Kaskus

Hobby

santohAvatar border
TS
santoh
menghakimi orang lain
Ven Ajahn Brahm.

Kita itu hidup begitu kritis, kita sering sekali menghakimi orang lain. Ya, seperti bhikkhu sesat, kaum gay itu sesat, hetroseksual sesat, ini sesat, itu sesat, itu jahat ini jahat. Anda tahu mengapa kita mempunyai pikiran yang seperti itu? Karena kita berpikir kita sendirilah yang sesat dan jahat sebenarnya, itulah alasannya.

Jadi ketika kita tidak menghakimi diri sendiri, kita tidak menghakimi orang lain. Itulah sebabnya tertulis dalam alkitab, "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi." Jika kita menghakimi orang lain, itu bukan berarti Tuhan menghakimi kita. Saya telah memahami hal ini sejak lama bahkan sebelum saya menjadi Buddhis; jangan menghakimi, jika tidak mau dihakimi. Jika kita menghakimi orang lain, berarti kita menghakimi diri sendiri, dan kita akan dihakimi oleh diri kita sendiri. Jadi berhentilah menghakimi diri kita sendiri.

Ada sebuah kisah kecil yang pernah diceritakan oleh seorang bhikkhu Jerman kepada saya. Ia mendapatkannya dari sebuah buku di Jerman yang belum diterbitkan dalam bahasa Inggris, mengenai kisah seorang anak kecil yang mengingat pengalaman astral atau keluar dari tubuhnya.

Salah satu kisah menarik mengenai seorang anak yang karena kecelakaan atau penyakit berusia 8 atau 9 tahunan, meninggal di rumah sakit dan hidup kembali. Ketika ia ditanya bagaimana kisahnya, ia menuturkan kisahnya sendiri saat dia meninggal, ia mengatakan serasa ia mengambang tubuhnya, lalu melayang kembali ke desanya dan tiba di sebuah gudang. Di gudang ini dia bertemu malaikat maut, yang sedang memeriksa kesalahan semua orang yang baru meninggal. Semua orang yang mati harus singgah ke gudang ini.

"Siapa namamu?" tanya sang malaikat kepada anak itu, "Kamu seharusnya tidak berada disini, kamu belum waktunya mati, tapi sebelum kami mengirim kamu kembali kedunia, kamu boleh tinggal disini dan melihat-lihat apa yang terjadi setelah kematian."
Selang tidak berapa lama datang seorang peternak Jerman yang baru saja meninggal. Menurut penuturan anak ini, ia mengatakan bahwa ketika malaikat maut itu menanyakan nama peternak itu dan melihat buku catatannya, malaikat itu berkata, "Namamu tercantum disini. Apakah kamu pernah membunuh, membunuh apa pun?" Peternak itu menjawab; "Mungkin satu dua ekor hewan kecil saja." Lalu malaikat itu berpaling ke arah bocah itu, "Nah, kamu lihat? Bahkan saat sudah mati pun, dia ini masih saja berbohong!" Rupanya peternak itu telah membunuh banyak domba dan sapi, namun ia berbohong dengan berkata hanya satu dua ekor binatang kecil. Lalu, datang lagi seorang lain yang masuk dan melewati gudang itu dan langsung naik ke langit. Bocah itu terheran-heran dan bertanya, "Mengapa Anda kok tidak menanyai dia apa yang pernah dia lakukan sewaktu dia masih hidup?" Malaikat itu berpaling sambil berkata, dan mengucapkan bagian yang paling indah di dalam kisah ini: "Lihat lah pria yang ke surga tadi itu. Dia tidak pernah menghakimi siapa pun sepanjang hidupnya, karena itu kami tidak akan menghakiminya."

Saya selalu menyukai kisah ini. Itulah bagaimana bocah itu menuturkan kisah ini ketika ia terbangun dari kematian sementara-nya. Inilah bagaimana ia menjelaskan pengalamannya. Seseorang mencapai kebahagiaan; kami tidak akan menghakiminya karena ia tidak pernah menghakimi siapa pun. Anda menghakimi diri Anda sendiri pada saat kematian, orang yang membaca tulisan ini adalah diri Anda sendiri, bukan orang lain. Anda tidak bisa berbohong kepada diri Anda sendiri. Anda bisa mencobanya, namun Anda tidak akan bisa! Jadi, janganlah kita menghakimi, melainkan; pintu hatiku terbuka untukmu.......pintu hatiku terbuka untukmu......
tata604Avatar border
tata604 memberi reputasi
2
446
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan