Dalam perjalanan sejarah manusia, kita telah meninggalkan jejak kita di setiap tempat di bumi,  bahkan samudera terdalam dan gua bawah tanah yang belum ditemukan juga merasakan efek dari aktivitas manusia. Tetapi itu tidak berarti bahwa setiap tempat di bumi mudah ditemukan. Ada banyak lokasi di mana orang tinggal tetapi membutuhkan perjalanan yang sulit untuk menuju tempat tersebut, dan tempat-tempat ini terkadang tidak memiliki akses reguler ke fasilitas modern seperti yang terdapat di negara maju.

Hai gan sis hari ini kita liat tempat-tempat yang paling terisolasi di planet kita yukkk, ehhhh tapi jangan kebawa sama kata 'terisolasi' yaaaa, pasti dibayangan kalian tempatnya pasti bagai tak ada kehidupann hehehehe, bukannn bukannn, justru kebalikannya tempatnya itu bagus banget, yuk kitaa liat satu-satu, cekidottt...

Nah gengs, Pulau Palmerston ini terletak 2.000 mil di barat laut Selandia Baru, kira-kira sekitar 3.219 kilometer dah dari Selandia Baru. Tempat dengan pasir putih yang begitu menawan ini adalah Rumah bagi 62 orang doang gan, dan 59 diantaranya adalah keturunan langsung dari seorang pria bernama William Marsters yang menetap di tempat itu. Di Pulau Palmerston ini kaga ada pasar, toko, apalagi mall yekan wkwkkw, karena orang-orang nya ngga menggunakan uang gan, keculai untuk membeli keperluan dari dunia luar. Pulau Palmerston biasanya dikunjungi oleh kapal pasokan 2 kali dalam setahun, tapi ngga jarang juga loh si kapal pasokan ini ga bakal berkunjung sampe 18 bulan lamanyaaa. Tenang aja gan walaupun kelihatannya pulau ini bagaikan pulau keluarga wkwkwk tapi penduduk di Pulau ini sangat menerima dengan hangat jika ada pendatang yang ingin berlibur atau sekedar berpetualang di pulau ini, para penduduk di Pulau Palmerston juga akan mengijinkan agan untuk singgah di rumah pribadi mereka. Agan sekalian butuh perjalanan di dalam kapal selama 8 hari dari Tahiti untuk bisa mencapai puau ini (jangan aje naek kapal dari Indonesia ye, mon maap, lamaaaaa). Tenang aja kalau agan berencana berlibur kesini agan bakal tetep bisa cas HP, kamera, dan laptop, dan masih bisa aplot IG juga nih, karena pulau ini memiliki 2 telepon, 6 jam listrik per hari, dan 4 jam akses internet dalam sehari. Bagus juga kan kalau berlibur seminggu atau 2 minggu di pulau ini jadi "penyakit gadget" kita bisa dihilangkan sementara dan fokus kepada alam ciptaan Tuhan yang luar biasa

2. Desa Supai, Arizona

Terlepas dari kenyataan bahwa Grand Canyon adalah salah satu lokasi yang paling banyak dikunjungi di Amerika Serikat, Desa Supai yang berada di dekatnya ternyata jarang dikunjungi. Pusat suku dari Suku Havasupai, Supai adalah sebuah desa terpencil yang terletak di cabang barat daya ngarai. Turis dipersilahkan berkunjung hanya pada daerah reservasi yang dilindungi, tetapi agan bakalan mendaki sejauh 8 mil atau sekitar 13 kilometer dan menunggang kuda yang, kecuali agan mau nyewa helikopter, tapi buat ape nyewa heli yekan, kan asik mendaki sambil menunggang hahaha, pulangnya gapapa dah make heli, sape tau kelelehan yekan.

Havasupai berarti "Orang-orang di Perairan Biru Hijau"mengacu pada empat air terjun yang indah yang dapat ditemukan di sepanjang Sungai Havasu. Air terjun berfungsi sebagai sumber air komunitas. 208 penduduk tetap tetap dapat menerima kiriman surat melalui bagal, tau ga bagal ape? bagal itu hasil persilangan antara kuda betina dan keledai jantan, jd kang pos doi.