5 Formula untuk Kantor yang Bebas Kekerasan Seksual Terhadap Wanita!
TS
kim.ngaskus
5 Formula untuk Kantor yang Bebas Kekerasan Seksual Terhadap Wanita!
5 Formula untuk Kantor yang Bebas Kekerasan Seksual Terhadap Wanita!
"Don't teach how to dress but teach your brain about humanity"
- Simponi Band -
Halo agan – agan kumaha damang!? Selamat datang di trit sederhana ane lainnya. Pada kesempatan yang berbahagia ini ane ingin berbagi perhatian ane tentang masih maraknya kasus kekerasan terhadap wanita. Salah satunya, kekerasan seksual yang sayang sekali masih cukup sering terdengar di sekeliling kita. Ane berharap menjelang Pileg dan Pilpres 2019 ini, trit ini bisa menjadi masukan para calon pemimpin bangsa untuk lebih perhatian dan berkomitmen dalam membangun legislasi yang melindungi wanita dari kekerasan seksual di tempat kerja. Mari ganz:
Quote:
Menjelang pemilu dan pilpres yang semakin dekat, rasanya belum ada gaung dan komitmen serius yang terdengar dari para calon wakil rakyat dan presiden negeri ini. Semua masih sibuk pada pencitraan dan fokus dalam meraih simpati lewat jargon – jargon kampanye strategis terkait ekonomi dan juga pembangunan. Padahal salah satu konsep pembangunan manusia ialah memuliakan manusia itu sendiri. Dalam konteks trit ini, manusia itu adalah wanita. Ibu kita, istri kita, saudari kita. Sayangnya, isu ini malah semakin suram dengan adanya beberapa putusan – putusan hukum yang terkesan tidak adil pada perlindungan kekerasan bagi wanita. Contoh terakhir yang ramai adalah kasus Baiq Nuril. Agan bisa tanyakan kepada om gogel detilnya.
Peran wanita yang semakin mandiri dan maju pada tataran konsep karir di tempat kerja, semakin membuat posisi wanita nyatanya lebih rentan menjadi objek kekerasan di kantor. Ada banyak contoh deh yang agan bisa temukan. Misalnya, kasus yang menimpa seorang wanita pekerja berinisial NA yang bekerja di sebuah perusahaan multinasional,bahwa ia beberapa kali dilecehkan secara verbal oleh atasannya sendiri (Cerita pilu ini ane lansir dari tirto.id, link lengkap ada di sumur gan). NA cuma bisa diam dan menangis karena takut, bingung, sekaligus tidak berdaya menghadapi situasi seperti ini. Nah apakah kantor agan termasuk tempat kerja yang “Ramah” bagi berlangsungnya kekerasan seperti itu? Maka ini adalah saatnya berubah gan! Semoga melalui Kaskus tercinta ini para calon pemimpin bangsa di Pileg dan Pilpres bisa lihat dan terapkan, 5 formula untuk kantor yang bebas kekerasan seksual terhadap wanita di seluruh Indonesia.
PELATIHAN
Quote:
Pelatihan kek gimana? Pelatihan yang mengajarkan tentang konsep kekerasan terhadap wanita. Dalam hal ini kekerasan seksual, loh kok gitu? Iya gan. Seringkali kita tidak tahu kapan waktunya berhenti untuk bercanda mengenai lelucon – lelucon “Jorok” kepada rekan kerja kita terutama wanita. Apalagi rekan kerja yang sudah sangat dekat. Padahal ada batas – batas imajiner yang sepatutnya kita sadar bahwa itu bisa saja berubah menjadi suatu bentuk kekerasan seksual yang berbentuk verbal. Berapa contoh yang kita lihat bahwa seorang rekan kantor pria berkata kepada rekan kerja wanitanya. “Eh cantik aku baru beli kasus mau nyobain kasurnya gak?” meskipun di benaknya itu cuma sekedar “Bercanda”. Bisa saja Sang Partner kerja wanita sedang merasa dilecehkan. Praktek pelatihan seperti ini pun sesungguhnya sudah jamak diselenggarakan oleh perusahaan – perusahaan di Amerika sejak dekade 90an dan terus menyebar hingga ke Benua Eropa. Elizabeth Trippet Associate Profesor di Universitas Oregon menekankan pelatihan ini sangat baik terutama bagi sebuah kantor yang notabene mayoritas memiliki pria sebagai pemimpin dan pemegang kebijakan strategis perusahaan.
PELAPORAN
Quote:
Rasa takut, bingung dan juga direndahkan menekan segala keinginan wanita yang mendapatkan pelecehan secara seksual untuk buka suara. Maka dari itu, kantor yang baik seharusnya memiliki satu saluran khusus yang diperuntukan bagi para pekerja wanita untuk curhat tentang apa yang ia alami dan rasakan. Di Inggris misalnya, 60% pekerja wanita dalam sebuah survei mengaku pernah mengalami tindak kekerasan seksual secara verbal ataupun fisik. Mereka tidak berani melapor karena lumpuh oleh rasa ketakutan, hina dan direndahkan. Hal ini bisa berujung pada perasaan depresi dan gelisah ketika berada di lingkungan kantor. Ini waktunya bagi HR kantor lebih peka untuk membangun saluran lapor khusus untuk melindungi pegawai wanitanya.
HITUNG KASUSNYA
Quote:
Di masa mendatang, Audit internal perusahaan wajib melibatkan penghitungan jumlah kasus kekerasan seksual yang terjadi di kantor. Hal ini akan membuat dewan direksi dan manajemen lebih menghargai dan berkomitmen untuk membangun lingkungan kantor yang baik bagi para pekerja wanitanya. Kebanyakan sekarang ini, kasus kekerasan seksual di kantor dilupakan begitu saja oleh sebuah kesepakatan damai antara korban dengan pelaku. Setelah ditandangani kasus ditutup dan kantor menekan kedua belah pihak untuk melupakan apa yang terjadi. Walhasil catatan kemungkinan untuk memperbaiki segala yang salah terkait kekerasan seksual tersebut bisa saja menguap. Manaada kantor yang mau “Aib” nya dibuka ya kan?
UBAH BUDAYANYA
Quote:
Ingrid Freeden dari Navex Global salah satu perusahan penyedia solusi manajerial korporasi mengatakan bahwa budaya negatif dalam hal kekerasan seksual terhadap para pekerja harus dirubah. Dan perubahan itu harus berawal dari komitmen para pemimpin kantor. Mengubah suatu kebiasaan apalagi budaya menjadi amat sulit tapi mungkin dilakukan selama para pemimpin mau mendengarkan dan serius menghadapi isu kekerasan tersebut. Sebagus apapun sistem dibuat budaya kerja di kantor akan menjadi acuan utama perlindungan pekerja wanita dari kekerasan seksual.
KESEIMBANGAN GENDER
Quote:
Mengubah budaya bukan sesuatu yang mudah tapi amat memungkinkan apalagi jika sedikit atau banyak jajaran pemimpinnya adalah wanita. Selama bertahun – tahun gender menjadi isu dalam pengelolaan perusahaan. Kantor yang memiliki mayoritas lelaki dalam jajaran senior cenderung lebih mudah membentuk “Klub Cowok” yang notabene menoleransi tindak kekerasan seksual sebagai bagian dari candaan belaka. Index FTSE 100 perusahaan di Inggris menyebutkan hanya 10% wanita berada pada level eksekutif direktur di kantor. Nah, ini menjadi tantangan bagi dewan direksi untuk bisa merekrut tidak hanya kalangan pria tapi menyeimbangkannya dengan wanita karir yang memiliki kemampuan setara.
Demikianlah trit penolakan ane terhadap kekerasan terhadap wanita. Semoga isu ini juga menjadi perhatian dan komitmen para caleg & capres dalam menentukan kebijakannya nanti yah gan setelah selesai pemilu. Jangan lupa bagi pengalamannya juga dong. Cheers!