Pemerintah Kota beberapa bulan lalu mersmikan Cirebon Tourism on Bus (Citros). Tujuannya agar kunjungan wisata ke Kota Cirebon mengalami peningkatan, maklum Pemprov Jabar menargetkan 2 Juta wisatawan, karena Kota Cirebon mirip Malioboro di Yogyakarta. Sayangnya Citros sudah sepekan tidak beroprasi.

Kepala DPD Organda Cirebon Karsono menjelaskan, Citros tidak beroprasi karena mengalami kerusakan teknis, selain itu bus Citros akan dirubah lebih menarik dan nyaman digunakan. Namun demikian belum dipastikan kapan akan beroprasi.

"Doakan secepatnya bisa selesai, sedang diperbaiki dan di sempurnakan," katanya, Senin (8/4/2019).

Tarif Citros juga dinilai terlalu murah. Pihaknya ingin mengusulkan tarif Citros mengalami kenaikan, karena tidak sebanding dengan biaya perawatan dan kebutuhan lainnya.

"Kami ajukan minta kenaikan, selama ini biaya operasional terlalu besar, tidak sesuai dengan tarifnya.

Ditempat berbeda kepala Dinas Perhubungan kota Cirebon Atang Hasan terkesan cuci tangan. Karena memang sejak awal hibah Citros tidak dengan Disbub, melainkan dengan Organda. Bahkan soal tarif dan rute Organda yang menentukan, Disbub hanya mensetujuinya.

"Soal Citros sudah ke Organda semua, kami tidak ikut urusan itu, karena memang hibahnya dengan Organda," ungkapnya.

Kadishub menilai tarif Citros tidak sesuai dengan rute. Seharusnya sekali ke tempat wisata dikenakan biaya Rp 5000, bukan berkeliling tempat wisata dikenakan biaya hanya Rp 5000.

Di daerah lain, tarif Citros sudah sampai Rp 35.000 sekali naik. Angka tersebut dinilai sebanding dengan biaya operasional dan kebutuhan lainnya.