- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Johan Budi, Bukan Favorit Anak Muda tapi…
TS
melolaksani
Johan Budi, Bukan Favorit Anak Muda tapi…
Assalamuallaikum Wr.Wb gan
Sumbernya nih gan
Quote:
TR dalam berbagai kesempatan selalu mendorong anak muda terjun ke politik. Politik Indonesia butuh darah segar dengan ide-ide baru dan yang terpenting terbebas dari beban dosa masa lalu. Kalau emosional, pengen banget potong generasi di DPR. Tapi itu terlalu ekstrim. Gak bagus.
Yang pasti di TR salah satu kriteria caleg yang kita pilih untuk di-Unboxing biasanya berusia di bawah 50 tahun. Nah tapi di unboxing kali ini menampilkan Johan Budi, yang berusia sedikit di atas 50 tahun. Kehadiran Johan di gedung parlemen ini sangat menarik. Mengingat karier profesional Johan lama di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Kalau selama ini koruptor sering disimbolkan dengan tikus, rencana Johan nyemplung ke gedung DPR ibarat memasukkan kucing ke lumbung padi penuh tikus. Menarik kan?
Pertanyaannya, apakah kehadiran Johan akan membantu melenyapkan perilaku binatang pengerat di DPR? Ataukauh justru Johan yang akan bersekutu dengan para tikus? Coba kita unboxing dulu caleg PDIP di Dapil Jawa Timur VII yang meliputi Ngawi, Pacitan, Ponorogo, Magetan, dan Trenggalek ini.
Yang pasti di TR salah satu kriteria caleg yang kita pilih untuk di-Unboxing biasanya berusia di bawah 50 tahun. Nah tapi di unboxing kali ini menampilkan Johan Budi, yang berusia sedikit di atas 50 tahun. Kehadiran Johan di gedung parlemen ini sangat menarik. Mengingat karier profesional Johan lama di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Kalau selama ini koruptor sering disimbolkan dengan tikus, rencana Johan nyemplung ke gedung DPR ibarat memasukkan kucing ke lumbung padi penuh tikus. Menarik kan?
Pertanyaannya, apakah kehadiran Johan akan membantu melenyapkan perilaku binatang pengerat di DPR? Ataukauh justru Johan yang akan bersekutu dengan para tikus? Coba kita unboxing dulu caleg PDIP di Dapil Jawa Timur VII yang meliputi Ngawi, Pacitan, Ponorogo, Magetan, dan Trenggalek ini.
Quote:
Nama: Johan Budi SP
Dapil: Jawa Timur VII (Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan dan Trenggalek)
Partai: PDIP
Dapil: Jawa Timur VII (Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan dan Trenggalek)
Partai: PDIP
Spoiler for Latar Belakang:
Johan lahir di Mojokerto, Jawa Timur, 29 Januari 1967, dengan nama lengkap Johan Budi Sapto Prabowo. Jenjang pendidikan dasar hingga menengah atas dirampungkannya di kota kelahiran. Johan baru hijrah ke lain kota saat kuliah di jurusan Teknik Gas, Fakultas Teknik (FT) Universitas Indonesia (UI).
Lulus dari FT UI pada 1992, Johan bekerja di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi di Lembaga Minyak dan Gas Bumi (LEMIGAS). Namun selain bekerja di bidang migas, Johan juga memiliki passion di bidang jurnalistik yang ia rintis sejak kuliah.
Johan tercatat pernah mengikuti kursus jurnalistik dan public relations yang diselenggarakan UI (1988) dan Mahkamah Agung (1997). Hingga pada 1994, pria berkacamata ini berhasil menjadi kolumnis di harian Media Indonesia. Tak kurang dari lima tahun, Johan menjadi kolumnis di harian milik taipan media Surya Paloh tersebut.
Seiring berjalan waktu, Johan semakin yakin untuk berprofesi di media. Ia keluar dari LEMIGAS pada 1996, dan langsung beralih profesi sebagai reporter dan editor penuh di Majalah Forum Keadilan, yang sebetulnya sudah ia jalani sejak setahun sebelumnya. Lima tahun kemudian Johan bergabung dengan Majalah Tempo.
Untuk mengasah kemampuan kewartawanannya, Johan kembali mengikuti kursus Jurnalistik Cetak dan Televisi di Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT) & ABC News Melbourne, Australia (2002).
Namun namanya baru dikenal saat Johan melamar bekerja di KPK, dan diangkat sebagai juru bicara lemabaga anti-rasuah itu.
Bahkan Johan sempat menjadi Ketua KPK pada 2015 saat terjadi kekosongan pimpinan menyusul sengketa dengan kepolisian. Presiden Joko Widodo mengangkat Johan sebagai pimpinan sementara KPK bersama Taufiequrachman Ruki dan Indriyanto Seno Adji.
Terakhir, Presiden Jokowi mengangkat Johan sebagai juru bicara kepresiden mulai 2016.
Lulus dari FT UI pada 1992, Johan bekerja di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi di Lembaga Minyak dan Gas Bumi (LEMIGAS). Namun selain bekerja di bidang migas, Johan juga memiliki passion di bidang jurnalistik yang ia rintis sejak kuliah.
Johan tercatat pernah mengikuti kursus jurnalistik dan public relations yang diselenggarakan UI (1988) dan Mahkamah Agung (1997). Hingga pada 1994, pria berkacamata ini berhasil menjadi kolumnis di harian Media Indonesia. Tak kurang dari lima tahun, Johan menjadi kolumnis di harian milik taipan media Surya Paloh tersebut.
Seiring berjalan waktu, Johan semakin yakin untuk berprofesi di media. Ia keluar dari LEMIGAS pada 1996, dan langsung beralih profesi sebagai reporter dan editor penuh di Majalah Forum Keadilan, yang sebetulnya sudah ia jalani sejak setahun sebelumnya. Lima tahun kemudian Johan bergabung dengan Majalah Tempo.
Untuk mengasah kemampuan kewartawanannya, Johan kembali mengikuti kursus Jurnalistik Cetak dan Televisi di Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT) & ABC News Melbourne, Australia (2002).
Namun namanya baru dikenal saat Johan melamar bekerja di KPK, dan diangkat sebagai juru bicara lemabaga anti-rasuah itu.
Bahkan Johan sempat menjadi Ketua KPK pada 2015 saat terjadi kekosongan pimpinan menyusul sengketa dengan kepolisian. Presiden Joko Widodo mengangkat Johan sebagai pimpinan sementara KPK bersama Taufiequrachman Ruki dan Indriyanto Seno Adji.
Terakhir, Presiden Jokowi mengangkat Johan sebagai juru bicara kepresiden mulai 2016.
Spoiler for Pros:
Johan itu “barang” serius. Selama berkiprah di KPK, Johan tak pernah macam-macam. Alias tak terseret kasus apapun. Jangan salah, petinggi-petinggi KPK sering kali menjadi sasaran dua hal: kalau bukan suap, ya ancaman teror.
Kita masih ingat betul bagaimana Ketua KPK saat itu Antasari Azhar terperosok pada kasus pembunuhan bermotif cinta segitiga antara dirinya, Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasruddin Zulkarnaen, dan perempuan bernama Rani Juliani.
Johan di lain pihak, mampu melewati kariernya di KPK tanpa cela. Singkatnya, Johan adalah sosok yang terlalu bagus untuk kita sia-siakan lewat begitu saja.
Kita masih ingat betul bagaimana Ketua KPK saat itu Antasari Azhar terperosok pada kasus pembunuhan bermotif cinta segitiga antara dirinya, Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasruddin Zulkarnaen, dan perempuan bernama Rani Juliani.
Johan di lain pihak, mampu melewati kariernya di KPK tanpa cela. Singkatnya, Johan adalah sosok yang terlalu bagus untuk kita sia-siakan lewat begitu saja.
Spoiler for Cons:
Semenarik analogi kucing yang masuk kandang tikus di DPR, Johan memilih PDIP sebagak kendaraan politiknya. Seperti kita ketahui, PDIP masih menjadi partai dengan jumlah koruptor terbanyak di antara partai lain.
Entahlah. Mungkin ada bagusnya Johan masuk lewat PDIP. Toh PDIP memiliki kader dengan jumlah koruptor terbanyak juga karena kader mereka juga yang paling banyak menduduki jabatan publik. Kalau ada partai gurem yang suka menggoreng bahwa PDIP partai terkorup, harusnya mereka sadar diri. Jangan-jangan kalau dihitung berdasarkan persentase kader mereka yang menduduki jabatan publik, ya sama saja.
Namun soal Johan di PDIP itu, kita khawatir kapasitas dan kapabilitas terbaik ayah dua anak ini tak maksimal hanya karena bergabung dengan partai yang punya banyak catatan korupsi.
Entahlah. Mungkin ada bagusnya Johan masuk lewat PDIP. Toh PDIP memiliki kader dengan jumlah koruptor terbanyak juga karena kader mereka juga yang paling banyak menduduki jabatan publik. Kalau ada partai gurem yang suka menggoreng bahwa PDIP partai terkorup, harusnya mereka sadar diri. Jangan-jangan kalau dihitung berdasarkan persentase kader mereka yang menduduki jabatan publik, ya sama saja.
Namun soal Johan di PDIP itu, kita khawatir kapasitas dan kapabilitas terbaik ayah dua anak ini tak maksimal hanya karena bergabung dengan partai yang punya banyak catatan korupsi.
Spoiler for Conclusion:
Membersihkan DPR dari orang-orang korup adalah hal teramat penting untuk kondisi Indonesia saat ini. Korupsi bukan perkara uang negara yang menguap entah ke mana (ya ke kantong koruptor sih). Tapi juga soal rusaknya mental yang membuat pemerintahan berjalan tak efektif dan masa depan bangsa yang suram.
Johan bisa jadi bukan caleg yang terlihat asyik buat anak muda. Johan bukan sosok yang sering bicara mewakili kepentingan gaya hidup anak muda. Namun, fakta korupsi masih menjadi masalah besar negeri ini, kita butuh anggota legislatif seperti Johan Budi. Yang bersih dan biasa membersihkan koruptor.
Sampai-sampai Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah pun gerah dan menuding Johan haus kekuasaan dengan mencalonkan diri ke Senayan. Kayak situ gak haus kekuasaan saja pak.
Kesimpulan akhir, Johan pantas mewakili kita (daripada Fahri).
Johan bisa jadi bukan caleg yang terlihat asyik buat anak muda. Johan bukan sosok yang sering bicara mewakili kepentingan gaya hidup anak muda. Namun, fakta korupsi masih menjadi masalah besar negeri ini, kita butuh anggota legislatif seperti Johan Budi. Yang bersih dan biasa membersihkan koruptor.
Sampai-sampai Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah pun gerah dan menuding Johan haus kekuasaan dengan mencalonkan diri ke Senayan. Kayak situ gak haus kekuasaan saja pak.
Kesimpulan akhir, Johan pantas mewakili kita (daripada Fahri).
Sumbernya nih gan
0
1.1K
Kutip
5
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan