Baik Gan Sist saya akan bercerita dan beropini ya tentang Bullying atau Perundungan ini.












Awal tahun ajaran baru saat anak kedua harus mulai beralih ke jenjang selanjutnya yaitu Sekolah Menengah Pertama.

Kami berusaha mencarikan tempat belajar yang baik dengan kemampuannya yang rata-rata. Karena pada semester ke dua dia ingin pindah dan berkumpul dengan kami sebagai orang tua kandungnya, karena selama tiga belas tahun ikut dengan bude nya.

Dari tiga sekolah yang kami pilih ternyata diterima pada SMPN yang baru. Dengan informasi "anaknya nakal-nakal" dari sumber yang tidak diragukan.
Rasa was-was tentu mengganggu hati seorang ibu. Beda dengan Ayahnya yang santai.

Bulan pertama sebagai murid baru dia jalani dengan santai, dan suka ria, hingga pada bulan ke tiga atau ke empat mulai terlihat perubahan pada tingkah laku (murung dan uring-uringan).

Pelan kami korek keterangan, yang akhirnya bercerita dimusuhi, diolok, dipalak dan dikasari. Ibu mana yang rela anaknya diperlakukan seperti itu.

Kami datangi BK dan mengeluhkan perihal perlakuan yang kurang menyenangkan yang dialami anak kami. Dengan cerita sesuai yang dialami anak. Guru BK pun menjanjikan akan membantu menyelesaikan masalah itu.

Seminggu berlalu tak ada perkembangan. Anak semakin ogah masuk sekolah tak semangat. Mulai keluar tanduk di kepala ini saat anak menunjukkan ancaman dan kata kasar J*nc*k yang ditulis temannya yang memusuhi pada sesobek kertas.

Naik pitam ya! Tapi kewarasan tetap harus dijaga, sepertinya guru BK belum bertindak maksimal. Berbekal nomor ponsel salah satu teman yang ikut membully mulai kami lakukan komunikasi, mengingatkan bahwa kami bisa bertindak melaporkan pada pihak berwajib, apa yang mereka perbuat pada anak kami.

Sepertinya ada yang pandai bermain drama diantara mereka sehingga mereka memusuhi anak kami.



Kami menciba mencari jawaban mengapa itu terjadi,
Ternyata mereka yang membully,

1. MeniruMerasa mereka ada dalam sebuah acara drama televisi (Terlalu sering lihat drakor atau sinetron)

2. Minimnya pengetahuan Akhlak dan Budi Pekerti yang seharusnya diberikan sejak dini.

3. Lingkungan yang tidak kondusif, bisa di rumah atau sekitar rumah. Yang menggiring mereka melakukan tindakan buruk.



Jangankan di jaman milenia begini jaman stasiun televisi hanya TVRI, bullying atau perundungan telah ada, pelaku ya itu-itu saja, korbannya juga itu-itu jua. Jadi apa penyebabnya?

Bisa jadi usil, bisa juga ada kecemburuan juga mencari perhatian ini bisa termasuk dalam kategori kelainan

Enak-enak bermain tanpa ada hujan petir tiba-tiba si X menangis membuat si Y bengong, dan si X mengadu pada ibunya bila diganggu si Y. Tanpa babibu cincing baju dan ngomelin anak orang yang tak melakukan apa-apa.

Saat itu belum ada teknologi canggih, koran saja hanya pegawai yang bisa beli.





"Harapan kami jangan ada perundungan lagi dalam bentuk apapun baik melukai fisik maupun psikis seseorang.
Kita ajarkan kebaikan, empati yang tinggi dan cara menyelesaikan masalah dengan baik."