Berawal dari terlalu banyak waktu kosong saya di waktu kerja dan mulai baca lagi forum ini, saya tertantang untuk menulis cerita yang sebetulnya belum selesai karena saya belum mati.
Sebelumnya mohon maaf atas kalau ada kesamaan nama dan kejadian dalam cerita ini, saya tidak ada maksud apa-apa cuma nyindir hehe
Maksud utama saya menulis ini bukan untuk membuka aib atau menyombongkan seseatu tapi ambillah hikmah dari cerita ini bahwa segala seseatu ada resikonya dan tanggung jawab atas apa yang kita lakukan.
Quote:
"Yang, aku kekosanmu agak siang yaa, ngerjain tugas sama anak-anak. Gapapa kan?"
"Gapapa yang, Nitip mie ayam bagong yaa yang"
"Oke yang" Sms dari ratna
14 Februai 2013, saya selalu ingat kapan pertama kali saya meniduri perempuan. Tapi sudah lupa berapa perempuan yang sudah saya tiduri.
Ratna adalah orang yang sial sial tapi enak pada hari itu, hubungan saya sama ratna sebenarnya masih terbilang normal untuk anak muda jaman itu, makan nonton dan segala aktivitas pacaran sehat pada umumnya. Bahkan dikosan pun hanya sekedar cium pipi dan ngerjain tugas.
Tapi pada hari itu, cerita dari si Iman Penjahat Kelamin teman kos saya pada malam sebelumnya sukses meracuni pikiran saya
"Semalem gue keluar di dalem lagi bro" Sela si iman ditengah canda
"Asik, bisa liat bayi dikosan"
"Pala lu pitak, puyeng ini gue" Hardiknya sambil menyedot intisari plastik
"Lagian kenapa lu gak keluar di perut?" Tanyanya, masih polos saudara-saudara
"Enak jing, lu mangkanya jangan coli doang, percuma punya pacar bohay"
"Enaknya 5 menit, puyengnya seumur hidup, masih takut juga gue sama dosanya"
"Pake kondom kalo takut gak bisa nahan, kalo masalah dosa mah, lu gak bercinta juga udah numpuk dosa lu"
NUMPUK DOSA LU...
Beberapa kata dari iman yang sedikit meruntuhkan benteng, dan memperkuat setan didiri saya
Quote:
"Tok..tok..tok"
Seketika buru buru sembunyiin 2 pcs kondom yang semalam dikasih sama iman
"Siapaaa?"
"Akuuu" Suara yang tidaklah asing, ratna datang lebih awal
"Katanya siang yang, baru jam 10 kok udah kesini?"
"Iya, temenku yang mau nugas pada jalan malah, yaa aku mendingan kesini"
"Nih, makan dulu yang, aku ambilin mangkoknya yaa" Sembari mengulurkan seplastik mie ayam favorit
"Siap nyonya"
"Yang, kok kamu gemeteran makannya yang? Udah laper banget yaa?"
"Iya kayaknya yang, gak biasanya"
Gemetar itu padahal terjadi karena memikirkan bagaimana cara melancarkan eksekusi dengan arahan dari iman semalam yang terdengar mudah.
Tanpa ada angin, hujan, tornado ataupun badai sisilia, tangan ratna tak sengaja menyenggol tangan saya yang sedang menggenggam mangkok mie ayam dengan tak terlalu kokoh. Tumpahlah mangkok dan mie ayamnya kearah kemeja putih sebelah bawah kanan ratna
"yang.. yaang., yaaang panas"
"Maaf maaf yang maaf" Sembari membersihkan apa yang bisa dibersihkan dan disingkirkan
"Yangg gimanaa, aku gabawa baju ganti lagi yang" Mukanya memelas, gemas
"Tenang yang, sini aku cuciin dulu aja, kamu pake baju daleman kan yang?"
"Iyaa, tapi malu, cuma yukensi yaang"
"Yaelah kayak sama siapa aja, cepet sini, keburu gak bisa ilang nodanya"
"Iya iyaa, madep belakang!!!!"
Seketika pikiran ini berubah menjadi terang sekali, semesta mendukung..
Saya bertanggung jawab dengan mencuci pakaiannya, sementara ratna bersihkan mie ayam yang tumpah, lapar hilang, nafsunya datang. Otak ini bukan memikirkan bagaimana mencuci dengan bersih, tapi malah memikirikan segala jurus dan kemungkinan yang terjadi untuk melancarkan eksekusi. Tapi ada satu kalimat dari iman yang masih dipegang sampai sekarang "Buat wanita nyaman, kalo udah nyaman dia bisa kasih segala"
Quote:
"Cantik, bajunya udah kucuci dan kujemur, kalo belum kering pake baju aku aja yaa, ada yang muat kayaknya"
"Terus sekarang aku gimana yang?" Memelas lagi, Gemas lagi
"Yaa santai aja yang, kan dikosanku ini, gak ada yang liat lagi selain aku"
"hmmm..hmm"
Mukanya makin gemas kalo lagi gitu, Ratna punya keturunan tionghoa, jadi agak sedikit wajah tionghoanya. Badannya agak pendek, kulit putih, rambut lurus sebahu, kacamata, dan punya dua gunung yang kokoh besar layaknya gede-pangrango
Quote:
Hari itu saya mencoba untuk biasa saja dan tidak mau terlihat nyaman, ingat Nyaman..
Nonton film di laptop, ndusel ndusel manja, dan ciuman yang sedikit sedikit, eh tau tau banyak. Semakin larut suasana ditambah kosan saya yang temaram karena hanya pakai lampu tidur. Kali ini gundukan ratna benar benar membuat saya tidak fokus hingga pada momen yang saya rasa tepat.
"Yang, izin.."
Gundukan itu sudah ada di genggaman saya, kudaki gunung lewati lembah, pencet pencet bel receptionist, gundukannya tak mengeluarkan suara, tapi mulutnya iyaa.
Lampu hijau..
Hingga tidak ada seutas benang pun yang tersisa, kondom dari iman tak jadi dipakai, karena saking amatirnya saya susah masangnya dan takut kondomnya terbalik..
Penetrasi pertama terjadi
Tidak lama, adik saya sudah menyembur, dan syukurnya diperut
Waktu terasa berhenti, seketika terbayang dosa yang sudah tercipta atas apa yang sudah saya lakukan, merasa terbebani sekali
Hingga ratna bangun dan memeluk saya dari belakang, dengan air mata yang menetes dikeluarkannya kalimat yang setiap bajingan benci sekali
"Kamu gak bakal pergi dan nikahin aku kan yang?"
Kalimat yang beberapa kali saya dengar, dan tetap menyiksa...
Di cerita ini akan banyak cerita tentang pergaulan bebas remaja khususnya terkait ranjang dan wanita, tapi akan ada sedikit cerita keluargan dan perjuangan anak rantau yang mungkin cukup menarik untuk dibaca..