Kaskus

News

n4z1.v8Avatar border
TS
n4z1.v8
Strategi Pasukan Digital Pasangan Capres-Cawapres


Strategi Pasukan Digital Pasangan Capres-Cawapres

Jakarta, CNN Indonesia -- Pasukan digital kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden mengungkapkan konten-konten yang menarik perhatian pengguna internet di jagat media sosial. Kubu 01 mengakui memainkan isu personalisasi pasangan Jokowi-Ma'ruf, di sisi lain kubu 02 memainkan isu kampanye negatif pasangan lawan.

Influencer kubu 01 Hariadhi mengatakan warganet tertarik dengan konten yang berkaitan dengan personalisasi pasangan Joko Widodo - Ma'ruf Amin untuk dimainkan di media sosial.

"Ini masalah subjektivitas bahwa Jokowi ini orang sederhana. Rata-rata orang itu tidak kenal bahwa Jokowi itu orang dengan kerja baik, mereka tahunya Jokowi itu orang sederhana, dia melakukan apa yang ia katakan, dan tidak suka berlebih-lebihan," kata Hariadhi saat acara Ngopini bertajuk'Gerilya Digital Cebong Kampret' di Jakarta Pusat, Jumat (29/3).

Hariadhi mengakui warganet menyukai isu-isu yang berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang. Oleh karena itu, pasukan digital Jokowi membentuk figur mantan Gubernur DKI tersebut sebagai 'family man'.

"Bahwa dia disenangi karena punya istri yang baik, dan anak-anaknya tidak masuk politik," imbuhnya.

Hariadhi mengatakan pihaknya telah mempelajari konten-konten yang disukai warganet sejak Pilkada DKI Jakarta 2012, Pilpres 2014, dan Pilkada DKI Jakarta 2017. Berdasarkan hasil pembelajaran tersebut, pihaknya menemukan bahwa konten dengan memamerkan isu-isu infrastruktur kurang disukai oleh warganet.

"Ternyata informasi pembangunan infrastruktur itu tidak menarik. Justru itu paling sedikit tentang pembangunan jalan nasional 3.387 km. Kalau saya tanya ke berbagai daerah yang saya kunjungi, mereka merasa petahana wajib untuk membangun infrastruktur," ucapnya.

Dalam kesempatan serupa, Mustofa Nahra yang merupakan influencer 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno mengatakan isu paling menarik yakni memainkan kelemahan pihak lawan. Menurutnya, hal tersebut sah-sah saja selama itu bukan kampanye hitam.

"Kampanye negatif itu boleh, kampanye hitam itu yang tidak boleh. Itu sah dan tidak fitnah," ucapnya.

Mustofa mengakui sulit memainkan isu pencapain Prbowo dalam pemerintah lantaran belum memiliki kesempatan untuk berkecimpung langsung di pemerintahan. Di sisi lain, pihak Jokowi memang bisa memainkan isu profil Jokowi sebagai kepala pemerintahan karena memiliki pengalaman.

"Karena kan mereka (Jokowi) sudah bekerja, kalau Prabowo kan belum bekerja," ujar Mustofa yang merupakan mantan juru bicara gerakan #2019Ganti Presiden ini.
(jnp/evn)
Profesional Vs Delusional
=============================

Terbukti kan?
Siapa kubu yang senang menyebar kampanye negatif?
Biasanya pihak yang tidak mempunyai kelebihan personal akan memainkan isu personal orang lain, mencari-cari kesalahan dan menguncinya untuk dijadikan bahan pembenaran tindakannya. Ini mirip Moderator suatu forum yang maha benar dengan segala tindakannya.

Jika seseorang yang dibelanya tidak mempunyai rekam jejak yang bagus, maka mereka akan memolesnya dengan mencari keburukan orang lain. Meskipun itu sah-sah aja, tapi itu bukan cara personal to personal menunjukan kelebihan.

Yang disana dituduh mendukung Khilafah, ngamuk!
Lha yang disini bertahun-tahun dituduh mendukung PKI, cuma Istighfar.
Yang disana bilang infrastruktur gak penting karena rakyat gak butuh infrastruktur.
Rakyat justru bilang infrastruktur diwilayahnya minta dipercepat agar semua pelaku ekonomi bisa bergerak cepat dan memangkas biaya.
Yang disana mengandalkan era masa lalu dalam militer.
Yang disini menunjukkan jajaran petinggi militer yang justru pernah jadi atasannya pihak sebelah, dan bukan perwira tinggi-perwira tinggi biasa.
Yang disana bikin lebaran baru di TPS.
Yang disini cukup ketawa.
Yang disana mau interogasi setiap orang yang dicurigai datang ke TPS.
Yang disini menanyakan fungsi aparat yang kesannya diambil alih dalam fungsi keamanan.

Yang disana menjalankan kesehariannya dengan kucing dan kuda.
Yang disini berbahagia karena mempunyai keluarga yang utuh dan bisa berkumpul kapan saja.

Bicara soal kekurangan tiap capres, sebagai manusia pasti ada. Apalagi manusia adalah tempat segala salah dan khilaf. Bicara soal kelebihannya, tiap manusia pasti punya kelebihan karena manusia diberi akal dan pikiran.

Lalu, pernahkah kita berpikir, bahwa kedua capres ini adalah Putra terbaik bangsa? Pernahkah kita berpikir bahwa mereka mempunyai jasa yang sangat besar bagi Indonesia?

Mungkin sebagian pendukung berpikir hal itu. Tapi tidak bagi mereka yang mempunya agenda lain dibalik pemilihan presiden ini. Mereka telah bersiap dengan segala upaya untuk membalas dendam kesumat. Dan mereka inilah yang banyak menyebar hoax dan fitnah. Alhasil, segala hoax dan fitnah itu dibalas langsung dengan segala konten negatif kepada kubu sebelah.

Yang kasihan, mereka-mereka yang baru mengalami pilpres dan pilkada, yang umurnya antara 17-21 tahun yang malas mencari referensi di internet. Mereka termakan hasutan sehingga menjadi bodoh dan bangga menjadi bagian dari pasukan like, aamiin, dan share.

-------------

Pilpres tinggal 17 hari lagi.
Menghitung mundur ke hari H bagaikan menghitung bom waktu.
Indonesia membutuhkan kesinambungan pembangunan, bukan direset lagi dari nol.
Yang sudah on track, seharusnya dikebut.

Mudah-mudahan Pilpres ini tidak seperti Pilkada DKI Jakarta yang mereset segalanya jadi nol dan akhirnya sulit bergerak maju.


Diubah oleh n4z1.v8 31-03-2019 09:29
6
1.5K
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan