Kaskus

Hobby

santohAvatar border
TS
santoh
Narcissus
MICHAEL

Terlahir dengan wajah yang sangat tampan, Narcissus telah membuat patah hati banyak wanita di usianya yang masih sangat muda. Narcissus sendiri tidak bisa menjelaskan, tetapi secantik apapun para wanita itu tiada satupun yang menarik baginya. Narcissus bukan hanya tampan, tapi tubuhnya pun demikian menawan hingga menjadi kesayangan dewa Apollo.

Saat Narcissus masih kecil, peramal Teiresias berkata kepada ayah dan ibunya bahwa anak mereka akan "berumur panjang bila tidak mengenal diri sendiri." Lalu Teiresias menambahkan, "tetapi bila dia mengenal dirinya sendiri, maka usianya akan abadi." Tidak ada yang benar-benar paham apa arti ramalan itu, karena Teiresias sendiri pun tidak sanggup mengungkapkan lebih banyak dari itu.

Tahun demi tahun berlalu dan dihabiskan Narcissus dengan kegemarannya berburu di hutan. Pada suatu hari takdir mempertemukannya dengan Echo.

Echo adalah seorang peri nan cantik yang mendapat hukuman dari Hera, istri dewa Zeus. Echo dihukum Hera karena membantu Zeus dan kekasih gelapnya melarikan diri. Karena hukuman itu, Echo tidak bisa memulai percakapan sendiri, tapi hanya bisa mengulangi apa yang dikatakan lawan bicaranya.

Saat melihat Narcissus, Echo langsung jatuh cinta seketika dan mengikuti diam-diam. Narcissus segera merasakan ada seseorang yang mengintip dan mengikuti perjalanannya, maka dia berhenti dan berkata,

"Siapakah itu?"

Echo pun hanya bisa membalas persis sama, "Siapakah itu?"

Dan setelah mengulangi beberapa kalimat Narcissus lainnya, akhirnya Echo keluar dari persembunyian dan menampakkan dirinya.

Sempat mengulang beberapa kalimat lagi dan membuat Narcissus semakin bingung. Merasa tidak berdaya untuk menjelaskan, Echo langsung mendekat dan ingin memeluk Narcissus. Tetapi Narcissus langsung menolaknya dan melarang Echo untuk mengikutinya lagi.

Echo seketika patah hati. Dalam sedih dan tangisnya, Echo mengadukan nasibnya kepada dewi Aphrodite (Venus). Mendengar ini, shadow-personality Aphrodite yaitu Nemesis, terbangun dan marah, lalu berjanji kepada Echo bahwa dendamnya kepada Narcissus pasti terbalaskan dalam waktu dekat.

Janji Nemesis itu tidak membuat Echo bahagia, malah bisa dibilang jadi bertambah sedih karena dia sungguh teramat mencintai Narcissus. Tidak tahan dengan kesedihannya sendiri, Echo akhirnya pergi menyendiri ke dalam hutan paling dalam, dan menghilang di sana. Yang bisa terdengar hanyalah sayup-sayup pantulan suara tangis dan ratapannya.

Narcissus hampir setiap hari berburu di hutan. Pada suatu siang yang panas, dia menghampiri tepian sebuah danau yang indah. Ketika dia berjongkok dan ingin mengambil air danau untuk diminum, seketika dia melihat sesosok tampan di air danau dan langsung jatuh cinta padanya. Narcissus tidak sadar bahwa itu adalah bayangan dirinya sendiri di air. Inilah bentuk balas dendam dari Nemesis memenuhi janjinya kepada Echo.

Pikiran Narcissus sudah dikacaukan oleh Nemesis, dan dia dibuat mabuk cinta dengan bayangannya sendiri. Demikianlah Narcissus setiap hari menghabiskan waktu untuk berjongkok di tepi danau, mengagumi bayangannya, berbicara dengan bayangannya dan menyatakan cintanya. Tentu saja semua ini hasilnya sia-sia. Dan pada suatu hari karena kelelahan yang sangat, maka saat berjongkok mengagumi bayangannya, Narcissus jatuh ke dalam danau dan tenggelam. Maka genaplah dendam Echo terbalaskan seperti janji Nemesis padanya.

Di tepian tempat tenggelamnya Narcissus, tumbuhlah sekuntum bunga yang hingga saat ini diberi nama narcissus untuk mengenangnya. Dengan demikian genap pula ramalan Teiresias, bahwa saat Narcissus "mengenal" dirinya sendiri, maka "namanya" akan abadi.

Ada bagian akhir kisah Narcissus yang jarang diceritakan, seperti tercantum dalam prolog "The Alchemist" karya Paulo Coelho.

Kematian Narcissus akhirnya diketahui oleh peri-peri hutan sahabat Echo. Para peri ini tadinya berusaha menemukan Narcissus, tapi tidak berhasil. Diantara mereka ada yang ingin membalaskan dendam Echo, tapi banyak pula yang memang sekedar ikut penasaran dengan ketampanan Narcissus.

Sesampainya di tepi danau, para peri mendapati air danau yang tadinya segar, telah berubah menjadi danau air mata yang asin. Maka peri-peri itu pun bertanya kepada sang danau,

"Wahai danau cantik, mengapakah engkau menangis?"

"Aku menangisi Narcissus," jawab danau.

"Oh, tak heranlah jika kau menangisi Narcissus," kata para peri itu, "sebab walau kami selalu mencari dia di hutan, hanya kau saja yang dapat mengagumi ketampanannya dari dekat."

"Tapi, setampan apakah Narcissus itu?" tanya danau.

"Lho, siapakah yang lebih mengetahuinya daripada engkau?" peri-peri itu bertanya heran. "Di dekatmulah ia tiap hari berlutut mengagumi dirinya, kan."

Danau terdiam beberapa saat, lalu berkata,

"Aku memang menangisi kepergian Narcissus, tapi baru kusadari, tak pernah kuperhatikan apakah Narcissus itu tampan atau tidak.
Aku menangis karena, setiap ia berlutut di tepianku, aku bisa melihat, di kedalaman matanya, pantulan kecantikanku sendiri.
Dan sekarang aku tak bisa menikmati kecantikanku lagi."

Love yourself, mencintai diri sendiri, adalah hal penting terutama bila kita menyadari banyak "pe-er" yang belum selesai terhadap diri kita sendiri. Dengan belajar mencintai diri sendiri, maka kita bisa memaafkan diri sendiri, dan tidak lagi menganggap kita adalah "korban" dari apapun atau siapapun. Kita bisa memilih, dan kita "pantas" untuk memilih kehidupan seperti apa yang akan kita jalani.

Tetapi seperti saya katakan pada beberapa tulisan sebelumnya, love yourself hanya separuh jalan. Separuhnya lagi adalah give yourself.

"The meaning of life is to find your gift.
The purpose of life is to give it away."

Pada saat kau berhenti separuh jalan hanya di "love yourself", maka universe akan menganugerahkanmu sebuah dunia dengan orang-orang yang "love herself" dan "love himself" pula.

Tapi bila kau menyelesaikan perjalananmu dan menggenapinya dengan "give yourself", maka universe akan mempersembahkanmu sebuah dunia yang penuh dengan teman-teman yang "give herself" dan "give himself" pula.

Jebakan ego kita akan selalu berkata, yang utama adalah kebahagiaan diri sendiri, yang lain prioritas kedua. Memangnya salah? Ini kan hidup gue? Benar kok, ngak ada yang bilang salah. Tapi juga benar bahwa semesta akan "memasangkanmu" pada orang-orang yang juga menganggapmu sebagai prioritas kedua mereka.

Tentu kau tidak mengharapkan semesta mempertemukanmu dengan orang-orang yang menjadikanmu prioritas utama, sementara kau masih memprioritaskan diri sendiri sebagai yang utama pula, bukan? Kalaupun kau diberi karunia seperti itu, bersyukurlah, karena mungkin saja itu karena karma baikmu di masa lalu. Dan setelah karma itu "terlunasi", maka semesta akan segera menemukan keseimbangan baru lagi.

Tapi kau pun bisa memilih sebaliknya untuk memulai dari dirimu. Untuk belajar memahami dan memprioritaskan orang lain. Dan kalaupun kau merasa semesta tidak "menyeimbangkannya" bagimu saat ini, percayalah, semesta tidak pernah lupa, dan anggap saja kau sedang "menabung" untuk kehidupanmu di masa mendatang.

Bahkan alam semesta pun patuh terhadap "the law of attraction" ciptaannya sendiri.

Have a super great saturday friends!!
0
297
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan