riandyogaAvatar border
TS
riandyoga
Kasus Kekerasan Terhadap Wanita Masih Minim Disinggung Dalam Pemilu 2019
Kasus Kekerasan Terhadap Wanita Masih Minim Disinggung Dalam Pemilu 2019

Hai GanSis semua!! Ada yang bilang kalau pemilu jangan buru-buru menentukan pilihan. Agar rasionalitas pikiran tetap terjaga. Gak terlalu memuja sini, dan menghujat sana.

Tapi pendapat demikian gak sepenuhnya benar kok. Saya sendiri sudah menentukkan pilihan saya sejak 2014. Tapi saya tetap punya uneg-uneg sendiri terhadap kedua paslon capres. Terutama pada jurkamnya dan juga kepada media pada umumnya.

Kampanye pemilu 2019 kini kok rasanya lebih banyak fokus hanya sektor-sektor populer aja. Tentang ekonomi, pekerjaan, energi, pangan dan ironisnya terlalu banyak gimmick politik saja.

Memang sih dimana-mana kalau mau menang pemilu. Mainkan saja isu ekonomi, rata-rata orang kan gak ada puasnya soal ekonomi. Maka potensi menarik massa jadi lebih besar.

Sekalipun sebagian orang merasa tidak pernah puas soal ekonomi. Namun bukan berarti isu lainnya yang dinilai tidak menyumbang banyak suara diabaikan saja.

Seperti isu kekerasan terhadap wanita. Dan juga isu-isu lainnya yang seharusnya diberikan porsi lebih pada pemilu 2019. Sebelum ini juga saya sudah bikin thread tentang isu lingkungan terkait pencemaran sungai Citarum.Satu isu yang sempat muncul pada debat capres kedua namun selanjutnya masih kurang dibahas menjelang pemilu 2019. Begitupun dengan isu kekerasan terhadap wanita.

Jangan pilih caleg yang terlibat kekerasan terhadap wanita

Quote:


Saya heran saja, disatu sisi begitu banyak rayuan dan gombalan manis ditunjukkan pada wanita, namun banyak juga wanita yang disakiti. Begitupun retorika manis dalam setiap narasi yang disampaikan oleh politik. Namun isu kekerasan terhadap wanita tidak terlalu diperhatikan.

Dalam politik, wanita juga di anggap sebagai sosok penting. Namun sayang lebih hanya untuk kepentingan menarik massa dalam panggung kampanye. Mendayakan wanita dalam kontestasi Pemilu memang bisa dibilang sukses memeriahkan suasana. Biasanya seperti itu. Maka itu tak jarang para politikus yang membentuk kelompok relawan khusus wanita.

Tapi kok akhir-akhir ini ada juga caleg yang menjadi pelaku kekerasan seksual terhadap wanita. Ada kok beritanya, di browsing saja.

Memang sih gak semua caleg seperti itu. Hanya sebagian oknum saja. Tapi hal ini juga perlu dijadikan perhatian.

Maksud saya disini gini, sebagai pemilih seharusnya kita gak hanya cukup melihat kriteria calon pemimpin maupun yang gak korupsi, penampilan dan pencitraannya saja. Tapi lihat juga rekam jejaknya khususnya pada kekerasan terhadap wanita. Bila ketahuan pernah melakukan kekerasan terhadap wanita, sebaiknya di-blacklist dari daftar caleg yang layak untuk dipilih nanti di TPS pada 17 April 2019.

Kedepannya, isu kekerasan wanita dan isu lainnya yang gak terlalu diekspos pada hiruk pikuk Pemilu 2019 harus lebih diberi perhatian. Kalau para elite politik hanya sibuk pada isu populer yang bermuara ekonomi, juga yang lagi trend sekarang politisasi agama serta politik pencitraan. Perlu dipertanyakan juga? Mereka itu mau membangun Indonesia lebih baik secara keseluruhan atau menang Pemilu saja.

Harus lebih diperhatikan lagi!

Quote:


Menurut pantauan saya pribadi, isu kekerasan terhadap wanita masih minim diangkat. Paling hanya satu dua partai politik yang cukup vokal menyuarakan isu kekerasan terhadap wanita. Namun masih kurang terekspos.

Begitupun pemberitaan yang lebih banyak disesaki isu politik sensasi. Apalagi buzzer politiknya yang tahunya saling menghujat saja.

Seharusnya isu kekerasan terhadap wanita ini harus lebih diperhatikan. Karena kasus kekerasan terhadap wanita baik secara fisik, mental, terlebih seksual. Biasanya bersifat sensitif. Wanita yang menjadi korban kekerasan, biasanya takut untuk melapor.

Komisioner Komnas Perempuan Sri Nurherwati mengungkapkan bahwa layanan untuk kasus kekerasan seksual tidaklah banyak. Hal tersebut terbukti hanya 10 persen saja kasus yang diadukan. ”Dari kasus yang diadukan, hanya 5 persen saja yang sampai diproses kepolisian dan 2 persen saja pelaku dihukum,”ungkap Nur, seperti disalin dari padek.co (22/2).

Nah disinilah yang perlu diperhatikan pemerintah maupun calon-calon pemimpin yang ingin duduk dipemerintahan kedepannya. Seharusnya dibuat kebijakan yang menjamin perlindungan wanita dan memastikan pelakunya dihukum setimpal.

Peran masyarakat

Sebaiknya, kita juga gak bisa hanya bergantung pada pemerintah saja. Sikap masyarakat terhadap korban kekerasan terhadap wanita juga perlu diperhatikan dan diperbaiki.

Wanita korban kekerasan terhadap wanita biasanya merasa takut untuk bersuara karena sikap orang disekelilingnya. Masyarakat biasanya terlalu cepat menghakimi wanita yang menjadi korban kekerasan terutama kekerasan seksual, sebagai wanita gak baik.

Hal ini terjadi, barangkali karena kurangnya edukasi. Sama kasus seperti pendertia HIV dan lainnya. Nah, di momen Pemilu 2019 seperti sekarang dimana ucapan elite politik lebih disorot. Para elite politik harus lebih giat menyuarakan isu-isu seperti kekerasan terhadap wanita. Agar masyarakat lebih paham.

Wanita dan pemilu

Nah ini yang maksudkan uneg-uneg saya pada kontestan Pemilu 2019. Saya perhatikan kampanye politik terkadang dipenuhi ibu-ibu, tak jarang meninggalkan anaknya. Karena ada larangan membawa anak dibawa umur. Nah, panitia kampanye ada gak yang memikirkan sejauh ini.

Belum lagi ada ibu-ibu yang dilibatkan langsung pada kegiatan kampanye politik. Seperti yang saya sebutkan tadi peran wanita untuk menyedot banyak masa. Tapi seharusnya mereka juga dibekali wawasan yang cukup agar tidak terseret kasus hukum.

Saya pikir hal ini cukup mendasar ya. Bagaimana lebih banyak melibatkan peran aktif wanita dalam politik. Namun jangan mempersulit mereka dikemudian hari.

Pada akhirnya saya hanya menyuarakan pendapat lewat thread ini terkait kekerasan terhadap wanita. Perkara ini didengar oleh para elite politik itu urusan mereka. Ya kita tahu sama tahu aja, politikus pada umumnya kalau kampanye sukanya yang instan saja. Sebar uang, sembako murah dan janji manis. That's it.


Perkara narasi politik yang kurang populer, seperti kekerasan terhadap wanita masih jarang digaungkan. Patut disayangkan. Padahal ini gak kalah penting dibanding sekedar isu urusan kantong dan perut.

Bila wanita tidak benar-benar dijamin perlindungannya. Berarti sama saja kita merusak masa depan negeri ini. Karena pendidikan dasar seorang anak umumnya berawal dari ibunya. Wanita adalah pondasi negara. Dibalik pria hebat, ada wanita kuat.

Nah, ini sebenarnya banyak isu-isu lainnya yang seharusnya diberikan porsi lebih sebagai adu program para paslon capres-cawapres maupun caleg. Hanya saja kita terlalu sibuk debat-debat politik gak jelas, hujat sana-sini doang.

Beruntung Kaskus membuat event menulis bertema "Stop Kekerasan Terhadap Wanita".Medorong kita semua untuk aktif mengeksplor isu-isu alternatif yang seharusnya lebih banyak disuarakan dalam kontestasi Pemilu 2019. Bagus untuk pendidikan politik kita. Dapat membuka mata dan pikiran kita bahwa negara ini sesungguhnya besar. Begitu banyak hal yang perlu dibahas di negara ini. Bukan cuma Cebong dan Kampret doang.

Oleh Rianda Prayoga. Binjai, 29 Maret 2019.

Spoiler for sumber & referensi:
Diubah oleh riandyoga 29-03-2019 15:50
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
288
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan