (AP II)[/li]
[li]PT Garuda Indonesia Tbk (Garuda)[/li]
[li]PT Pelita Air Services (Pelita Air)[/li]
[li]Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav)[/li]
[/ul]
"Karena itu yang kita pelajari adalah neraca dari perusahaan ini, holdingdibentuk tidak terlepas untuk melihat sehingga neracanya lebih besar, sehingga kita bisa melakukan investasi yang lebih banyak," kata Rini di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (15/4/2019), usai pencatatan Dinfra Jasa Marga dan Mandiri Manajemen Investasi.
Saat ini, pemerintah tengah menggodok pembentukan perusahaan holding di bidang penerbangan. Pemerintah tengah melakukan kajian dengan menggunakan konsultan asing yakni PT PricewaterhouseCooper Consulting Indonesia (PwC)."Kita lihat di negara lain, Doha bandaranya dengan penerbangannya Qatar Airways, di Dubai itu juga Dubai Airport juga sama dengan Emirates. Jadi kita ingin melihat [sinergi BUMN penerbangan] ," lanjut Rini.

Rini melanjutkan investasi yang dilakukan di bidang penerbangan juga tidak bisa selalu mengandalkan dana pemerintah, sehingga pembentukkan holding menjadi strategi.
"Tentunya kita harus melakukan banyak investasi. Kita tidak hanya bisa bergantung dari dana pemerintah saja, kita harus melakukan hal seperti ini," pungkasnya.
PT Survai Udara Penas (Penas) yang disebut-sebut akan menjadi induk usaha dari holding BUMN sektor penerbangan tersebut. Kabar ini dikonfirmasi dari hasil kajian PT PricewaterhouseCooper Consulting Indonesia (PwC).
Sebelumnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga mengungkakan akan mulai membahas rencana pembentukan holdingBUMN penerbangan. Dia mengaku telah menerima draf usulan dari Kementerian BUMN.

PT Survai Udara Penas (Penas) disebut-sebut akan menjadi induk usaha dari holding BUMN sektor penerbangan tersebut. Penas merupakan salah satu BUMN yang lahir pada 31 Mei 1961.
Adapun daftar perusahaan yang akan tergabung ke dalam holding BUMN Penerbangan di antaranya adalah:
[ul]
[li]PT Survai Udara Penas (Penas)[/li]
[li]PT Angkasa Pura I (AP I)[/li]
[li]PT Angkasa Pura II (AP II)[/li]
[li]PT Garuda Indonesia Tbk (Garuda)[/li]
[li]PT Pelita Air Services (Pelita Air)[/li]
[li]Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav)[/li]
[/ul]
Quote:
mau penghematan penerbangan nih..
jadi di gabung semua jadi satu, sekalian penyehatan keuangan soalnya kita tahu Garuda, Pelita, Angkasa Pura modalnya besar dan keuntungannya kecil.


jadi di gabung semua jadi satu, sekalian penyehatan keuangan soalnya kita tahu Garuda, Pelita, Angkasa Pura modalnya besar dan keuntungannya kecil.


0
1.2K
Kutip
5
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan