

TS
santoh
Undangan Pesta Sederhana
MICHAEL
Dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa syukur kami mengundang anda dan keluarga untuk berkumpul bersama dalam acara pesta sederhana penuh cinta, mensyukuri segenap nikmat dan berkat yang telah kita terima hingga saat ini. Acara akan dilangsungkan pada tanggal 1 April mulai pk 19:00 di K22 Fairmont Jakarta. Dresscode casual/fashion. Nikmati free flow untuk selected cocktails dan mocktails. Soul-jazz live entertainment sepanjang acara berlangsung.
Sudah terbayang keasyikan acaranya? Terbayang ambience-nya yang comfy-romantic? Dijamin membuat betah dan lupa pulang.
Dalam sebuah pesta, tidak jarang hadir "tamu tak diundang", entah itu memang tidak kita undang, atau pun yang diundang tapi "sebenarnya kita harapkan tidak datang." Mengapa? Kalau cuma sekedar punya sejarah buruk dengan kita pribadi, mungkin kita ngak terlalu "takut" karena cuma kita dan dia yang tahu. Tetapi kalau sampai tingkah polahnya nanti akan mengganggu acara dan bikin "malu" kita, maka tentu kehadirannya akan akan membuat kita "takut/khawatir".
Tidak mengundang dia? Memang. Tapi kalau dia tiba-tiba datang sendiri?
Apa yang bisa kita lakukan?
Pertama-tama mungkin kita akan "menjaga pintu" agar ketika orang tersebut muncul, kita bisa mencegahnya masuk. Tetapi apakah anda akan menjaga sendiri pintu itu?
Bila anda yang menjaganya sendiri, itu berarti anda tidak bisa menikmati pesta yang anda selenggarakan sendiri, terpisah jauh dari teman-teman yang berpesta di dalam.
Anda berpikir untuk meminta orang lain untuk menggantikan anda menjaga pintu masuk? Siapakah? Salah satu dari teman anda tentu juga tidak bersedia menggantikan anda sebagai "penjaga pintu." Seorang petugas? Mungkin bisa. Tetapi karena ini bukan tugas utama dia dan masih banyak tugas lain yang harus dia kerjakan, maka selalu ada kemungkinan si tamu tak diundang bisa "lolos" masuk ke tengah pesta.
Pada saat tamu tak diundang itu berhasil menyelinap hadir di tengah pesta, dia langsung berbaur dengan kelompok teman-teman anda dan mulai menimbulkan suasana tidak menyenangkan khususnya bagi anda. Mau tidak mau anda akan menyeretnya keluar dan mengusirnya.
Dan untuk memastikan dia tidak kembali, dengan terpaksa anda sendiri yang akan menjadi "penjaga pintu" kali ini. Dan tentunya anda mengorbankan kesenangan berkumpul dan berpesta dengan teman-teman anda di ruang dalam.
Kisah tamu tak diundang di atas sedikit banyak adalah cermin dari sebagian kisah hidup kita sehari-hari. Si tamu tak diundang menggambarkan ketakutan-ketakutan kita, menggambarkan kualitas-kualitas "buruk" yang kita "label"-kan pada diri sendiri, segenap kekhawatiran dan "trauma" kita tentang segala hal.
Karena kita "mengenal" diri sendiri, maka kita "tahu" bahwa kita seorang yang pemalu, pemarah, tidak bisa bergaul. Kita pun tidak berani memulai sebuah "hubungan" karena "tahu" dari pengalaman bahwa kita sudah sering dikecewakan. Kita "tahu" bahwa orang lain "tidak bisa dipercaya". Kita "tahu" bahwa setiap kali hidup kita "terasa mulai enak", maka nanti "pasti datang tidak enaknya." Banyak sekali yang kita "tahu".
