Sutopo alias Komeng (48) warga Jalan KL Yos Sudarso, Kelurahan Silalas, Kecamatan Medan Barat, tewas ditembak oleh sekelompok pemuda, Jumat (5/4).

Informasi yang diperoleh Waspada Online, korban tewas tertembak saat sekumpulan pemuda yang tinggal di Ampera melakukan penyerangan dengan membawa senjata laras panjang jenis softgun ke Jalan Gaharu, Kecamatan Medan Timur, tepat di perlintas rel kereta api.

Karena terkena peluru yang mengenai dada akhirnya korban meninggal dunia di Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Saat ditemui, Eko merupakan adik kandung korban mengaku penyerangan dilakukan sekelompok pemuda yang tinggal di Jalan Ampera dengan membawa senjata laras panjang air sofgun ke wilayah pinggiran rel Jalan Gaharu, usai Shalat Jumat.

“Saat terjadi tawuran abangku (korban-red) sedang duduk-duduk sembari merokok di dekat TKP. Kerena adanya aksi penembakan peluru malah mengenai dadanya dan meninggal dunia,” terangnya.

Eko mengungkapkan, selama hidupnya korban tidak pernah terlibat keributan atau bentrok antar kampung. Korban seharinya bekerja sebagai pekerja perabot.

“Kami dari keluarga berharap keluarga para pelaku secepatnya ditangkap dan diadili sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” harapnya.

Sementara itu, Kapolsek Medan Timur, Kompol M Arifin, saat dikonfirmasi membenarkan kasus penembakan yang menewaskan seorang warga tersebut ketika terjadi bentrok.

“Kasusnya masih didalami. Jasad korban sudah berada di rumah duka untuk dimakamkan,” pungkasnya. (wol/lvz/data2)

http://waspada.co.id/medan/komeng-te...-jalan-gaharu/
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Preman bantaran rel kereta api tiwas ditembak oleh preman bantaran sungai kah ?

Begitulah hiruk pikuknya medan, setiap hari selalu diwarnai aksi pemerasan, penganiayaan, parkir, palak, jambret,begal, perang antar geng, bentrok antar ormas okp, dan sejenisnya, dari zaman Orde Lama hingga kini

Konon katanya, mukapetak sumut, berbuat kriminal mulai dari usia dini belajar melangkah hingga masuk ke liang lahat, dimana tentu saja dalil stereotip ini ane nilai tidak berbobot, dan ane yakin, bahkan sesudah mati pun, di alam barzah, mukapetak tetep berbuat kriminal

Jalur nya selalu sama, jalur "rakyat kecil berwajah persegi" di sumut

1. waktu bocah jadi maling dan anarkis

2. waktu remaja jadi begal,jambret, malak parkir

3. waktu pemuda jadi preman ormas/okp/ps, nyambi begal,jambret, parkir, penadah, bandar narkoba

4. waktu pemuda paruh baya, jadi anggota DPRD/pejabat (bimsalabim tiba2 jadi jujur, anti korupsi, taat beribadah, dll)

Note: Tumbuh kembang mukapetak sumut berbeda dari species manusia lain di dunia, tumbuh kembang mereka hanya ada 3 tahap : bocah, remaja, pemuda (sampai kriput masuk liang kubur, TETAP PEMUDA)

Pilih ane jadi presiden, ane jadikan sumut sebagai hutan lindung, sekaligus sebagai reservasi species langka "PEMUDA ABADI"

Tanah Kaum Pemuda Abadi