Kaskus

News

sukhoivsf22Avatar border
TS
sukhoivsf22
70 Persen Bantuan Ayam kepada Warga Miskin Brebes,Ada Yang Mati hingga Dijual
Senin, 1 April 2019 20:27

70 Persen Bantuan Ayam kepada Warga Miskin Brebes,Ada Yang Mati hingga Dijual
tribunjateng/khoirul muzaki
Ilustrasi ternak ayam

TRIBUNJATENG.COM, BREBES - Pemerintah pusat telah memberikan bantuan ayam kepada warga yang tergolong miskin di Kabupaten Brebes. Pada 2018 lalu, terdapat 1.423.000 ekor bantuan ayam yang diberikan kepada 28.460 rumah tangga miskin (RTM).

Dari paparan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Berbes, drh Ismu Broto, dalam rapat dengar pendapat di DPRD Brebes, diketahui bantuan ayam dari
program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja) itu, 70 persen di antaranya bermasalah.

Ismu mengatakan, dari hasil monitoring
Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan P akan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, diketahui banyak ayam yang mati dan juga dijual oleh penerima bantuan.

"Catatan terakhir, ada sekitar 70 persen bantuan ayam yang telah disalurkan kepada keluarga miskin di Brebes bermasalah. Ada yang mati, kemudian ada yang dijual. Ini mayoritas terjadi di wilayah pantura Brebes," katanya, Senin (1/4/2019).

Terkait bantuan ayam yang dijual oleh penerima, katanya, hasil penjualannya kemudian dibelikan kambing yang kemudian diternak. Hal itu tidak diperbolehkan karena tidak sesuai peruntukan.

Selain diganti ternak, lanjutnya, ayam bantuan yang dijual ada yang dipergunakan untuk membayar sekolah anak atau untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.

"Bagi ayam yang mati dalam kurun tujuh hari setelah bantuan diterima, telah dilakukan penggantian. Namun bagi yang ternaknya mati lebih dari waktu tujuh hari tidak dilakukan penggantian," jelasnya.

Untuk penggantian ternak yang mati, pihaknya telah menyalurkan sebanyak 40.000 ekor. Jumlah ini sesuai dari data yang masuk ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan berdasarkan laporan dari lapangan.

Ia menambahkan, untuk ternak ayam yang dijual dan hasilnya untuk membeli kambing, mayoritas penerima melakukan itu karena keterbatasan lahan di rumahnya. Bagi lahannya yang cukup, mereka tetap memeliharanya.
Namun demikian, bagi penerima yang menjual untuk digantikan dengan ternak kambing tersebut justru sekarang berkembang.

"Kebanyakan bermasalah memang yang dijual. Kalau para penerima murni menjual bantuan ayamnya ini, dari kroscek di lapangan mereka memang membutuhkan untuk biaya hidup. Ada yang dipakai untuk membayar sekolah anak dan untuk makan sehari-hari," paparnya.

Menurut dia, faktor lain penerima bantuan menjual ayamnya karena memang ada pedagang yang menampung. Sehingga, mereka akhirnya terdorong untuk menjualnya.

"Fenomena ini kami temukan di wilayah Pantura Brebes, dan memang di wilayah ini paling banyak penerima bantuan yang bermasalah seperti ini," tambahnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, tujuan dikucurkannya bantuan ayam itu sebagai upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin. Sehingga ketika para penerima menjual bantuannya untuk membayar sekolah atau kebutuhan hidup lainnya sah-sah saja.

"Harusnya memang tidak dijual langsung ayamnya, tapi anakan atau telur ayam yang dijual sehingga bisa untuk memenuhi kebutuhan secara berkelanjutan. Kalau sanksi, ini kan bantuan bersifat hibah sehingga tidak ada sanksinya," pungkasnya.

Seperti diketahui, bantuan sebanyak 1.423.000 ekor ayam telah diberikan bagi 28.460 rumah tangga miskin (RTM) di Kabupaten Brebes. Selain itu, mereka juga menerima bantuan pakan 7.115.000 kilogram dan 28.460 paket obat serta vitamin. Penerima bantuan tersebut tersebar di 73 desa, di empat kecamatan yaitu Bumiayu, Ketanggungan, Wanasari, dan Bulakamba.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, Kementerian Pertanian telah menyalurkan bantuan dalam bentuk ayam dan kambing. Pada 2018 lalu, Kementerian Pertanian memberikan bantuan 1,4 juta untuk Brebes. Bantuan tersebut diberikan untuk membantu warga Brebes yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.

"Alhamdulillah 50 persen sudah bertelur. Itu untuk mengangkat kesejahteraan warga yang hidup di bawah garis kemiskinan. Harapan kita, 6 bulan sampai 1 tahun ke depan, mereka sudah tidak miskin lagi. Karena yang dinamakan miskin itu yang pendapatannya di bawah Rp 1,4 juta per bulan," katanya. (nal)

Penulis: m zaenal arifin
Editor: Catur waskito Edy
Sumber: Tribun Jateng

http://jateng.tribunnews.com/2019/04...-hingga-dijual
0
955
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan