- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
ILC TV One, Pengamat: Bukan Prabowo yang Bagus, Tapi Karena Kekecewaan ke Jokowi


TS
db84x3
ILC TV One, Pengamat: Bukan Prabowo yang Bagus, Tapi Karena Kekecewaan ke Jokowi
Quote:
Rabu, 10 April 2019 07:45
TRIBUN-TIMUR.COM - Pemirsa setia Talkshow ILC TV One tadi malam disuguhkan perdebatan seru tentang hasil akhir Pilpres 2019.
Presiden ILC TV One Karni Ilyas m engangkat tema El Clasico Jokowi vs Prabowo Siapa Pemenangnya.
ILC TV One mengundang juru bicara-juru bicara dari pasangan 01 Jokowi - KH Maruf Amin dan 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Ferdinand Hutahaean, Haikal Hasan, Dahnil Anzar hadir.
Dini Purwono, Razman Nasution, dan Maruarar Sirait hadir.
Masing-masing mendapat kesempatan memaparkan konsep kemenangan atas calonnya.
Peneliti Burhanuddin Muhtadi, pengamat komunikasi Effendi Gazali, dan pengamat politik Hendri Satrio juga tampil.
Efendi Gozali dan Burhanuddin Muhtadi mengawali ILC TV One tadi malam dengan pandangan-pandangannya yang multi perspektif.
Sementara Pengamat politik sekaligus Analisis Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menyoroti performa penantang tidak ada yang luar biasa.
Hendri Satrio justeru menyebut performa Jokowi yang mengecewakanlah sehingga memberi angin segar dan euforia bagi kubu Prabowo.
Capres bernomor urut 01 Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia atau 'Ibu Pertiwi' saat ini justru sedang mendulang banyak prestasi di bawah kepemimpinannya sebagai kepala negara sejak 2014.
Menurut Jokowi, pernyataan capres bernomor urut 02 Prabowo Subianto bahwa Ibu Pertiwi sedang “dirudapaksa” seperti diungkapkan dalam kampanye akbar di Stadion Utama GBK pada Minggu pagi, adalah salah.
"Jangan sampai ada yang ngomong Ibu Pertiwi sedang dirudapaksa. Yang benar adalah Ibu Pertiwi sedang berprestasi," ujar Jokowi dalam deklarasi dukungan dari komunitas olahraga, pemuda, influencer, dan disabilitas di ICE BSD, Tangerang, Banten, Minggu, 7 April 2019.

TRIBUN-TIMUR.COM - Pemirsa setia Talkshow ILC TV One tadi malam disuguhkan perdebatan seru tentang hasil akhir Pilpres 2019.
Presiden ILC TV One Karni Ilyas m engangkat tema El Clasico Jokowi vs Prabowo Siapa Pemenangnya.
ILC TV One mengundang juru bicara-juru bicara dari pasangan 01 Jokowi - KH Maruf Amin dan 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Ferdinand Hutahaean, Haikal Hasan, Dahnil Anzar hadir.
Dini Purwono, Razman Nasution, dan Maruarar Sirait hadir.
Masing-masing mendapat kesempatan memaparkan konsep kemenangan atas calonnya.
Peneliti Burhanuddin Muhtadi, pengamat komunikasi Effendi Gazali, dan pengamat politik Hendri Satrio juga tampil.
Efendi Gozali dan Burhanuddin Muhtadi mengawali ILC TV One tadi malam dengan pandangan-pandangannya yang multi perspektif.
Sementara Pengamat politik sekaligus Analisis Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menyoroti performa penantang tidak ada yang luar biasa.
Hendri Satrio justeru menyebut performa Jokowi yang mengecewakanlah sehingga memberi angin segar dan euforia bagi kubu Prabowo.
Capres bernomor urut 01 Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia atau 'Ibu Pertiwi' saat ini justru sedang mendulang banyak prestasi di bawah kepemimpinannya sebagai kepala negara sejak 2014.
Menurut Jokowi, pernyataan capres bernomor urut 02 Prabowo Subianto bahwa Ibu Pertiwi sedang “dirudapaksa” seperti diungkapkan dalam kampanye akbar di Stadion Utama GBK pada Minggu pagi, adalah salah.
"Jangan sampai ada yang ngomong Ibu Pertiwi sedang dirudapaksa. Yang benar adalah Ibu Pertiwi sedang berprestasi," ujar Jokowi dalam deklarasi dukungan dari komunitas olahraga, pemuda, influencer, dan disabilitas di ICE BSD, Tangerang, Banten, Minggu, 7 April 2019.

Quote:
Sementara itu, kebocoran APBN hingga Rp 2.000 triliun yang baru-baru ini disampaikan Komisi Pemberantasan Korupsi ditanggapi Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Amin.
Kubu petahana menanggap, kebocoran penerimaan negara menyebut bahwa hal itu sudah berlangsung sejak era Orde Baru.
Anggota TKN, Eva Kusuma Sundari, menyampaikan di era pemerintahan saat ini justru tengah memperbaiki sistem agar kebocoran terus ditekan.

Quote:
Effendi Gazali soal Hasil Survei
Pengamat Politik dan Pakar Komunikasi, Effendi Gazali menantang pemirsa yang saksikan ILC TVOne secara langsung di studio maupun lewat layar kaca, Selasa (09/04/2019) malam.
Tantangan itu berupa pertanyaan terkait seberapa yakin seseorang terhadap lembaga-lembaga survei yang membiayai survei secara mandiri.
"Berapa dari anda di studio ini percaya lembaga-lembaga survei kita sedang membiayai sendiri setiap kali melakukan survey? Ada yang percaya di studio ini?," tanyanya saat ILC bertema "El Clasico Jokowi VS Prabowo: Siapa Pemenangnya?" pada Selasa (09/04/2019) malam.
Tidak cukup di studio, Effendi Ghazali langsung bertanya kepada penonton yang mungkin menyaksikan lewat layar kaca.
"Dan yang di rumah ada yang percaya?," timpalnya.
Namun, tidak ada satu orangpun yang merespon dan mengiyakan di studio. Bahkan, Karni Ilyas tampak tertawa kecil ketika Effendi Ghazali menyanyakan hal itu.
"Jadi begini. Apa yang kamu tipu, aku pun tipu kamu. Artinya, tidak sedikit publik merasa lembaga survei memang engkau menipu aku, maka ketika dikau menanyakan kepadaku. Aku pun menipu kamu," imbuh dia.
Effendi Gazali mengatakan pengambilan istilah El Clasico dalam tema ILC malam ini merupakan judul luar biasa.
Jika berkaca dari hasil survei, maka hasil survei bisa jadi indikator penentuan pemenang Pilpres 2019.
Namun, catatannya jika survey berjalan sebagaimana biasanya dan sebagaimana adanya.
"Dengan jumlah survei yang besar menyatakan pasangan 01 yang akan menang. Dan sangat sedikit, seperti terkesan tidak terkenal lembaga yang menyatakan 02 menang. Kalau semua normal-normal saja, ya 01 yang menang," terang Effendi Gazali.
Untuk hasil lembaga-lembaga survei hari ini, Effendi Gazali mencoba melihat dari sudut pandang dengan memparalelkannya dengan false truth Alan Sokal yang dilakukan dengan memasukkan tulisan pada jurnal terkenal Social Text.
Alen Sokal melakuan tes memasukkan sebuah tulisan dengan dua pendekatan. Pertama, kelihatan isinya bagus. Kedua, memuji-muji dengan menggunakan posisi ideologis dari editornya apakah diterima atau tidak.
"Ternyata diterima. Baru kemudian dia (Alan Sokal_red) buat tulisan lain bahwa semua yang saya tulis itu bohong. Semua itu hoaks," jelasnya.
Effendi Ghazali mencontohkan ketidakpercayaan hasil lembaga surevi pernah terjadi di Amerika Serikat. Menurut dia, kita tidak mesti berpegang kepada lembaga survei terkenal, tapi lembaga survei kecilpun bisa akurat kalau mampu menangkap apa yang sedang ada dalam masyarakat.
"Misal DKI Jakarta. Lembaga-lembaga survei pada Pilkada mengatakan hasilnya berada dalam margin of error, ternyata kemudian Anies Baswedan itu menang dengan selisih 15,9 persen," timpal dia.
Contoh lain Pilkada Jawa Tengah, ada lembaga survei memberikan Sultan Said dan Ida hanya 13 persen, namun hasilnya mencapai 41,22 persen.
"Di Jawa Barat, ada yang memberikan Sudrajat Said itu 8 persen, tapi hasil akhirnya 28,74 persen," tutur dia.
Effendi Gazali melihat fenomena Pilpres 2019 kali ini hampir sama dengan di Amerika Serikat.
"Dikatakan agak gampang membenci Trump atau it's hard to like Hillary Clinton," tandasnya.
Indonesia Lawyers Club (ILC) adalah acara diskusi di stasiun televisi swasta TVOne setiap hari Selasa mulai pukul 20.00 WIB.
Topik-topik hangat yang jadi buah bibir di masyarakat Indonesia selalu dibahas di forum ILC.
Tak hanya soal politik, tapi juga bidang lain seperti sosial, hukum, kesehatan dan bidang-bidang lainnya.
Kupasan menjadi tajam karena menghadirkan narasumber berkompeten dan profesional. (tribun-timur.com)
Editor: Mansur AM
http://makassar.tribunnews.com/2019/...aan-ke-jokowi.
Pengamat Politik dan Pakar Komunikasi, Effendi Gazali menantang pemirsa yang saksikan ILC TVOne secara langsung di studio maupun lewat layar kaca, Selasa (09/04/2019) malam.
Tantangan itu berupa pertanyaan terkait seberapa yakin seseorang terhadap lembaga-lembaga survei yang membiayai survei secara mandiri.
"Berapa dari anda di studio ini percaya lembaga-lembaga survei kita sedang membiayai sendiri setiap kali melakukan survey? Ada yang percaya di studio ini?," tanyanya saat ILC bertema "El Clasico Jokowi VS Prabowo: Siapa Pemenangnya?" pada Selasa (09/04/2019) malam.
Tidak cukup di studio, Effendi Ghazali langsung bertanya kepada penonton yang mungkin menyaksikan lewat layar kaca.
"Dan yang di rumah ada yang percaya?," timpalnya.
Namun, tidak ada satu orangpun yang merespon dan mengiyakan di studio. Bahkan, Karni Ilyas tampak tertawa kecil ketika Effendi Ghazali menyanyakan hal itu.
"Jadi begini. Apa yang kamu tipu, aku pun tipu kamu. Artinya, tidak sedikit publik merasa lembaga survei memang engkau menipu aku, maka ketika dikau menanyakan kepadaku. Aku pun menipu kamu," imbuh dia.
Effendi Gazali mengatakan pengambilan istilah El Clasico dalam tema ILC malam ini merupakan judul luar biasa.
Jika berkaca dari hasil survei, maka hasil survei bisa jadi indikator penentuan pemenang Pilpres 2019.
Namun, catatannya jika survey berjalan sebagaimana biasanya dan sebagaimana adanya.
"Dengan jumlah survei yang besar menyatakan pasangan 01 yang akan menang. Dan sangat sedikit, seperti terkesan tidak terkenal lembaga yang menyatakan 02 menang. Kalau semua normal-normal saja, ya 01 yang menang," terang Effendi Gazali.
Untuk hasil lembaga-lembaga survei hari ini, Effendi Gazali mencoba melihat dari sudut pandang dengan memparalelkannya dengan false truth Alan Sokal yang dilakukan dengan memasukkan tulisan pada jurnal terkenal Social Text.
Alen Sokal melakuan tes memasukkan sebuah tulisan dengan dua pendekatan. Pertama, kelihatan isinya bagus. Kedua, memuji-muji dengan menggunakan posisi ideologis dari editornya apakah diterima atau tidak.
"Ternyata diterima. Baru kemudian dia (Alan Sokal_red) buat tulisan lain bahwa semua yang saya tulis itu bohong. Semua itu hoaks," jelasnya.
Effendi Ghazali mencontohkan ketidakpercayaan hasil lembaga surevi pernah terjadi di Amerika Serikat. Menurut dia, kita tidak mesti berpegang kepada lembaga survei terkenal, tapi lembaga survei kecilpun bisa akurat kalau mampu menangkap apa yang sedang ada dalam masyarakat.
"Misal DKI Jakarta. Lembaga-lembaga survei pada Pilkada mengatakan hasilnya berada dalam margin of error, ternyata kemudian Anies Baswedan itu menang dengan selisih 15,9 persen," timpal dia.
Contoh lain Pilkada Jawa Tengah, ada lembaga survei memberikan Sultan Said dan Ida hanya 13 persen, namun hasilnya mencapai 41,22 persen.
"Di Jawa Barat, ada yang memberikan Sudrajat Said itu 8 persen, tapi hasil akhirnya 28,74 persen," tutur dia.
Effendi Gazali melihat fenomena Pilpres 2019 kali ini hampir sama dengan di Amerika Serikat.
"Dikatakan agak gampang membenci Trump atau it's hard to like Hillary Clinton," tandasnya.
Indonesia Lawyers Club (ILC) adalah acara diskusi di stasiun televisi swasta TVOne setiap hari Selasa mulai pukul 20.00 WIB.
Topik-topik hangat yang jadi buah bibir di masyarakat Indonesia selalu dibahas di forum ILC.
Tak hanya soal politik, tapi juga bidang lain seperti sosial, hukum, kesehatan dan bidang-bidang lainnya.
Kupasan menjadi tajam karena menghadirkan narasumber berkompeten dan profesional. (tribun-timur.com)
Editor: Mansur AM
http://makassar.tribunnews.com/2019/...aan-ke-jokowi.

Diubah oleh db84x3 10-04-2019 12:19
1
3.6K
Kutip
94
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan