- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Series & Film Asia
Menemukan Mimpi dalam Film A Forest of Wool and Steel


TS
museonindonesia
Menemukan Mimpi dalam Film A Forest of Wool and Steel

SETIAP orang memiliki hak untuk bermimpi, baik anak kecil hingga orang tua yang sudah uzur. Mimpi atau cita-cita tidak akan henti hingga akhir hayat. Layaknya jodoh mimpi pun menjadi hal yang bisa datang kapan saja. Kita dapat membentuknya sedini mungkin untuk mencapai mimpi tertentu, namun ada pula yang baru menemukan tujuan hidupnya setelah sudah berumur matang.
Apakah setiap mimpi itu harus tercapai? Apakah dengan tercapainya mimpi kita bisa melihat dunia?
Kebanyakan, saat kecil kita punya kriteria mimpi yang sangat tinggi dengan menyebutkan profesi tertentu seperti dokter, polisi, guru, atau yang kekinian sebagai youtuber, dan lain-lain. Tapi seiring bertambahnya umur dan kita terjun ke masyarakat semakin kita sadar bahwa berekspetasi tanpa dorongan dari dalam dan luar diri itu hal yang mustahil. Hingga kebanyakan mereka menurunkan standar mimpi dirinya sendiri.
Contohnya Naoki Tamura (Kento Yamazaki) dalam film A Forest of Wool and Steel atau Hitsuji to Hagane no Mori yang baru memiliki cita-cita setelah ia bertemu dengan Soichiro Itadori ( Tomokazu Miura) saat sedang bekerja di sekolah SMA–nya sebagai piano tuned. Naoki adalah anak yang selalu rendah diri karena selalu merasa kalah dari adiknya dan merasa tak memiliki bakat apapun.
Naoki yang tumbuh di hutan sejak tinggal dengan nenek dan kakeknya mulai merasa musik adalah satu-satunya hal asing tapi familiar untuknya. Akhirnya dia punya mimpi menjadi piano tuned. Setelah sekolah 2 tahun di Tokyo dia kembali ke kampung halaman.
Setelah lulus sekolah bukan berarti dia menjadi orang yang ahli, dia butuh jam terbang yang banyak untuk bisa menjadi lebih pro.
Dengan bantuan senpai-nya dia menyadari bahwa pelajaran yang selalu ia tulis di buku catatan tidak akan berguna kalau takut untuk melakukannya sendiri. Film ini berkembang seperti karakter Naoki, lambat tapi pasti.
Jika diibaratkan, film ini seperti permukaan air laut yang tenang tapi di dalamnya ada arus yang begitu kencang. Film ini berpotensi sebagai film tanpa klimaks karena begitu tenang, tapi klimaksnya sendiri ada di karakter Naoki. Dia termasuk anak yang polos dalam berpikir tapi sebenarnya pemikirannya dalam dan berarti untuk perkembangan dirinya sendiri.
Keingintahuannya, kerja keras, dan kepekaan dalam perasaannya membuat ia menjadi seseorang yang awalnya dia tidak menyadari arti kehidupannya di hutan, tapi ternyata hutan adalah hal yang menuntun ia pada mimpi baru.
Spoiler for FILMTORY:
Tentu film ini tidak hanya berputar pada karakter Naoki. Ada adik–kakak keluarga Sakura yang kisahnya mirip dengan Naoki dan adiknya. Serta ada kisah dari karakter Takashi Minami (Yuki Morinaga) yang sepanjang film tidak bicara secara lisan tapi berbicara secara gestur dan mimik wajah saja. Kisah yang visualnya lebih seperti nonton video klip lagu sedih.
Hal yang menarik adalah empat puluh persen pemain di film ini berasal dari film Chihayafuru, entah tidak sengaja atau casting directornya pernah melihat performa mereka di Chihayafuru dan akhirnya menarik mereka ke proyek film ini. Serta, pemilihan adik kakak Kazune dan Yuni Sakura (Mone dan Moka Kamishiraishi) menjadi pilihan yang baik sekali. Karena mereka berdua paket komplet, jago akting dan jago dalam bermain musik. Kalau ada Mone jadi ingat film Anime Your Name (2016).
Kento Yamazaki cukup mampu membawa karakter Naoki menjadi anak yang polos setelah sebelumnya dia sudah bereksperimen jadi cowok nakal di Kiss that Kills (2018), saat nonton film ini akan terlintas dalam pikiran “Ini sih karakter amannya Kento Yamazaki”. Semoga nggak terlalu nyaman ya mas Kento peran yang begini, harus lebih variatif.
Film A Forest of Wool and Steel ini saya rekomendasi untuk ditonton saat kalian santai dan memiliki pikiran yang segar. Karena film ini terlalu tenang, dan mengantuk layaknya obat tidur. Tapi ini sangat rekomendasi untuk teman-teman yang suka dengan film musikal.
Penulis Dwirulianti Midori Putri
0
1.8K
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan