- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kebersamaan Di "Sosmed" Yang Sebabkan Derita Tiada Tara, Simak Ceritanya


TS
Surobledhek746
Kebersamaan Di "Sosmed" Yang Sebabkan Derita Tiada Tara, Simak Ceritanya
Quote:
Cinta tak pilih rupa
Rindu tak tahu malu
Sedih selalu pilu
Galau sepanjang waktu
Ketagihan meminta ulang
Tak bisa kembali tak bisa pulang
Hanyaa dirimu yang paling disayang
Tertipu semua senyum hilang
Seharian menangis tak mempan bujukan diam

sumber gambar
Spoiler for OPINI PRIBADI:
Sosial media ada yang khusus untuk menyampaikan isi pikiran, foto-foto kegiatan diri atau kelompok. Serta aktifitas lainnya yang diabadikan dalam sebuah tempat hingga dapat dilihat oleh orang lain.
Ada juga sosial media yang diperuntukkan khusus untuk grup-grup percakapan dalam komunikasi dua arah, maupun dalam grup-grup yang banyak anggotanya. Biasanya diselingi dengan status-status yang ditulis untuk memberitahu teman tentang perasaan dan aktifitas yang sedang dilaksanakan.
Sosial media yang lebih canggih berupa unggahan video aktifitas keseharian yang dipajang dan dipamerkan untuk eksistensi diri. Juga diselingi dengan komunikasi dua arah. Tak sedikit yang menampilkan fitur banyak arah.
Seperti apa kebersamaan di sosial media yang menyebabkan derita yang tiada tara.
1. Menjalin hubungan pertemanan yang khusus kepada banyak orang.
Kebiasaan berkomunikasi dalam gawai yang tak kenal waktu, tempat dan jarak menyebabkan kemudahan yang tak terhingga. Dengan mudah kita melakukan percakapan dan obrolan yang sangat intens dilakukan.
Naluri manusia, semakin sering komunikasi, pasti akan semakin asyik rasanya. Komunikasi yang terjalin dalam durasi yang lama menyebakan tumbuh perasaan beda. Meskipun banyak diingkari tumbuhnya perasaan itu bukan perasaan cinta.
Dengan semakin sering berkomunikasi, terjadi cerita-cerita yang kadang membuat tersenyum dan tertawa bahagia tak terasa. Perkenalan juga mudah dilakukan. Pendekatan juga sangat gampang. Dan dipastikan akan tumbuh bibit ingin selalu melakukan percakapan-percakapan meriah.
Ketika pada suatu saat, karena sebab-sebab kesibukan pekerjaan komunikasi yang biasa dilakukan berangsur renggang. Dari sinilah derita mulai dirasa.
Ketika perasaan ditinggalkan datang, terciptalah perasaan cemburu, padahal bukan karena rindu. Bukan pula karena sayang. Keingian bersama menjadi hilang, marah hingga derita tak terasa datang. Yang terjadi akhirnya adalah pertengkaran, kecemburuan. Padahal, diantara mereka belum ada ikatan apa pun. Namun derita merasa ditinggalkan dengan tuduhan yang tak beralasan datang.
2. Tidak ada kejujuran dan keterbukaan
Namanya media sosial, pasti tidak hanya berhubungan dengan satu orang. Semakin lama seseorang aktif dalam sosial media pasti semakin banyak juga kebersamaan dilakukan.
Tidak jarang satu orang sering menjalin hubungan tidak hanya kepada seorang saja. Akhirnya ketika pada waktu yang sama beberapa orang yang sama minta segera direspon aktifitasnya. Kita bisa bayangkan, dengan satu gawai di tangan untuk merespon beberapa orang dalam waktu bersamaan.
Padahal untuk menggunakan gawai hanya diperlukan dua jempol. Cukupkah untuk menjawab seluruh pesan yang masuk? Belum lagi beberapa orang yang menjadi lawan komunikasi itu menggunakan jenis sosial media yang berbeda.
Ada yang harus segera direspon dengan suara. Dilain pihak minta direspon dengan baha tulisan. Dan yang lain lagi minta segera direspon dengan percakapan suara.
Mengingat sedemikan kompleksnya kebersamaan terhadap sekian banyak orang, maka diperlukan saling keterbukaan. Dengan jujur mengatakan sedang sibuk merespon si A atau si B dan seterusnya barangkali mampu mengurangi terdapatnya kecemburuan akibat tidak saling mengetahui aktifitas masing-masing saat itu.
3. BAPER yang berlebihan
Pokok permasalahan yang menyebabkan derita tak terhingga dalam komunikasi media sosial adalah dengan baper yang terlalu besar. Setiap orang pasti akan memperlakukan orang lain sebaik-baiknya. Hingga mendapatkan teman sebanyak-banyaknya.
Jika baper terlalu besar, kemidian menganggap kebaikan dan perhatian yang besar diberikan kepada kita adalah karena sayang atau cinta hancurlah semuanya.
Yang sering terjadi adalah meminta orang lain selalu setia dan selalu siap sedia menemani kita. Khusus untuk kita, tidak boleh dekat dan akrab dengan orang lain, padahal kita sendiri tidak mau berlaku sama. Ayo, apa itu namanya?
Akhirnya jika ingin menjalin kebersamaan dalam bersosial media agar tidak menjadi derita berupa perasaan ditinggalkan adalah dengan memelihara perasaan berkeluarga. Masing-masing kita juga berhak mendapatkan teman yang lebih banyak dan berkomunikasi dengan beberapa orang. Untuk komunikasi diperlukan waktu yang ada hingga dibagi bersama-sama. Kapan waktu untuk kita, dan kapan waktu untuk orang lain. Saling mengalah dan menerima kekurangan masing-masing akan dapat mengurangi derita dalam kebersamaan di media sosial.
Ada juga sosial media yang diperuntukkan khusus untuk grup-grup percakapan dalam komunikasi dua arah, maupun dalam grup-grup yang banyak anggotanya. Biasanya diselingi dengan status-status yang ditulis untuk memberitahu teman tentang perasaan dan aktifitas yang sedang dilaksanakan.
Sosial media yang lebih canggih berupa unggahan video aktifitas keseharian yang dipajang dan dipamerkan untuk eksistensi diri. Juga diselingi dengan komunikasi dua arah. Tak sedikit yang menampilkan fitur banyak arah.
Seperti apa kebersamaan di sosial media yang menyebabkan derita yang tiada tara.
1. Menjalin hubungan pertemanan yang khusus kepada banyak orang.
Kebiasaan berkomunikasi dalam gawai yang tak kenal waktu, tempat dan jarak menyebabkan kemudahan yang tak terhingga. Dengan mudah kita melakukan percakapan dan obrolan yang sangat intens dilakukan.
Naluri manusia, semakin sering komunikasi, pasti akan semakin asyik rasanya. Komunikasi yang terjalin dalam durasi yang lama menyebakan tumbuh perasaan beda. Meskipun banyak diingkari tumbuhnya perasaan itu bukan perasaan cinta.
Dengan semakin sering berkomunikasi, terjadi cerita-cerita yang kadang membuat tersenyum dan tertawa bahagia tak terasa. Perkenalan juga mudah dilakukan. Pendekatan juga sangat gampang. Dan dipastikan akan tumbuh bibit ingin selalu melakukan percakapan-percakapan meriah.
Ketika pada suatu saat, karena sebab-sebab kesibukan pekerjaan komunikasi yang biasa dilakukan berangsur renggang. Dari sinilah derita mulai dirasa.
Ketika perasaan ditinggalkan datang, terciptalah perasaan cemburu, padahal bukan karena rindu. Bukan pula karena sayang. Keingian bersama menjadi hilang, marah hingga derita tak terasa datang. Yang terjadi akhirnya adalah pertengkaran, kecemburuan. Padahal, diantara mereka belum ada ikatan apa pun. Namun derita merasa ditinggalkan dengan tuduhan yang tak beralasan datang.
2. Tidak ada kejujuran dan keterbukaan
Namanya media sosial, pasti tidak hanya berhubungan dengan satu orang. Semakin lama seseorang aktif dalam sosial media pasti semakin banyak juga kebersamaan dilakukan.
Tidak jarang satu orang sering menjalin hubungan tidak hanya kepada seorang saja. Akhirnya ketika pada waktu yang sama beberapa orang yang sama minta segera direspon aktifitasnya. Kita bisa bayangkan, dengan satu gawai di tangan untuk merespon beberapa orang dalam waktu bersamaan.
Padahal untuk menggunakan gawai hanya diperlukan dua jempol. Cukupkah untuk menjawab seluruh pesan yang masuk? Belum lagi beberapa orang yang menjadi lawan komunikasi itu menggunakan jenis sosial media yang berbeda.
Ada yang harus segera direspon dengan suara. Dilain pihak minta direspon dengan baha tulisan. Dan yang lain lagi minta segera direspon dengan percakapan suara.
Mengingat sedemikan kompleksnya kebersamaan terhadap sekian banyak orang, maka diperlukan saling keterbukaan. Dengan jujur mengatakan sedang sibuk merespon si A atau si B dan seterusnya barangkali mampu mengurangi terdapatnya kecemburuan akibat tidak saling mengetahui aktifitas masing-masing saat itu.
3. BAPER yang berlebihan
Pokok permasalahan yang menyebabkan derita tak terhingga dalam komunikasi media sosial adalah dengan baper yang terlalu besar. Setiap orang pasti akan memperlakukan orang lain sebaik-baiknya. Hingga mendapatkan teman sebanyak-banyaknya.
Jika baper terlalu besar, kemidian menganggap kebaikan dan perhatian yang besar diberikan kepada kita adalah karena sayang atau cinta hancurlah semuanya.
Yang sering terjadi adalah meminta orang lain selalu setia dan selalu siap sedia menemani kita. Khusus untuk kita, tidak boleh dekat dan akrab dengan orang lain, padahal kita sendiri tidak mau berlaku sama. Ayo, apa itu namanya?
Akhirnya jika ingin menjalin kebersamaan dalam bersosial media agar tidak menjadi derita berupa perasaan ditinggalkan adalah dengan memelihara perasaan berkeluarga. Masing-masing kita juga berhak mendapatkan teman yang lebih banyak dan berkomunikasi dengan beberapa orang. Untuk komunikasi diperlukan waktu yang ada hingga dibagi bersama-sama. Kapan waktu untuk kita, dan kapan waktu untuk orang lain. Saling mengalah dan menerima kekurangan masing-masing akan dapat mengurangi derita dalam kebersamaan di media sosial.
Quote:
SEMOGA MENJADI PEMBELAJARAN
Baca juga:
vedio call mesra
Diubah oleh Surobledhek746 28-04-2019 21:39
8
3.9K
Kutip
190
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan