Kaskus

Story

rayatek01Avatar border
TS
rayatek01
***Cita,Cinta & Harapan (Base On True Story&Life) - Part 04***
Selepas kejadian itu pada malam hari nya mama saya datang ke kost kami berdua dan meyakinkan kembali ke istri saya, karena esok hari adalah hari dimana kami berdua menyatakan hubungan suami istri kami sebagai hubungan yang sah dan resmi di depan hukum dan negara.  Istri saya pun menyatakan menerima saya sebagai suaminya benar-benar tanpa ada tujuan ataupun maksud selain rasa cintanya ke saya katanya ke mama saya waktu itu, dan waktu itu mama saya sebenarnya minta ada harta terpisah, namun saya tidak menyetujui hal itu, karena walaupun mungkin istri saya punya tujuan yang ada di pikiran mama saya tapi saya hanya bisa pasrah saja ke tuhan atas semua yang terjadi, karena apapun yang terjadi terhadap saya,kehidupan saya dan semuanya adalah atas ijin serta rencana dari Tuhan, & masih menjadi "Misteri Ilahi".



Pada ke esokan pagi harinya, kami pergi ke kantor suku dinas catatan sipil untuk melaksanakan yang namanya pernikahan catatan sipil, semua proses berjalan dengan lancar dan pada saat hakim menanyakan apakah ada permintaan harta terpisah, dengan yakin saya menjawab tidak ada.  Setelah selesai kami makan bersama ramai-ramai di salah satu restaurant yang kebetulan dekat dengan tempat kami melaksanakan pernikahan catatan sipil.  Hari demi hari saya lalui bersama istri saya, namun rasa penasaran yang terkadang muncul di benak saya mengenai beberapa hal :
Quote:




Dari ketiga inti pertanyaan yang muncul di diri saya tersebut belum pernah saya mendapatkan petunjuk satu pun untuk menjawab nya, dan untuk pertanyaan pertama saya pernah bertanya ke istri saya, dan istri saya cuma menjawab dengan enteng sekali : ya bedanya cuma keluar darah aja, namun dibalik pertanyaan itu tidak ada sama sekali perasaan sedih atau menyesal emoticon-Frownemoticon-Frownemoticon-Frown.



emoticon-coffeelagi aja deh ujung-ujungnya.... emoticon-Big Grinemoticon-Big Grinemoticon-Big Grinemoticon-Big Grinemoticon-Big Grin......emoticon-Cape deeehhcd:.



2 Bulan kemudian, saya meminta salah 1 akun social media dari istri saya, dan saya rubah seluruh pengaturan akun dan email addressnya serta saya buka pengaturan blokir mantan nya, karena saya :

1. Cuman ingin tau dan ingin mancing juga siy apa mantannya itu masih mengganggu istri saya lewat social media. 

2. Akan bawa makhluk biadap ini ke ranah hukum, apabila makhluk ini masih mengganggu istri saya dan lewat media social ini yang akan menjadi salah satu buktinya.



Ternyata gak butuh waktu lama apa yang saya pikirkan terjadi, 1 minggu setelah saya buka blokirnya, mantan nya chat ke akun social media istri saya... sungguh sangat-sangat alay dan lebay sekali kata-katanya... begini lah kira-kira isi chatnya :



Spoiler for chat:



Di situ saya ada sempat membalas chatnya...hahahahahaa... saat membalas pesan nya jujur saya ketawa ngakak dalam hati dan berpikir koq ini orang gak punya malu dan muka banget ya... udah dulunya bikin hancur masa depan orang udah gitu juga bikin istri saya kesulitan di bidang keuangan dan sempat juga sampai didatangi dept collector ke rumah nya karena masalah hutang sekitar 4 juta lebih dari salah satu kredit online yang dulu istri saya ambil untuk membeli HP dan HP nya pun sudah di gadaikan untuk menutup hutang judi mantan istri saya ini.... mungkin layaknya manusia bermuka jamban kali ya sebutan untuk makhluk ini, karena sudah bikin susah dan hancur orang tapi koq malah minta di inget dan minta untuk tidak dilupakan.... emoticon-Cape d...emoticon-Wkwkwkemoticon-Wkwkwkemoticon-Wkwkwkemoticon-Wkwkwkemoticon-Wkwkwkemoticon-Wkwkwk



Selepas kejadian itu, saya berbicara ke istri saya, dan beginilah kira-kira percakapan kami :
Quote:


Back to Kopi & Rokok lagi dah....... emoticon-Nohope



Selepas kejadian itu, sampai sekarang saya masih memegang akun social media istri saya, pun saya juga sudah coba mencari jaringan pertemanan dari makhluk bermuka jamban itu dan yah tinggal menunggu saja deh umpan yang sedang saya tebar sekarang...emoticon-Big Grin

Berharap, Meminta, Hampa............
Di agama yang saya anut saat ini memiliki 1 wujud untuk bertobat, dan saya pernah meminta ke istri saya untuk mengakui masa lalunya ke tuhan lewat perantara pastur yang ada di gereja, dan saya berharapistri saya mau melakukan nya dan pun juga saya mau dengar juga apa yang diakui itu terhadap tuhan lewat pastur.  Pada suatu kesempatan menjelang hari raya paskah ada namanya kegiatan ibadah pengakuan dosa, nah saya pergi ke gereja untuk melakukan pengakuan dosa itu bersama istri saya, dan saat kita di jalan saya meminta istri saya untuk mengakui perbuatan zinah nya dulu dan beginilah kira-kira percakapan kami :
Quote:



 15 menit kemudian saya kembali ke ruang tunggu gereja untuk mengajak masuk istri saya ke dalam gereja untuk melaksanakan ibadah pengakuan dosa, namun saat saya sampai di ruang tunggu, kaget bercampur kesal bukan kepalang saya melihat istri saya tidak ada di situ.. akhirnya saya ber-inisiatif menelpon istri saya dan ternyata istri saya sudah di depan gereja... "sabar"... hanya kata itu yang menenangkan diri saya... ;(
Akhirnya kami berdua masuk ke dalam gereja dan antri di tempat duduk di dalam gereja, dan di dalam gereja kami hanya bisa berdiam diri dan berbicara seperlunya saja... dan di dalam hati saya masih berharap istri saya mau melakukan apa yang saya inginkan tadi.....Sampai tiba waktunya giliran istri saya masuk ke dalam ruang pengakuan dosa, dan setelah itu saya melihat perubahan raut muka yang agak sedih dan mungkin menahan tangis.. tapi gak tau juga bener apa gak karena cuman istri saya dan tuhan yang tau.....
Tiba giliran saya masuk ke dalam ruang pengakuan dosa dan saya mengakui dosa saya di hadapan pastur dan setelah itu saya juga meminta pengampunan juga atas dosa zinah yang sudah dilakukan oleh istri saya dan gak tau kenapa diri saya menangis sejadi jadinya di depan pastur dan saya ungkapkan seluruh kesedihan saya dan bercerita juga ke pastur, dan pastur bertanya kejadian itu setelah kanonik atau sebelum ? dan saya bilang sesudah seluruh acara pemberkatan dan pernikahan kami selesai, dan pastur hanya meminta untuk mengampuni dan pastur itu berjanji akan bantu doa juga untuk rumah tangga kita berdua.

Selepas kejadian itu, kami pulang ke rumah dan sesampai kami di rumah, saya diam seribu bahasa dan kembali berbicara seperlunya dengan istri saya, sampai dengan saat ini pun hanya ke-hampa-an yang saya dapatkan, dan entah sampai kapan seperti ini.  Dilema berkepanjangan yang menyelimuti diri saya : Di satu sisi saya berusaha untuk memegang teguh janji pernikahan yang telah kami ucapkan berdua, dan juga mencoba juga untuk memegang prinsip gereja "Apa yang sudah dipersatukan tuhan tidak boleh diceraikan/dipisahkan oleh manusia;  Di sisi lain saya merasakan neraka tahap pertama sedang membakar kehidupan saya, dan entah sampai kapan kehidupan rumah tangga kami seperti ini.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~SELESAI~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sorry kalau Bad Ending, tapi gak tau bad ending beneran apa gaknya, cuman Tuhan yang Bisa Mengarahkan kehidupan percintaan saya ini...

Trima kasih untuk para pembaca dan kaskus yang sudah menyediakan media untuk berbagi beban melalui tulisan ini.... Maaf apabila ada kesalahan kata, penulisan atau apapun....
Salam kaskuser.....

0
589
1
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan