Quote:
Pada Mei 2017, “Deklarasi Humanitarian Islam” diresmikan saat NU menjadi tuan rumah KTT Internasional Islam Moderat (ISOMIL). Deklarasi ini berpendapat bahwa ada unsur-unsur di dalam Islam klasik yang bermasalah dan perlu diubah. Ketua Ansor Yaqut Qoumas menyatakan, “Klaim bahwa tindakan al-Qaeda, ISIS, Boko Haram, dan kelompok-kelompok lain tidak ada hubungannya dengan Islam adalah klaim yang salah dan kontraproduktif.” Deklarasi ini menggambarkan salah satu upaya untuk melawan ekstremisme, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia.
Antara tanggal 8 Mei dan 14 Mei 2018, Indonesia dilanda gelombang serangan teroris ISIS, termasuk pengeboman yang dilakukan oleh sebuah keluarga—ayah, ibu, dan anak-anak. Sasaran utamanya adalah gereja dan kantor polisi, termasuk Mako Brimob Depok (yang juga merupakan tempat Ahok dipenjara karena tuduhan penistaan agama). Dalam gelombang serangan itu, 13 teroris dan 14 lainnya tewas, dan lebih dari 40 orang terluka.
Pasukan anti-teror Indonesia langsung merespons. Mereka menangkap beberapa tersangka, dan pada 31 Mei, dalam serangkaian penggerebekan, pasukan anti-teror tersebut menangkap 41 tersangka teror dan membunuh 4 lainnya.
Penggerebekan ini terjadi kurang dari seminggu setelah pengesahan undang-undang anti-terorisme pada 25 Mei 2018, yang mengkriminalisasi serangan teror di luar negeri dan memungkinkan penahanan tersangka lebih lama. RUU itu telah mendekam di parlemen selama dua tahun di tengah kontroversi tentang definisi terorisme, tetapi gelombang serangan bunuh diri yang mematikan ini meyakinkan para pembuat undang-undang bahwa RUU itu harus disahkan.
Tetapi peristiwa yang jauh lebih penting mungkin menandakan perubahan yang lebih luas tentang bagaimana pendekatan Indonesia dalam upayanya untuk memerangi ekstremisme.
Pada 31 Mei 2018, Presiden Indonesia Joko Widodo mengangkat Kyai Haji Yahya Cholil Staquf sebagai anggota Dewan Penasihat Presiden. Yahya—yang berasal dari salah satu keluarga Muslim paling terkemuka di Indonesia—merupakan Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Nahdlatul Ulama (NU), dan kepala Gerakan Pemuda Ansor (sayap pemuda NU), yang memiliki sekitar 5 juta anggota. Dia juga salah satu reformis paling tegas dan vokal di dunia Muslim.
NU telah lama terlibat dalam pertempuran ideologis dengan ekstremisme Islam. Pada bulan Mei 2017, Ansor mengumpulkan lebih dari 300 cendekiawan agama internasional untuk mempertimbangkan “prinsip hukum Islam klasik yang sudah usang”, yang menyerukan “konflik abadi dengan mereka yang tidak memeluk atau tunduk pada Islam.” Pertemuan ini mengeluarkan “Deklarasi Humanitarian Islam,” yang diresmikan pada tanggal 16 Mei 2016, saat NU menjadi tuan rumah KTT Internasional Islam Moderat (ISOMIL).
“Deklarasi Humanitarian Islam” jauh lebih kritis dari deklarasi yang telah dikeluarkan oleh Timur Tengah. Deklarasi ini berpendapat bahwa ada unsur-unsur di dalam Islam klasik yang bermasalah dan perlu diubah. Pada konferensi pers setelah pengumuman Deklarasi tersebut, Ketua Ansor, Yaqut Qoumas, menyatakan, “Klaim bahwa tindakan al-Qaeda, ISIS, Boko Haram, dan kelompok-kelompok lain semacam itu tidak ada hubungannya dengan Islam, atau hanya mewakili penyimpangan dari ajaran Islam, adalah klaim yang salah dan kontraproduktif. Kelompok-kelompok itu, pada kenyataannya, adalah hasil perkembangan dari Wahhabisme dan aliran fundamentalis Islam Sunni lainnya.”
Yahya menekankan kembali tema-tema ini dan mengungkapkannya dengan cara yang bahkan lebih radikal dalam pidato pada 18 Juli 2017, di hadapan Dewan Partai Kerja Terorisme Uni Eropa, di mana banyak di antara anggotanya akan menuduhnya Islamofobia jika bukan Yahya yang berbicara. Dia menekankan:
“Politisi Barat harus berhenti berpura-pura bahwa ekstremisme dan terorisme tidak ada hubungannya dengan Islam. Ada hubungan yang jelas antara fundamentalisme, terorisme, dan asumsi dasar ortodoksi Islam.Selama kita tidak memiliki konsensus mengenai masalah ini, kita tidak bisa mendapatkan kemenangan atas kekerasan fundamentalis dalam Islam.”
“Dalam tradisi klasik, hubungan antara Muslim dan non-Muslim dianggap sebagai salah satu dari segregasi dan permusuhan.”
“Mengapa—tidak peduli berapa banyak (teroris) yang kita bunuh atau kita penjarakan—anggota baru selalu datang untuk bergabung dengan mereka? Inilah faktanya: masalahnya ada di dalam Islam itu sendiri. Doktrin, tujuan, dan strategi jihadis dapat dengan mudah dilacak ke elemen-elemen spesifik dari Islam yang ortodoks dan otoritatif, dan praktik historisnya, termasuk bagian-bagian dari fiqih—hukum Islam klasik atau syariah—yang memerintahkan supremasi Islam.”
Walaupun saat itu NU secara keseluruhan belum mendukung “Deklarasi Humanitarian Islam,” namun Yahya mengatakan kepada saya bahwa saat mereka membahas itu, dia hanya mendapat sedikit kritik atas pernyataannya. Argumen yang dia dan Ansor buat memang radikal, namun penting dalam pertempuran melawan ekstremisme. Dan mereka semakin mendapat perhatian di Indonesia dan di dunia.
Pada 17 Mei 2018, Yahya bertemu dengan Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence, untuk kedua kalinya. Dan fakta bahwa Presiden Indonesia Jokowi sekarang telah menunjuknya sebagai Dewan Penasihatnya merupakan sinyal kuat tentang sikap Jokowi sendiri.
SUMBER
SUMBER
pilpres udah dekat
tapi kenapa saya nekat bawa berita ini yang dengan mudah di gunakan untuk serang jokowi dan NU benci islam?
ini adalah pertaruhan dan masih menyimpan setetes harapan
bahwa masyarakat indonesia sudah cerdas dan siap menerima "kenyataan" ini
terima kenyataan dan mengubahnya akan menjadi lebih baik
daripada terus menerus menyangkal
hanya akan timbul dendam antara satu dengan yang lain
tentu saja muslim moderat disini sudah cape di samain dengan terrorist macam ISIS, alqaeda, taliban dll
dan tentu ga sedikit yang pindah ke agama lain bahkan jadi atheis karena hal tersebut
mau kalian islam moderat di anggap punya ajaran yang sama dengan taliban
mau kalian islam moderat di anggap punya pandangan yang sama dengan al-qaeda?
mau kalian islam moderat di anggap punya perilaku seperti kelompok boko haram?
mau kalian islam moderat di anggap sebagai saudaranya ISIS?
mau kalian islam moderat di anggap mempunyai bahkan memperjuangkan visi dan misi yang sama dengan ISIS?
pembubaran HTI merupakan awal dari komitmen jokowi dalam pemberantasan radikal
sekaligus mengembalikan nama baik islam di indonesia maupun dunia
pengembalian HTI ke permukaan hanyalah akan membuat nama islam kembali terpuruk
nasbung selalu teriak teriak PKI
ini hanya cara mereka untuk menutupi kenyataan ISIS sudah sampai di indonesia dan ada kemungkinan menjadikan indonesia sebagai BASISnya
kriminalitas apa yang telah di lakukan PKI di indonesia dalam 5 tahun terakhir?
ada?
kriminalitas apa yang telah di lakukan ISIS di indonesia dalam 5 tahun ini?
BANYAK !!
paling parah tahun 2016 sampai tembak2 di tengah kota jakarta
etnis tionghoa selalu di cap buruk, dari lebih mencintai kekayaan dibanding negara sampai benci islam
buktinya adalah banyak etnis tionghoa yang cintai gusdur bahkan anggap sebagai pahlawan
karena gusdur pro tionghoa? oh anda salah paham
malah gusdur hanya menjalankan sila ke 5 : keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
tapi tentu saja tindakan itu sangat berani, mengingat era seperti itu
dan skrg saya mengagumi tokoh muslim lainnya yaitu Yahya Cholil Staquf
bukan karena dia berbuat sesuatu yang pro pada etnis tionghoa
tapi dia berusaha membuat nama islam menjadi lebih baik
berusaha memisahkan ajaran kekerasan yang diterapkan oleh isis, alqaeda, boko haram dengan muslim moderat dengan cara mengubah unsur2 yang dianggap bermasalah
Quote:
Deklarasi ini berpendapat bahwa ada unsur-unsur di dalam Islam klasik yang bermasalah dan perlu diubah
banyak yang golput karena tidak menyukai maruf
tapi
Quote:
Dan fakta bahwa Presiden Indonesia Jokowi sekarang telah menunjuknya sebagai Dewan Penasihatnya merupakan sinyal kuat tentang sikap Jokowi sendiri.
Quote:
note:
jangan pernah peduli pada akun klon nasbung yang mengajak ngajak golput
karena mereka sadar
PENGKHIANAT NEGARA dan pendukung KHILAFUCK di negara ini sangat sedikit
maka untuk memenangkan pertarungan ini
mereka akan menyamar dan ajak golput
jika kalian cukup cerdas
pengangkatan maruf hanyalah menghalau isu agama
titik
dan anehnya banyak juga yang golput bahkan pilih sebelah karena sebut jokowi anti islam?
justru jokowi berusaha mati matian mengembalikan nama baik islam
buktinya adalah di tangkap dan dipenjaranya si "membusuk di penjara" itu
seandainya jokowi intervensi dan pelakunya di lepas
ini bukan artinya jokowi bela muslim
malah memperburuk nama islam
seolah2 muslim bisa melakukan tindakan kekerasan apapun tanpa di hukum
mau kalian di anggap gitu?
ya tentu saja tidak bukan?
bersama jokowi pertahankan pancasila
bersama jokowi ciptakan toleransi antar umat beragama
bersama jokowi memperbaiki hubungan antar etnis
bersama jokowi kembalikan nama baik islam yang selalu dikaitkan dengan ormas radikal dan terrorist di dunia
bersama jokowi melestarikan kembali budaya indonesia