Halo agan – agan pegimane kabarnye?! Gak kerasa yah sebentar lagi kita akan menyelenggarakan pemilu pada 17 April mendatang. Gimana agan udah punya kandidat yang mau dipilih? Kalau belum sekarang masih ada waktu loh buat cari - cari info. Beda pilihan gak masalah yang jadi masalah adalah kalau kita apatis dan memutuskan untuk tidak memililih alias golput. Nah, apa aja sih alasan orang golput?! Mangga ke TKP!
Quote:
Sejak Pemilu Tahun 1999, tingkat partisipasi rakyat Indonesia selalu di atas 90%. Namun sekarang itu tinggal cerita, tahun - tahun berikutnya kadar Golput senantiasa di atas 15% dari jumlah pemilih baik untuk pemilihan legislatif maupun eksekutif. Tahun ini pun momok golput masih membayangi nuansa pemilu di tanah air tapi apakah memang Golput tidak bisa diobati? Nah, trit ini akan mengulas 4 alasan orang rata - rata golput dan gimana cara untuk menanggulanginya terutama di masa mendatang.
PERTAMA
Tidak Diminta dan Didorong untuk Memilih
Quote:
Oh thanks GOD we have kaskus! Sepengetahuan ane gak banyak platform medsos yang berkontribusi dalam mendorong penggunanya untuk memilih. Apalagi platform yang ramai sekarang dipakai itu kan berasal dari luar yah. Kaskus? Beda banget. Karena kaskus berasal dari Indonesia so, komunitas kesayangan kita ini juga peduli ternyata dengan arah politik bangsa. Bangga ane!
Anyway, tahukan agan bahwa banyak orang yang memutuskan enggak memilih karena mereka ternyata tidak pernah didorong atau diminta untuk memilih? Data penelitian civicyout.org, sebuah organisasi yang fokus pada riset masyarakat membeberkan bahwa banyak anak muda yang akhirnya tidak memilih karena mereka tinggal di lingkungan yang senyap dari hingar bingar pemilihan. Hal ini diperparah dengan tidak adanya informasi – informasi yang relevan dan mudah diakses terkait pemilu. Seperti siapa saja calonnya dan kapan serta tempat penyelenggaraannya.
SOLUSI Secara konsisten hasil penelitian menyatakan bahwa kampanye efektif melalui door-to-dooratau menyelenggarakan event untuk mendorong masyarakat memilih di basis daerah yang memiliki banyak “GOLPUTERS” akan sangat baik dalam mensosialisasikan pemilu ketimbang hanya melalui imbauan telepon/email. Bersyukur sih di Indonesia nuansa pemilu lebih terasa dengan banyaknya iklan kampanye wara-wiri setidaknya itu pun bisa menjadi amunisi tambahan melawan golput.
KEDUA
Tidak Diajarkan Apa dan Bagaimana Hubungan Pemilu dengan Jalannya Pemerintahan & Gimana Cara Ikut Pemilu
Quote:
Quote:
Kapanpun anak muda disurvei tentang pemilu hampir 20% yang mengaku tidak tahu dan tidak terlalu yakin apakah mereka memang bisa ikut pemilu atau tidak. Lebih dari itu, pemahaman mengenai apa dampak dari pemilu ini bagi jalannya pemerintahan juga masih amat minim. Mereka tidak terpapar cukup edukasi mengenai bagaimana sistem demokrasi dapat berjalan salah satunya melalui pemilu yang jurdil & luber. SOLUSI Ajarkan mereka yang bahkan belum genap 18 tahun untuk mengenal sistem pemerintahannya. Sekolah memang mengajarkan banyak hal tentang administrasi negara tapi bukankah guru terbaik adalah pengalaman. Mungkin suatu waktu nanti, pemerintah bisa memerangi benih – benih GOLPUT di usia muda dengan secara aktif membuat program seperti kursus politik dimana anak – anak muda secara bebas bergabung dan membagi pendapatnya tentang pemilu dan pemerintahan kita.
KETIGA Terlalu Banyak Kendala untuk Nyoblos
Quote:
Meskipun negara telah menjamin hak konstitusional setiap warga negara Indonesia untuk berpartisipasi dalam pesta politik ini. Sayangnya, ada saja mereka yang berhalangan untuk hadir. Macam – macam, ada yang karena sakit, bentrok dengan agenda lain, hingga tidak mendapatkan ijin karena masih bekerja di kantor (Alasan terakhir ini nampaknya tidak relevan lagi karena hari nyoblos kan libur yah gan). Memang kita tidak bisa menjamin semua pemegang suara bisa nyoblos tepat pada waktunya. Apalagi yang terkendala administrasi klasik seperti keabsahan ktp dll.
SOLUSI Pemerintah sudah berusaha untuk memudahkan warga negaranya nyoblos pada hari pemilu. Selain meliburkan hari pada momen pemilihan. Pemerintah juga sudah berkoordinasi dengan memudahkan lokasi pemilihan berdasarkan domisili, asal memiliki beberapa surat keterangan yang dibutuhkan. Mantap deh pokoknya. Nah, mungkin ke depan teknologi seperti pemilihan secara online bisa diwacanakan untuk diterapkan. Meskipun akan mengundang pro dan kontra pastinya hehehe.
KEEMPAT
Tidak tertarik dengan Politik & Merasa Memilih atau Tidak pun Gak akan Ada Bedanya.
Quote:
Satu, mereka tidak suka dengan kandidatnya atau isu yang ditawarkannya kepada calon konstituennya. Pernah gak sihkita merasa tiba – tiba banyak wajah gak dikenal di baliho – baliho terus meminta – minta kita untuk pilih dia. Helooo. Siapa anda gitu kan?! Apa kontribusi elu dalam hidup gua ya kan. Mungkin ini yang dirasakan mereka yang berada pada kategori ke empat ini. Mereka merasa bahwa tidak ada bedanya, milih atau golput karena tidak ada yang akan berubah. Rachel Farington pendiri Voting Counts mengatakan, banyak orang mengaku tidak merasakan adanya hubungan antara keseharian mereka dengan politik. Itulah sebabnya mereka tidak datang ke TPS.
SOLUSI Ini menjadi satu bukti penting bahwa tidak hanya kita calon pemilih yang harus cari tahu tapi calon – calon yang akan dipilih pun mesti aktif memperkenalkan diri mereka dan program apa yang mereka tawarkan kepada masyarakat. Membangun koneksi selalu diawali dengan perkenalan diri. Jikalau calon – calon legislatif misalnya, mau lebih “dekat” dan membangun koneksi mereka harus terlebih dahulu berusaha berempati dengan situasi kondisi konstituennya. Sehingga mereka bisa merancang program yang benar – benar baik bagi masyarakat dan memberikan gambaran nyata dampak dari pemilu yang diselenggarakan.
Segini aja dulu gan trit ane mengenai alasan orang golput dan obat untuk mengatasinya, jangan ragu untuk komen kalau agan punya pengalaman atau pengetahuan lain tentang hal ini. Cheers!