Kaskus

News

indonesiaupdateAvatar border
TS
indonesiaupdate
Partisipasi Pemilih Pemula Menentukan Masa Depan Bangsa
Partisipasi Pemilih Pemula Menentukan Masa Depan Bangsa

JPP, BITUNG - Generasi muda, khususnya pemilih pemula, perlu berpartisipasi dalam pemilu sehingga memiliki pengalaman dalam peran serta menentukan masa depan bangsa.

Untuk itu para siswa dan mahasiswa perlu melengkapi diri dengan informasi yang valid dan akurat, bersumber dari media yang benar, serta menolak hoaks dalam kehidupan bersama.

Pernyataan itu disampaikan Tenaga Ahli Utama Kedeputian V Kantor Staf Presiden Theofransus Litaay dalam event ‘Sosialisasi Pemilu kepada Pemilih Pemula dan Pemilih Muda’ yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Utara yang diikuti oleh para siswa SMA dan mahasiswa di Kota Bitung.

Acara yang dibuka Komisioner KPU Kota Bitung Iten Kojongian menghadirkan tiga narasumber yaitu Tenaga Ahli Utama Kedeputian V Kantor Staf Presiden Theofransus Litaay, Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jeirry Sumampouw, dan Pakar politik Universitas Sam Ratulangi Ferry Liando.

Litaay mengutip hasil survei yang dilakukan Mastel (masyarakat telekomunikasi) mengemukakan bahwa, “Sebenarnya bagi sebagian besar masyarakat informasi hoaks telah menjadi gangguan bagi masyarakat bahkan menciptakan gangguan bagi stabilitas pembangunan.”

Dijelaskan bahwa saat ini sering dikenal sebagai era post-truth, dimana informasi bohong pun sering dijadikan sebagai alat politik. “Berbagai negara telah mengalaminya,” kata Theofransus Litaay.

Oleh sebab itu, selain mengajak para pemilih pemula untuk mewaspadai hoaks, Litaay juga mengajak para pemilih untuk mewaspadai praktek disinformasi dalam tahun politik ini.

Menurut Litaay, data Kementerian Komunikasi dan Informasi bahkan menunjukkan bahwa semakin banyak warga masyarakat yang dapat mengenali informasi hoax, akibatnya pelaku hoaks mulai bergeser ke arah penyebaran informasi yang bersifat disinformasi (penyesatan).

Dari segi ketahanan nasional, menurut Theofransus Litaay, tantangan terbesar, persatuan dan kesatuan bangsa, dipengaruhi oleh penyalahgunaan teknologi untuk penyebaran hoaks/informasi bohong.

“Hoaks telah dijadikan sebagai alat politik. Tingkatan ancamannya sudah pada level menciptakan perpecahan antar anak bangsa. Mempertajam perbedaan dan memunculkan berbagai bentuk ujaran kebencian,” tegasnya.

Masalahnya sebagaimana ditunjukkan oleh survei Mastel, media sosial menjadi sumber informasi banyak pihak. “Oleh sebab itu dibutuhkan kedewasaan dan kearifan dalam mengelola informasi yang anda terima setiap hari,” ungkapnya.

Ajakan untuk Memilih

Ditanya oleh peserta mengenai Golongan Putih atau ‘Golput’, Theo menggambarkan bahwa hak untuk memilih dan tidak memilih adalah hak asasi setiap orang, namun terkait dengan masalah ‘Golput’ perlu dilihat dari konteks sejarahnya.

Fenomen ‘Golput’ yang muncul tahun 1980an merupakan reaksi terhadap sistem Orde Baru yang otoriter dan macetnya demokrasi di masa tersebut. ‘Golput’ sebenarnya dimaksudkan untuk mempromosikan demokrasi yang sesungguhnya, bukan untuk tidak berpartisipasi dalam demokrasi.

“Adik-adik pemilih perlu mengingat bahwa demokrasi yang kita nikmati saat ini merupakan hasil perjuangan panjang, termasuk para senior yang menyuarakan‘Golput’ di era Orde Baru agar lahir demokrasi yang sesungguhnya. Saat ini kita telah menikmati demokrasi yang mereka idealkan sehingga tentunya perlu berpartisipasi dan bukan‘Golput’,” pungkas Litaay.

Sementara itu, Ferry Liando menyampaikan bahwa memang apatisme yang ada pada pemilih, khususnya anak muda, bisa saja mendorong munculnya‘Golput’. Namun tentunya apatisme itu akan beralasan jika tidak ada demokrasi yang hidup, maupun tidak adanya perubahan. Sedangkan yang terjadi saat ini adalah hidupnya demokrasi sehingga para pemilih muda tidak perlu ragu untuk berpartisipasi.

Disampaikan oleh Ferry Liando, bahwa para pemilih muda dan pemilih pemula perlu membuat keputusan untuk memilih berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh calon anggota legislatif. Rekam jejak calon perlu dikritisi secara cermat.

Menurut Liando inilah yang disebut sebagai pemilih politis, yaitu pilihan seseorang dilakukan berdasarkan kemampuan dan kapasitas yang dimiliki seorang alon, pemilih percaya bahwa yang dipilihnya berdasarkan rekam jejak yang baik dari calon.

Namun menurut Liando, masih banyak juga pemilih sosiologis yang memilih berdasarkan kesamaan suku atau agama. Kepada para pemilih muda, Liando berpesan agar, “Yang penting tidak menjadi pemilih yang pragmatis, yang mana hanya memilih berdasarkan sesuatu yang telah diberikan oleh calon terkait, serta tidak apatis.”

Pilih yang Berintegritas

Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jeirry Sumampouw dalam kesempatan tersebut menjelaskan tentang nilai strategis pemilu 2019 yang dilaksanakan secara serentak baik pemilu untuk memilih Presiden maupun memilih anggota DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kota atau Kabupaten.

“Orang seringkali hanya ingat kepada pemilu Presiden pada tahun 2019 ini, padahal ada pemilu legislatif untuk memilih para wakil kita di DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten Kota. Ini perlu kita berikan perhatian juga, agar yang terpilih nanti adalah orang-orang yang memiliki integritas dan komitmen untuk memperjuangkan amanat penderitaan rakyat,” ujar Sumampouw.

Disampaikan oleh Jeirry bahwa lembaga legislatif sangat strategis, “Karena ikut menentukan program dan anggaran pembangunan, kita perlu memastikan bahwa orang-orang baik yang duduk di dalamnya.” Jeirry Sumampouw selanjutnya memberikan penjelasan mengenai proses pemilihan umum khususnya dalam tahapan pemungutan suara di TPS.

Diingatkan oleh Sumampouw, bahwa mengingat cukup banyak daftar yang harus dibaca di bilik suara, maka sebaiknya pemilih telah mencari informasi terlebih dahulu tentang latar belakang para calon anggota legislatif yang akan dipilihnya. Salah satu strategi mengenali calon anggota legislatif adalah dengan mengakses lewat internet laman https://calegpedia.id .

“Kesediaan seorang caleg untuk menyediakan informasi kepada publik mengenai dirinya merupakan salah satu ukuran positif caleg tersebut,” pungkas Sumampouw. (ksp/nbh)


Sumber : https://jpp.go.id/polhukam/politik/3...a-depan-bangsa

---

Kumpulan Berita Terkait POLHUKAM :

- Partisipasi Pemilih Pemula Menentukan Masa Depan Bangsa Di Depan Komisi II DPR, KPU Sulsel Sampaikan Kesiapan Gelar Pemilu 2019

- Partisipasi Pemilih Pemula Menentukan Masa Depan Bangsa Kesiapan KPU di Pemilu Serentak 2019 di Masa Kampanye Rapat Umum

- Partisipasi Pemilih Pemula Menentukan Masa Depan Bangsa Kemendikbud Tegaskan Pendidikan Indikator Kemajuan Bangsa

0
85
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan