ndutsetiawanAvatar border
TS
ndutsetiawan
Menemukan Akar Masalah Agar Kekerasan Terhadap Perempuan Tidak Terjadi Lagi
Menemukan Akar Masalah Agar Kekerasan Terhadap Perempuan Tidak Terjadi Lagi



Kekerasan Perempuan dan anak-anak selalu menghiasi berita di media massa. Kejadiannya pun bukan semakin berkurang, malah ada kecenderungan kian bertambah, dengan motif yang semakin bervariasi. Membuat hati miris rasanya.

Ini masalah nasional bahkan mendunia.
Tidak hanya dengan membalikan telapak tangan, semua permasalahan bisa di atasi?
Perlu dicari akar masalahnya.
Sehingga akan dengan mudah dipetakan dan dicarikan solusi pemecahannya.

Kekerasan perempuan sudah terjadi dari jaman dahulu, salah satu akarnya adalah kurangnya kesadaran akan posisi penting perempuan. Perempuan belum menjadi bagian terpenting dalam kehidupan.

Mari kita kupas agar dengan mudah bisa memetakan masalah dan mencari solusinya.

1. Membangkitan kembali kesadaran tentang posisi perempuan.

Sesungguhnya Allah dalam Sunatullah-Nya, menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan.
Ada malam ada siang
Ada panas ada dingin
Ada terang ada gelap

Beda yang bukan sebuah perlawanan. Beda tapi sebagai keseimbangan. Saling isi, salin berpengaruh-mempengaruhi.

Demikian juga, manusia diciptakan Allah berpasangan.
Ada laki-laki ada perempuan

Beda tapi bukan saling meniadakan
Beda tapi bukan saling menindas
Beda bukan saling menyakiti
Beda bukan untuk dihina.

Diciptakan berpasangan untuk saling mengenal. Saling menjaga keseimbangan, saling memberi manfaat.

Perempuan adalah makhluk yang dicipta setelah laki-laki yaitu ayahnda Adam... sebagai teman, pelengkap, penyeimbang, diciptakanlah Hawa.

Namun di masa kegelapan, masa kebodohan, harkat martabat perempuan tidak ada harganya, tidak dipandang sebelah mata, dijadikan budak, hanya menjadi obyek, pemuas nafsu, dibully, bahkan perempuan itu sampai dibunuh.
Baru lahir dibunuh
Beranjak dewasa dibunuh pula.

Seperti yang telah dinukilkan dalam Al Quran sebagai pembelajaran.

Allah berfirman tentang mereka,

 وَإِذَا بُشرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَى ظَل وَجْهُهُ مُسْوَدا وَهُوَ كَظِيمٌ . يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسهُ فِي الترَابِ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ

 “Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (QS. An-Nahl [16]: 58)

[SIZE=3]Dikutip dari Al Quranul Kariim



Hal ini terjadi sebelum kemunculan agama terakhir Islam yang menjadi pembawa sinar cemerlang peradaban. Nasib perempuan seperti itu, anak-anak, muda dan dewasa, begitu memprihatinkan dan tragis.

Berbeda ketika Islam hadir.
Yang dibawa oleh sang rasul Muhammad mengeluarkan dari kegelapan menjadi cahaya.

Karena Islam memuliakan perempuan, mengangkat harkat martabat perempuan.


Quote:



2. Berpegang kepada aturan Allah dan suri tauladan rasul-Nya.

Kita tidak mengharapkan sejarah posisi perempuan yang tidak ada artinya bisa kembali lagi!

Nasib perempuan berbeda 360 derajat. Salah satu nukilan ayat yang membuktikan bahwa hak dan kewajiban perempuan sudah diakomodir dengan sangat baik.

Bahasan tentang perempuan mendapat porsi terbanyak kedua setelah ayat-ayat yang membahas masalah peribadatan.
Bahkan dengan nyata ada surat khusus yang bernama An-Nisa ( wanita atau perempuan ) yang mengupas secara luas dan lebar permasalahan perempuan.

Laki-laki dan perempuan mempunyai tanggung jawab yang sama untuk memotong akar masalahannya.

Dengan cara menjalankan fungsi dan tanggung jawab masing-masing.

- Secara pribadi

Selain firman Allah sebagai aturan beda dan jelas, semua itu juga akan dilengkapi dengan istilahnya Standara Operasional Prosedur atau SOP yang mengacu kepada segala tindak, tanduk, pemikiran, perkataan, sikap, dan perbuatan dari manusia super Baginda Nabi sebagai suri tauladan terbaik, khusus mendapatkan mandat untuk menyempurnakan akhlak!

Sebelum berbicara tentang perempuan, berkoar-koar tentang hak dan kewajiban perempuan, beliaulah yang pertama, mendobrak dan sebagai pelaku utama untuk memberi contoh seperti dinukil dari hadis Muslim di bawah ini :

Quote:



Laki-laki harusmampu meneladani adab, tingkah laku sesuai contoh Rasul.

Selain itu juga Rasul memberikan garis sebagai "rambu-rambu" untuk menjadikan hubungan antara laki-laki dan perempuan berjalan dalam koridor yang saling memberi kemanfatan dan keberkahan.

Semua itu tidak bisa terjadi dari satu arah saja. Harus antara laki-laki dan perempuan, wajib berkerja sama.

Masing-masing pribadi, laki-laki dan perempuan menyadari akan posisi dan mengejawantahkan pemahaman hak dan kewajiban di dalam kehidupannya sehari-hari.

Sebagai laki-laki :

- Bertanggung Jawab

Sebagai laki-laki harus bertanggung jawab dalam kehidupan berumah tangga. Memenuhi dan mencukupi kebutuhan lahir dan batin keluarganya. Kebutuhan materi, kebutuhan batiniah, yang berdasar dari rasa kasih sayang.

- Teladan Bagi Istri dan Anaknya

Laki-laki, segala tindak tanduknya harus mampu menjadi contoh bagi keluarganya. Ia adalah agen perubahan, agen kebaikan, agen ketaatan kepada Allah.

- Pengayom Keluarga

Laki-laki harus mampu memberikan rasa aman, pengayom, pelindung bagi keluarganya. Aman, tentram dan bahagia tentunya.

- Mampu memposisikan diri sebagai imam.

Laki-laki adalah imam, pemimpin yang akan diminta pertanggung jawabannya nanti di yaumil akhir.
Harus lemah lembut, kasih sayang, tegas, dan bijaksana dalam memimpin bahtera rumah tangganya agar selamat menuju pulau impian, kebahagian dunia dan akhitat sebagai final goalnya

Selain dari pemahaman atas hak dan kewajiban, pemahaman secara menyeluruh yang di-getoktular-kan kepada semua pribadi dan masyarakat.


Perempuan sendiri secara pribadi membekali dan menerapkan adab dan akhlak yang terbaik sebagai

keutamaan perempuan.


Sebagai Pribadi :

- Menutup Aurat

Perempuan harus mengetahu batas auratnya, menutupi dan menjaganya, sehingga tidak akan menimbulkan ekses negatif yang akan memancing tindak asusila, pelecehan bahkan kekerasan.

Berpakaianlah yang sopan tidak mengundang, kalau bisa berpakaian yang Syari.. Sehingga membuat siapa pun melihatnya akan lebih respek dan timbul rasa segan.

- Memiliki Sikap Malu

Jadikan malu sebagai pakaian kehidupan, karena rasa malu mendekatkan diri kita kepada kebaikan dan kepada Allah.
Berpakaian, dan bertingkah laku tanpa memahami batas malu, akan semakin memperbesar resiko, timbulnya perlakuan negatif itu.

Sebagai Istri

Perempuan harus mampu menghargai suaminya. Taat di dalam iman dan takwa.
Mampu menjaga anak dan harta suaminya dengan bertindak penuh perhitungan, demi kebaikan di masa mendatang.
Mampu menjadi guru pertama bagi anak- anaknya, untuk menanamkan pengertian, pemahaman, mengenai iman, islam, dan muamalah termasuk penanaman dari dini akan hak-hak dan kewajiban pribadi.

Selalu bersyukur akan segala usaha suami dan pandai menyenangkan hatinya. Dan memantaskan diri untuk predikat sebagai pemilik.

" Sorga Terletak Di Bawah Kaki Ibu"


Dengan demikian mengakibatkan semua celah untuk menistakan, menganggap rendah, melecehkan, menghina perempuan tidak akan terjadi.

Karena masing-masing perempuan sudah mampu mengangkat dan memuliakan diri sendiri.

Emansipasi, kesetaraan gender bukan lagi dogma mengawang melainkan secara otomatis sudah mengejawantah dalam kehidupan.

Menjadi pribadi yang pantas dihargai, dihormati, dan dimuliakan.

- Secara sosial dan masyarakat
Dari dini pendidikan karakter, adab, sopan santun, etika, toleransi atas keberagaman ditanamkan terus menerus sebagai bekal pemahaman akan nilai baik buruk, nilai kebaikan yang dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.

- Didalam kelembagaan

Berkaitan dengan pemilu yang ada didepan mata, permasalahan itu sudah bukan menjadi tanggung jawab atau wilayah kepentingan pribadi namun sudah menyasar untuk kemaslahatan bersama.
Laki-laki dan perempuan yang memilik kewenangan, mempunyai suara, atau mempunyai bargening power seperti bakal calon legislatif, calon eksekutif dan calon yudikatif harus mempunyai keberpihakan untuk mengatasi permasalah kekerasan perempuan, kekerasan anak, pelecehan seksual, rudapaksaan untuk bahu membahu membuat aturan, perundangan, tidak hanya seperti berbagai undang-undang atau peraturan dibawah yang telah disiapkan seperti :

Quote:


Diharapkan akan lahir aturan baru perundangan baru yang lebih mampu memberikan perlindungan, keamanan, kepastian hukum bagi korban.
Dan memberikan hukum yang setimpal, dan memberikan efek jera, hukum yang adil dan berkeadilan.

Hukum dan aturan tidak sekedar menjadi pengingat saja. Harus ditaati, dijalankan tanpa pandang bulu


Dengan memahami akar masalah dan menemukan solusi sesuai dengan petunjuk Quran dan hadis Rasul, diharapkan para pribadi sudah memahami posisi masing-masing.

Para wakil rakyat juga membuat produk hukum dan peraturan yang memberikan rasa adil dan berkeadilan.

Sebagai hasil akhir,segala sesuatu tentang kekerasan dalam rumah tangga dan aturan turunannya sampai kepada hak-hak anak selanjutnya tidak perlu memakan korban lagi.

Karena masing-masing kita sudah mampu memahami dan mematuhi secara sadar dan ikhlas akan hak-hak dan kewajiban-kewajiban antar masing-masing individu.

Antara laki-laki dan perempuan.
Antara suami dengan isteri.
Antara orang tua dengan anak.
Antara individu dengan masyarakat.
Antara rakyat dan wakil rakyat.

Masing-masing posisi bukan saling berhadapan untuk saling " menindas ", " memanfaatkan " akan tetapi semua terjadi atas hubungan saling menghormati, saling menghargai dan saling memahami.

Mengedepankan rasa percaya, adab yang terbaik, saling berkasih sayang, saling bertoleransi dan menjadikan cinta kasih sebagai dasar seluruh hubungan sosial.


InshaAllah kekerasan rumah tangga TIDAK akan lagi terjadi.
Terbentuknya keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah sebagai jembatan menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Sehingga kekerasan kepada anak, pembullyan, penyiksaan, kekerasan kepada perempuan di luar dan di dalam rumah tangga tidak terjadi lagi dan semua itu hanya menjadi masa lalu sebagai catatan buruk saja dan menjadi ibroh atau contoh yang terbaik.

Sepakat, tidak akan pernah terjadi lagi.


Mari kita sepakati sekali lagi:

[B]
STOP KEKERASAN KEPADA PEREMPUAN.


SEMOGA.

[/
Diubah oleh ndutsetiawan 30-03-2019 23:20
hvzalfAvatar border
anasabilaAvatar border
anasabila dan hvzalf memberi reputasi
8
1.1K
32
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan