Berbicara mengenai Pemilu, bulan April ini menurut saya adalah bulan yang panas. Bagaimana tidak panas? Saat mendekati puncak Pesta Demokrasi yang kurang lebih akan diselenggarakan 11 hari lagi, sedikit isu saja pasti akan terjadi gesekan. Namun meskipun suasana memanas saya harapkan tetap diselesaikan dengan kepala dingin.

Berbeda pilihan itu hal yang sudah biasa, asal jangan sampai menjadikan itu sebuah perpecahan. Tetaplah ingat dengan pesan yang tertulis di pita Lambang Negara kita yang berbunyi "Bhineka Tunggal Ika" yang berarti walaupun berbeda tapi tetap satu yaitu Bangsa dan Negara Indonesia.



Seolah menjadi permasalahan pelik yang dihadapi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), dalam setiap penyelenggaran Pemiluadalah dengan adanya pihak-pihak yang tidak mau memberikan hak suaranya alias Golput atau Golongan putih. Golput sendiri menurut para pengamat politik dinilai sebagai penodaan terhadap pemilu, yang tentunya akan sangat merugikan baik itu untuk capres-cawapres, caleg dan juga negara kita tercinta Indonesia.

Sebelum melangkah ke pembahasan selanjutnya sedikit pengetahuan saja mengenai "Sejarah golput" di Indonesia, berikut penjelasannya:



Setelah tahun itu sampai sekarang fenomena golput selalu menjadi alasan orang-orang yang tidak mau menyuarakan hak pilihnya atas dasar rasa kekecewaan. Dan inilah yang seharusnya menjadi pemahaman para penggiat politik, khususnya yang memberanikan diri untuk maju bersaing meperebutkan kursi pemerintahan agar tidak lagi mengecewakan rakyat dengan janji-janji manis.

Berikut sedikit pemahaman tentang golput dan juga prosentase data angka golput dari tahun ke tahun, cekidot!



Lantas seberapa besar dampak yang ditimbulkan dengan adanya pihak-pihak yang memilih untuk golput, berikut penjabaran rincinya:



Jika kita semua sudah tahu seberapa besar dampak negatif yang ditimbulkan akibat golput, apakah kita masih akan tetap melakukan golput? Cobalah bertanya pada diri kita masing-masing, karena yang bisa menjawabnya adalah diri kita sendiri. Berfikirlah jika satu suara dari hak pilih kita akan menjadi penentu nasib negara Indonesia untuk 5 tahun kedepan.

Penekanan agar setiap orang yang mempunyai hak pilih tidak melakukan golput bukanlah semata-mata tugas KPU dan pemerintah saja. Sebagai masyarakat yang peduli tentang kemajuan bangsa dan negara Indonesia kita juga harus membantu untuk menekan angka golput pada Pemilu 2019nanti. Karena terkadang kebanyakan dari orang yang golput adalah orang awam yang benar-benar tidak memahami tentang pemilu itu sendiri, sehingga mereka lebih memilih untuk tidak menyuarakan haknya daripada hanya asal memilih.

Untuk itu diperlukan adanya sosialisi tentang pemilu, khususnya untuk daerah-daerah tertentu yang mungkin saja minim akan pengetahuan mengenai pemilu. Dan yang paling perlu diwaspadai adalah kaum milenial yang baru tahun ini mendapatkan hak suara. Karena terkadang anak muda seperti mereka sangat rentan bujukan untuk golput akibat pemberitaan buruk dari media massa, cetak maupun online terhadap capres-cawapres ataupun caleg yang nantinya akan mereka pilih.

Untuk itu marilah kita sukseskan Pemilu 2019 berdasarkan Asas Pemilu LUBER JURDIL (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil), seperti pada video Mars Pemilu 2019, berikut ini:


Sumber video: Alahom Youtube