Dan karena kita "tahu" maka otomatis kita akan mencegah "diri kita yang buruk" itu muncul. Dan dengan segala usaha untuk mencegah itu, tanpa sadar kita "terpisahkan" makin jauh dari gambaran kehidupan yang menjadi hak kita sebenarnya. Kita tidak lagi bisa menikmati "pesta" kehidupan kita sendiri, demi menjaga agar "diri yang buruk" tidak muncul.
Segenap "pengetahuan" itu biasanya kita peroleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain yang tanpa sadar kita "hubung-hubungkan". Inilah yang kita sebut dengan "programming". Dan semua programming akan tersimpan otomatis, lalu muncul dalan bentuk "automatic thought" (kesimpulan instant).
Sebuah event akan "dicocokkan" dengan program (pola) yang sudah tersimpan di "harddisk internal" kita, dan outputnya adalah sebuah automatic-thought, yang seketika itu juga menjadi "automatic emotion". Dan seketika kita menjadi emosional terhadap "triggering-event" tadi.
Apa yang bisa kita lakukan?
Yuk kita melatih diri "memeluk" tamu tak diundang itu, dan bersama-samanya kita memasuki ruangan "pesta" kehidupan kita, dan menikmatinya.
Mari kita indentifikasi tamu-tamu tak diundang kita. Tidak perlu kita sengaja "cari-cari", tapi pada saat dia "datang", kita catat apa saja yang bisa kita kenali dari si "dia".
Tahap pertama kita sebut dengan Recording.
Pada saat perubahan emosi terjadi, pada saat ada ketakutan dan kekhawatiran tiba-tiba, yang membuat kita lepas kendali, atau yang malah membuat kita tidak/takut melakukan sesuatu, munculnya kepanikan sesaat, "malu" berkumpul ramai-ramai, apapun itu.
Catat mulai dari triggering event nya, misalnya, "menerima rapor sekolah anak dan ternyata banyak angka merahnya". Triggering event ini tentu menimbulkan perubahan emosi, maka catat apa saja automatic thoughts yang muncul, misalnya, "anak saya bakal tidak naik kelas", "anak saya suka main-main bukannya belajar", "anak saya bodoh", "anak saya tidak bisa jadi orang sukses", "saya orang tua yang gagal", dan sejenisnya. Catat semua ini dengan detail.
Tahap kedua kita sebut dengan Rationalize.
Untuk setiap automatic thoughts yang tadi sudah dicatat di bagian recording, kita "kenali" dan kelompokkan. Ada beberapa kategori automatic thoughts yang biasanya sering muncul yaitu:
Mind Reading (Assuming). Contohnya ketika anda merasa seseorang "marah/tidak senang" pada anda hanya karena dia berjalan melewati anda tanpa menyapa anda sama sekali. Tentu saja hal ini bisa iya, tapi bisa juga tidak. Di contoh di atas, automatic thought "anak saya suka main-main bukannya belajar" bisa dimasukkan dalam kategori ini. Tuliskan kategori ini disamping daftar yang sudah dibuat di tahap pertama tadi.
Shoulds, Musts, Oughts. Segala aturan "keharusan" yang kita sendiri kadang tidak tahu dari mana asalnya. Contoh automatic thought "anak saya tidak bisa jadi orang sukses" bisa dimasukkan dalam kategori ini, karena bisa ditebak bahwa "program" yang berjalan dalam menghasilkan automatic thought ini adalah "orang sukses harus punya nilai baik di sekolah" (yang ini pun sudah tersedia banyak fakta sebaliknya).
Fairly Tale Fantasy, dimana kita menggambarkan sebuah "kisah" ideal dan segala yang tidak menyerupai itu akan kita anggap kegagalan. Kita terlanjur memiliki "harapan" akan sebuah keluarga dengan anak-anak yang "pandai sekolahnya", juara kelas, segenal guru dan orang tua murid "memuji" anak kita, sekaligus "mengakui" keberhasilan kita mendidik anak-anak. Ketika itu tidak terjadi seperti yang kita bayangkan, secepat itu pula kita merasa "gagal."
Over Generalizing adalah kesimpulan yang diambil dengan hanya sebagian data, dianggap mewakili keseluruhannya. Automatic thought "anak saya bodoh" dalam contoh di atas, tentu tidak melibatkan fakta lain bahwa anak tersebut "meonjol" dalam hal lain, misalnya ternyata seorang anak yang mahir dalam musik, olahraga, berorganisasi, atau hal lainnya yang tidak "masuk" dalam rapor tersebut. Tentu kita setuju bahwa tidak ada anak yang "bodoh", apalagi hanya diukur dengan beberapa "angka" di rapor saja.
Catastrophizing, yaitu terlalu cepat menyambung-nyambungkan sebab-akibat, sehingga di ujungnya seolah-olah langit akan runtuh. Automatic thought "anak saya bakal tidak naik kelas" adalah hasil rangkaian sebab-akibat sederhana yang lupa memasukkan nilai-nilai lainnya, seperti ulang harian, dan tentu selalu terbuka kesempatan remedial (ujian ulang).
Tahap ketiga kita sebut dengan Replace.
Pada tahap ini, untuk setiap automatic thought yang sudah kita tulis dan kategorikan di atas, kita coba membuat alternatif responnya. Misalnya tadi dengan "anak saya bakal tidak naik kelas" bisa kita replace dengan "anak akan diajak dan dimotivasi untuk belajar lagi guna mengikuti ujian ulang (remedial)".
Terlihat di sini, dengan mengenali dan mengelompokkan automatic thoughts yang telah kita lakukan pada tahap kedua sebelumnya, sangat membantu untuk proses Replace di tahap ketiga ini.
Mari kita mengenal dan mengakrabi tamu-tamu kita yang tak diundang, dan mari menikmati pesta hidup kita yang sebenar-benarnya, senikmat-nikmatnya, senyaman-nyamannya.
Have a super great sunday-party friends!!
Dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa syukur kami mengundang anda dan keluarga untuk berkumpul bersama dalam acara pesta sederhana penuh cinta, mensyukuri segenap nikmat dan berkat yang telah kita terima hingga saat ini. Acara akan dilangsungkan pada tanggal 1 April mulai pk 19:00 di K22 Fairmont Jakarta. Dresscode casual/fashion. Nikmati free flow untuk selected cocktails dan mocktails. Soul-jazz live entertainment sepanjang acara berlangsung.
Sudah terbayang keasyikan acaranya? Terbayang ambience-nya yang comfy-romantic? Dijamin membuat betah dan lupa pulang.
Dalam sebuah pesta, tidak jarang hadir "tamu tak diundang", entah itu memang tidak kita undang, atau pun yang diundang tapi "sebenarnya kita harapkan tidak datang." Mengapa? Kalau cuma sekedar punya sejarah buruk dengan kita pribadi, mungkin kita ngak terlalu "takut" karena cuma kita dan dia yang tahu. Tetapi kalau sampai tingkah polahnya nanti akan mengganggu acara dan bikin "malu" kita, maka tentu kehadirannya akan akan membuat kita "takut/khawatir".
Tidak mengundang dia? Memang. Tapi kalau dia tiba-tiba datang sendiri?
Apa yang bisa kita lakukan?
Pertama-tama mungkin kita akan "menjaga pintu" agar ketika orang tersebut muncul, kita bisa mencegahnya masuk. Tetapi apakah anda akan menjaga sendiri pintu itu?
Bila anda yang menjaganya sendiri, itu berarti anda tidak bisa menikmati pesta yang anda selenggarakan sendiri, terpisah jauh dari teman-teman yang berpesta di dalam.
Anda berpikir untuk meminta orang lain untuk menggantikan anda menjaga pintu masuk? Siapakah? Salah satu dari teman anda tentu juga tidak bersedia menggantikan anda sebagai "penjaga pintu." Seorang petugas? Mungkin bisa. Tetapi karena ini bukan tugas utama dia dan masih banyak tugas lain yang harus dia kerjakan, maka selalu ada kemungkinan si tamu tak diundang bisa "lolos" masuk ke tengah pesta.
Pada saat tamu tak diundang itu berhasil menyelinap hadir di tengah pesta, dia langsung berbaur dengan kelompok teman-teman anda dan mulai menimbulkan suasana tidak menyenangkan khususnya bagi anda. Mau tidak mau anda akan menyeretnya keluar dan mengusirnya.
Dan untuk memastikan dia tidak kembali, dengan terpaksa anda sendiri yang akan menjadi "penjaga pintu" kali ini. Dan tentunya anda mengorbankan kesenangan berkumpul dan berpesta dengan teman-teman anda di ruang dalam.
Kisah tamu tak diundang di atas sedikit banyak adalah cermin dari sebagian kisah hidup kita sehari-hari. Si tamu tak diundang menggambarkan ketakutan-ketakutan kita, menggambarkan kualitas-kualitas "buruk" yang kita "label"-kan pada diri sendiri, segenap kekhawatiran dan "trauma" kita tentang segala hal.
Karena kita "mengenal" diri sendiri, maka kita "tahu" bahwa kita seorang yang pemalu, pemarah, tidak bisa bergaul. Kita pun tidak berani memulai sebuah "hubungan" karena "tahu" dari pengalaman bahwa kita sudah sering dikecewakan. Kita "tahu" bahwa orang lain "tidak bisa dipercaya". Kita "tahu" bahwa setiap kali hidup kita "terasa mulai enak", maka nanti "pasti datang tidak enaknya." Banyak sekali yang kita "tahu".
Dan karena kita "tahu" maka otomatis kita akan mencegah "diri kita yang buruk" itu muncul. Dan dengan segala usaha untuk mencegah itu, tanpa sadar kita "terpisahkan" makin jauh dari gambaran kehidupan yang menjadi hak kita sebenarnya. Kita tidak lagi bisa menikmati "pesta" kehidupan kita sendiri, demi menjaga agar "diri yang buruk" tidak muncul.
Segenap "pengetahuan" itu biasanya kita peroleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain yang tanpa sadar kita "hubung-hubungkan". Inilah yang kita sebut dengan "programming". Dan semua programming akan tersimpan otomatis, lalu muncul dalan bentuk "automatic thought" (kesimpulan instant).
Sebuah event akan "dicocokkan" dengan program (pola) yang sudah tersimpan di "harddisk internal" kita, dan outputnya adalah sebuah automatic-thought, yang seketika itu juga menjadi "automatic emotion". Dan seketika kita menjadi emosional terhadap "triggering-event" tadi.
Apa yang bisa kita lakukan?
Yuk kita melatih diri "memeluk" tamu tak diundang itu, dan bersama-samanya kita memasuki ruangan "pesta" kehidupan kita, dan menikmatinya.
Mari kita indentifikasi tamu-tamu tak diundang kita. Tidak perlu kita sengaja "cari-cari", tapi pada saat dia "datang", kita catat apa saja yang bisa kita kenali dari si "dia".
Tahap pertama kita sebut dengan Recording.
Pada saat perubahan emosi terjadi, pada saat ada ketakutan dan kekhawatiran tiba-tiba, yang membuat kita lepas kendali, atau yang malah membuat kita tidak/takut melakukan sesuatu, munculnya kepanikan sesaat, "malu" berkumpul ramai-ramai, apapun itu.
Catat mulai dari triggering event nya, misalnya, "menerima rapor sekolah anak dan ternyata banyak angka merahnya". Triggering event ini tentu menimbulkan perubahan emosi, maka catat apa saja automatic thoughts yang muncul, misalnya, "anak saya bakal tidak naik kelas", "anak saya suka main-main bukannya belajar", "anak saya bodoh", "anak saya tidak bisa jadi orang sukses", "saya orang tua yang gagal", dan sejenisnya. Catat semua ini dengan detail.
Tahap kedua kita sebut dengan Rationalize.
Untuk setiap automatic thoughts yang tadi sudah dicatat di bagian recording, kita "kenali" dan kelompokkan. Ada beberapa kategori automatic thoughts yang biasanya sering muncul yaitu:
Mind Reading (Assuming). Contohnya ketika anda merasa seseorang "marah/tidak senang" pada anda hanya karena dia berjalan melewati anda tanpa menyapa anda sama sekali. Tentu saja hal ini bisa iya, tapi bisa juga tidak. Di contoh di atas, automatic thought "anak saya suka main-main bukannya belajar" bisa dimasukkan dalam kategori ini. Tuliskan kategori ini disamping daftar yang sudah dibuat di tahap pertama tadi.
Shoulds, Musts, Oughts. Segala aturan "keharusan" yang kita sendiri kadang tidak tahu dari mana asalnya. Contoh automatic thought "anak saya tidak bisa jadi orang sukses" bisa dimasukkan dalam kategori ini, karena bisa ditebak bahwa "program" yang berjalan dalam menghasilkan automatic thought ini adalah "orang sukses harus punya nilai baik di sekolah" (yang ini pun sudah tersedia banyak fakta sebaliknya).
Fairly Tale Fantasy, dimana kita menggambarkan sebuah "kisah" ideal dan segala yang tidak menyerupai itu akan kita anggap kegagalan. Kita terlanjur memiliki "harapan" akan sebuah keluarga dengan anak-anak yang "pandai sekolahnya", juara kelas, segenal guru dan orang tua murid "memuji" anak kita, sekaligus "mengakui" keberhasilan kita mendidik anak-anak. Ketika itu tidak terjadi seperti yang kita bayangkan, secepat itu pula kita merasa "gagal."
Over Generalizing adalah kesimpulan yang diambil dengan hanya sebagian data, dianggap mewakili keseluruhannya. Automatic thought "anak saya bodoh" dalam contoh di atas, tentu tidak melibatkan fakta lain bahwa anak tersebut "meonjol" dalam hal lain, misalnya ternyata seorang anak yang mahir dalam musik, olahraga, berorganisasi, atau hal lainnya yang tidak "masuk" dalam rapor tersebut. Tentu kita setuju bahwa tidak ada anak yang "bodoh", apalagi hanya diukur dengan beberapa "angka" di rapor saja.
Catastrophizing, yaitu terlalu cepat menyambung-nyambungkan sebab-akibat, sehingga di ujungnya seolah-olah langit akan runtuh. Automatic thought "anak saya bakal tidak naik kelas" adalah hasil rangkaian sebab-akibat sederhana yang lupa memasukkan nilai-nilai lainnya, seperti ulang harian, dan tentu selalu terbuka kesempatan remedial (ujian ulang).
Tahap ketiga kita sebut dengan Replace.
Pada tahap ini, untuk setiap automatic thought yang sudah kita tulis dan kategorikan di atas, kita coba membuat alternatif responnya. Misalnya tadi dengan "anak saya bakal tidak naik kelas" bisa kita replace dengan "anak akan diajak dan dimotivasi untuk belajar lagi guna mengikuti ujian ulang (remedial)".
Terlihat di sini, dengan mengenali dan mengelompokkan automatic thoughts yang telah kita lakukan pada tahap kedua sebelumnya, sangat membantu untuk proses Replace di tahap ketiga ini.
Mari kita mengenal dan mengakrabi tamu-tamu kita yang tak diundang, dan mari menikmati pesta hidup kita yang sebenar-benarnya, senikmat-nikmatnya, senyaman-nyamannya.
Have a super great sunday-party friends!!


tata604 memberi reputasi
1
189
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan