Kekerasan terjadi pada kaum perempuan dikarenakan sistem tata nilai yang menganggap perempuan sebagai makhluk dengan fisik yang lemah dan lebih dipandang rendah dibandingkan kaum laki-laki.


Kejadian ini kerap kali terjadi di lingkungan keluarga yang renggang, hubungan kekerabatan  maupun teman sebaya yang biasanya merujuk ke relasi intim (kekasih atau pacar). Kekerasan umumnya tidak hanya para perempuan saja tetapi terhadap kalangan anak-anak.


Maraknya isu kekerasan yang terjadi terhadap perempuan menjadi suatu kendala yang menakutkan hampir seluruhnya yang memiliki kesibukan diluar seperti di tempat-tempat umum hingga mengurus pekerjaan rumah entah bersama-sama maupun seorang diri. Faktor utamanya ialah meliputi segala bentuk kekerasan secara fisik maupun psikis, pelecehan seksual serta kendala ekonomi.


Masih banyak masyarakat yang memandang perempuan sebagai kaum yang tidak punya harga diri lalu dilecehkan oleh kaum laki-laki. Tindak kekerasan pada dasarnya terbilang cukup banyak dan sering kali terjadi kapan dan dimana pun berada.


ketidakmampuan para korban kekerasan ini lebih banyak disebabkan adanya suatu pandangan negatif yang berkembang di sebagian masyarakat. Perempuan korban kekerasan malah paling sering dianggap sebagai pihak yang bersalah.


Alasannya seperti perempuan-perempuan yang sering memamerkan auratnya atau tidak memiliki sopan santun, minimnya mengenakan pakaian juga anak-anak yang sering berbuat nakal. Dan dilihat dari cara berpikir dari sebagian masyarakat, hal itulah yang sudah sepantasnya kaum perempuan serta anak-anak mendapat tindakan kekerasan sebagai hukumannya.


Para korban biasanya tidak berani menceritakan kejadian yang menimpanya karena adanya rasa takut yang berlebihan seperti ancaman dari pelaku tindak kekerasan.




Berikut ada beberapa tips yang bisa membantu menghindari dan mencegah kekerasan pada perempuan dan anak.


*) Di mulai dari diri sendiri dengan menjaga sikap sopan santun agar tidak menimbulkan reaksi tindakan kekerasan. Bekali dengan kemampuan bela diri.


*) Membangun pola suatu hubungan sehat pada keluarga maupun hubungan kekerabatan dengan cara saling menghargai dan menghormati. Namun jika menunjukkan hal-hal yang tidak wajar, segeralah tingkatkan kewaspadaan atau  segera mencari pertolongan yang ada di sekitar kita.


*) Orang tua harus menanamkan etika, moral serta ajaran-ajaran yang mendidik dan hal-hal yang harus dilakukan apabila terjadi kekerasan. Supaya bisa meminimalisir anak agar tidak takut untuk bercerita apa yang dialaminya.


*) Orang tua pun harus memperhatikan kebiasaan pola pergaulan anak agar terhindar dari kemungkinan untuk melakukan atau menjadi korban kekerasan seksual dan memberikan pemahaman mengenai cara menghormati orang lain dan tidak melakukan tindakan yang berkaitan dengan kekerasan seksual.


*) Begitu juga dengan orang-orang di sekitar yang bisa kapan saja menjadi pelaku kekerasan. Waspadailah pada perubahan sikap yang mencurigakan bila sedang berada di tempat umum dan selalu mengamati kondisi di sekitar.


*) Hindarilah lokasi yang berbahaya seperti tempat yang sepi dan rawan kejahatan. Jika bepergian kemanapun jangan membawa atau memakai perhiasan secara berlebihan serta ajaklah saudara atau teman karena biasanya pelaku selalu mengincar korban yang bepergian sendiri. Janganlah sering pulang larut malam karena semakin sepi berada di kegelapan malam semakin meningkat pula resiko kejahatan apalagi dengan membawa anak kecil.


*) Segera laporkan kepada yang berwajib jika terbukti adanya suatu tindak kekerasan terjadi. Jadi janganlah takut untuk segala ancaman dari si pelaku.


*) Berpartisipasilah untuk mengikuti program-program pencegahan kekerasan, pemberdayaan perempuan dan anak dari pemerintah serta lembaga-lembaga yang ada.


Yang paling penting adalah kita bersama-sama mewujudkan berbagai penanganan dan kepedulian pemerintah dalam rangka menjunjung tinggi hak dan martabat perempuan serta pemenuhan hak anak dari tindak kekerasan.