Kaskus

Story

egalucuAvatar border
TS
egalucu
Egality 04/IV : Selingkuh
Bagian IV
Selingkuh.



Egality 04/IV : Selingkuh
Y-sika Veranda
(Maaf Fotonya aku curi @jcvrnd19)





Quote:




21 Mei aku kembali ke Hotel itu untuk melihat kondisi disana. Seperti yang kulihat, Hotel kembali hidup dengan keceriaan dan keamanan meski CCTV tak kunjung diperbaiki.

Sebelumnya pasti kalian bingung siapa aku? Identitas yang kalian tahu dari aku adalah. Namaku Ega dan aku adalah seorang Detektif imajinatif. Dengan kemampuan yang kusebut Egality aku bisa menangani kasus dengan mudah. Akan tetapi aku lebih dari itu. Nama asliku A.A. Made Megantara. Aku selalu menaiki sebuah motor beat hitam yang jarang aku cuci dan kuberi nama motorku Sped. Akan tetapi dia agak suka ngambek karena jarangnya aku servis. Sisanya adalah rahasia yang tidak perlu kalian ketahui.

Baik, kembali ke cerita. Sepulangnya dari Hotel itu, tepat di parkiran Hotel. Hidupku mulai diawasi oleh sesuatu yang tidak aku ketahui. Aku mencoba mengabaikannya akan tetapi ia seolah-olah ingin dijadikan pusat perhatian. Aku terus mengabaikannya akan tetapi semakin lama ia semakin mendekat dan sampai sudah kewas-wasanku mencapai tingkat atas aku langsung memergoki wanita yang terus mengikutiku.

"Mencoba bersembunyi di tiang listrik tidak akan membuatmu seperti Setnov!" Teriakku ke wanita itu.

"Hehe. Maaf."

"Siapa? Dan kenapa kau mengikutiku?"

"Namaku Y-sika Veranda. Aku adalah penggemar beratmu. Kau benar-benar detektif paling nyata yang pernah aku temui."

"Tapi kau harus menjalani tes untuk bisa menjadi detektif hebat dimataku."

"Tidak penting."

"Begini. Coba bayangkan saat semua tubuhmu diborgol dan kau terkunci di sebuah lemari besi yang di dalamnya sangat gelap. Bagaimana caranya kau keluar?"

"Berhenti membayangkan."

"Ahhh. Kau benar-benar hebat! Bisa menjawab ridle yang detektif hebat sendiri pun tidak bisa menjawabnya."

Sial dia jadi kagum. Padahal aku menjawab asal. Aku pun memikirkan cara untuk membuatnya pergi tapi ia tetap tekun untuk ikut denganku.

"Kenapa kau mau ikut denganku?" Tanyaku.

"Aku siap menjadi informanmu selama rekanmu di jepang."

"Kau kenal Andika?"

"Tentu saja, dia adalah rekan paling setia yang pernah aku ketahui selama ini. Berapa kali kau jatuh ia tetap mau mendukungmu sampai pada akhirnya pendidikan harus memisahkan kalian."

"Baik-baik! tapi hanya sampai dia kembali!"

"Baiklah. Yes asiiik!"

"Tapi dia kembali tanggal 25."

"Tidak masalah. Ohh ya sekarang tugas kita apa?"

"Tidak ada kata kita. Sekarang aku lagi tidak memiliki kegiatan. Sekarang kau pulang saja."

"Tapiiiii. Aku gak punya tempat tinggal. Semua hotel deket sini udah penuh. Aku tinggal bareng kamu ya!"

"Apa! Gak!"

"Aku bayar sewa kamarnya dah. Aku juga setiap pagi bakal masakin sarapan buat kamu. Gimana?"

"Hhheeeh." Aku sampai menghela nafas meladeni omongannya

Entah kenapa aku tidak bisa menolak lagi. Kubiarkan saja dia ikut. Tapi sebelumnya aku laporan terlebih dahulu dan menyuruhnya melengkapi identitas atau apa pun yang diperlukan untuk keamanan. Malam itu aku merasa sangat lapar, tapi malas untuk keluar. Ketika aku pergi dan melihat meja makan. Ada banyak sekali makanan yang tersedia mulai dari sate, soto, sampai ayam. Tidak lupa nasi putih.

"Laper? Makan dulu gih." Kata wanita itu.

"Kamu masak sendiri?" Tanyaku.

"Aku beli, habis gak keburu. Ohh iya, panggil aku Veranda aja."

"Sumpah aku gak nanya harus manggil kamu siapa."

Selesai makan ada sesuatu yang lupa kutanya ke dia.

"Uang darimana?" Tanyaku.

"Pake uangku. Oh ya. Berapa bayar sewa kamar per bulan?" Tanya Veranda.

"Itu urusan belakang."

"Maksudnya?"

"Aku menghitung biaya sewa dengan besar atau kecilnya kau mengacau di rumah ini."

"Jadi, kalau aku tidak mengacau biaya sewanya bisa sampe 0 dong?"

"Bisa aja. Tapi aku tidak percaya, orang dari ibu kota bisa bersikap seperti itu."

"Apa sebegitu rendahnya pandanganmu sama orang-orang dari ibu kota?"

"Aku tidak suka ada orang yang memakai, memakan, meminjam sesuatu milik orang tanpa izin atau bertanya. Aku harap kau mengerti."

"Siap!"

Saat itu masih pukul 07 : 28. Aku masih duduk di teras bersama orang menyebalkan ini yang selalu mengikutiku

"Bisakah kau tidur seperti gadis biasa?"

"Tahu gak? Kalau terkadang seseorang bisa berbohong karena orang lain gak percaya dengan kejujuran orang itu?."

"Maksudnya kayak temanku?"

"Temanmu?"

"Gak usah dibahas. Nanti mereka denger."

Tiba-tiba telepon ku berdering. Aku melihat ada panggilan masuk dari temanku yang waktu itu aku ajak ke vila tapi dia batal karena dia harus menggantikan temannya bekerja karena sakit.

"Halo!"

"Halo ga, coba mata-matain temanmu tuh. Curiga aku dia selingkuh." Kata temanku Ulan yang langsung ngegas.

"Selingkuh!"

"Jek cepet selidikin dia!"

"Xiangjing!"

"Cepet!!!"

"Iya-iya!"

Langsung kututup telepon.

"Tuh kan, Orangnya nelepon!" Kataku.

"Kok bisa gitu ya?" Veranda juga bingung.

"Mana aku tahu! Sekarang udah malam mau cari si kampret itu kemana coba?"

"Kamu punya teman lainkan? Minta tolong aja sama mereka."

"Ok. Coba aku suruh Dharma."

Kucoba menelpon Dharma dan menyuruhnya untuk menanyakan lokasi Adi tanpa diketahui olehku. Dharma pun mengatakan kalau Adi sedang berada di Taman Kota sedang menunggu seseorang. Aku suruh dia untuk mengakhiri chat supaya tidak dicurigai. Setelah kumengetahui lokasinya aku langsung berangkat.

"Aku bisa minta tolong?" Tanyaku.

"Tolong apa?" Tanya Veranda.

"Kamu pergi ke rumah Ulan." Pintaku, kami pun bertukar nomor dan kuberikan Alamat rumah Ulan ke Veranda.

"Kamu yang akan memberitahu bagaimana kondisi terupdate tentang Adi."

"Ok, yesss tugas pertama!"

Ia tampak kegirangan. Setelah itu kami langsung pergi, aku pergi dengan si Sped. Sedangkan Veranda....

"Terus aku pake apa kesananya?" Tanya Veranda.

"Iya pesen ojek online lah. Masak ia aku yang anter. Ingat ini pertama kalinya aku memberi orang lain kepercayaan jadi, jangan membuatku kecewa. Atau biaya sewa kamar akan naik 3 kali 10 lipat."

"Siap!"

Semua kejadian begitu cepat. Dua orang teman yang batal menghadiri undanganku bahkan tidak ada yang menyapaku di saat reuni kini meminta bantuanku. Sebenarnya apa yang ada di jalan pikiran orang-orang? Terlebih lagi gadis itu datang secara tiba-tiba. Apa ini pertanda sesuatu?


Spoiler for Egality 05/V:


Quote:
0
570
1
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan