- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Malaikatku…? Ya suamiku…!


TS
asmulfaisi
Malaikatku…? Ya suamiku…!

Malam yang sunyi dan tenang itu masih menemani kesedihanku… ingatanku masi melayang pada kejadian 7 bulan yang lalu… saat itu aku layaknya kapas yang hanya dapat mengikuti kemana arah angin membawaku…. Kini aku disini untuk menunjukkan aku dapat bertahan tanpamu….
7 Bulan Lalu….
“Nay,kita harus Putus!” ucap Adi pacarku,
“tapi kenapa?apa salahku?”
“salahmu?salahmu adalah menyia-nyiakanku!”
“maafkan aku Di!aku menyesal!”
“terlambat! Aku hanya mengikuti kata hatiku. Jika hati bicara A makan akan aku lakukan A. jika kau minta maaf, maka itu sudah terlambat.”
Kemudian adi pergi meninggalkanku…. Sementara aku? Aku hanya bisa menangis teisak-isak menatapnya pergi… kelam hari-hari kulalui tanpanya. Siang hari adalah saaat aku mengandai-andaikannya dan malam hari adalah saatnya aku mengimpikannya. Begitu aktifitasku setelah lepas darinya…. Menyakitkan bukan..?
Hingga tiba waktu kesedihanku memuncak. Aku tak tahan lagi, aku ingin menyudahi hidupku.. dipinggir sungai aku berdiri, siap untuk meloncat! Namun, niatku terurungkan sebab datangnya seseorang yang menghalangiku..
“ hey! Turunlah kau dari situ! Itu berbahaya!” ucapnya
“diam! Pergi kamu!” bentakku
“dengar! Aku tidak mengenalmu, tapi aku perduli padamu. Lalu, apakah kau berpikir orang yang dekat denganmu bahkan menyayangimu jika melihatmu ingin meloncat kebawah sana lalu akan membiarkannya begitu saja?Tidak.”
“diam!!kau tidak mengerti. Aku lelah seperti ini. Aku ingin menyudahi hidupku”
“yah, baiklah. Kubiarkan kau! Tapi ingat,meloncat dari sini kebawah sana pasti rasanya sakit sekali. Selain itu didasarnya ada banyak batu. Airnya pun dingin. Jika benar ingin mati? Mari kuberi tahu cara yang mudah untuk bunuh diri yang mudah, instant, cepat dan tidak menyakitkan.”
“apa?”
“tuunlah. Mari kuantar.”
Lalu pria itu membawaku ke sebuah bangunan tua dekat pinggiran kota. Bangunan itu tingginya sekitar 25 kaki….. pria itu mengajakku ke atap bangunan itu.
“ naaah, jika meloncat dari atas sini, kau pasti akan segera mati. Mudah bukan?” ucapnya tenang , sementara aku?aku telah ketakutan . ngeri aku melihat tempat setinggi itu. Sejenak aku melupakan sedihku. Terbawa rasanya mengobrol dengannya.
“kenapa kau tidak segera meloncat ke bawah sana?ngeri?” tanyanya, lalu aku pun mengangguk malu.
“dengar, mati itu tidak enak. Disana tak ada mall,tidak ada mobil, juga tidak ada pria semanis dan setampan aku! Hheheeeheheheheee” candanya
“PD sekali kau?”
“hehehehe, aku Prana. Lebih lengkapnya Pranata. Kau?”
“aku Naya. Anaya”
Disitulah kami berkenalan, sejak saat itu, aku sering pergi dengannya. Dia yang membuatku lupa akan kesedihanku. Kami bagaikan gula dan semut, dimana ada aku selalu ada Prana, begitu juga sebaliknya. Hingga akhirnya kedekatan kami mulai menampakakan hasilnya, Prana menyatakan cintanya padaku. Tidak tanggung-tanggung ia langsung melamar dan mengajakku menikah.
“tapi Na, apa tidak terlalu cepat?”
“tidak. Aku sudah mengenalmu, begitupun kamu sudah mengenalku. Aku yakin kamu yang terbaik. umurku sudah kepala dua, dan sudah bukan saatnya lagi aku menjadi anak ABG. Setelah menikah nanti kita akan pindah, membangun keluarga sendiri. Belajar mandiri, pekerjaan pun aku sudah ada. Lalu apa yang membuatmu ragu Naya?”
“aku takut kamu akan meningglakan aku.”
“percayalah padaku. Aku tak pandai berkata-kata, aku pun tak ingin banyak bicara, aku tak mau banyak janji! Takut aku tidak dapat menepatinya. Yang pasti aku mencintaimu karena Lillahi ta’ala? Jika kelak aku ingkar maka biarlah Tuhan yang membalasnya!”
Bergetarlah hatiku mendengar jawabannya. Entah kenapa mendengar kata-katanya meski tanpa sodoran mimpi dan tanpa janji, aku menjadi yakin padanya. Kemudian, pegilah kami pada orang tuaku menyampaikan niat baik kami untuk menikah. Untunglah kedua orang tua kami setuju, tanggal pernikahan kami pun ditetapkan. Tanggal 20 Maret 2012, tepat 7 bulan aku putus dari Adi.
Kini aku duduk dipelaminan ini memasrahkan hidupku pada suamiku Prana. Aku yakin dapat menyambut bahagia bersamanya. Prana, dia yang menolongku,dia temanku,dia sahabatku, dan kini dia menjadi suamiku. Prana Malaikatku…Malaikat Penyejuk Hatiku… dia masa depanku dan dia Suamiku!
7 Bulan Lalu….
“Nay,kita harus Putus!” ucap Adi pacarku,
“tapi kenapa?apa salahku?”
“salahmu?salahmu adalah menyia-nyiakanku!”
“maafkan aku Di!aku menyesal!”
“terlambat! Aku hanya mengikuti kata hatiku. Jika hati bicara A makan akan aku lakukan A. jika kau minta maaf, maka itu sudah terlambat.”
Kemudian adi pergi meninggalkanku…. Sementara aku? Aku hanya bisa menangis teisak-isak menatapnya pergi… kelam hari-hari kulalui tanpanya. Siang hari adalah saaat aku mengandai-andaikannya dan malam hari adalah saatnya aku mengimpikannya. Begitu aktifitasku setelah lepas darinya…. Menyakitkan bukan..?
Hingga tiba waktu kesedihanku memuncak. Aku tak tahan lagi, aku ingin menyudahi hidupku.. dipinggir sungai aku berdiri, siap untuk meloncat! Namun, niatku terurungkan sebab datangnya seseorang yang menghalangiku..
“ hey! Turunlah kau dari situ! Itu berbahaya!” ucapnya
“diam! Pergi kamu!” bentakku
“dengar! Aku tidak mengenalmu, tapi aku perduli padamu. Lalu, apakah kau berpikir orang yang dekat denganmu bahkan menyayangimu jika melihatmu ingin meloncat kebawah sana lalu akan membiarkannya begitu saja?Tidak.”
“diam!!kau tidak mengerti. Aku lelah seperti ini. Aku ingin menyudahi hidupku”
“yah, baiklah. Kubiarkan kau! Tapi ingat,meloncat dari sini kebawah sana pasti rasanya sakit sekali. Selain itu didasarnya ada banyak batu. Airnya pun dingin. Jika benar ingin mati? Mari kuberi tahu cara yang mudah untuk bunuh diri yang mudah, instant, cepat dan tidak menyakitkan.”
“apa?”
“tuunlah. Mari kuantar.”
Lalu pria itu membawaku ke sebuah bangunan tua dekat pinggiran kota. Bangunan itu tingginya sekitar 25 kaki….. pria itu mengajakku ke atap bangunan itu.
“ naaah, jika meloncat dari atas sini, kau pasti akan segera mati. Mudah bukan?” ucapnya tenang , sementara aku?aku telah ketakutan . ngeri aku melihat tempat setinggi itu. Sejenak aku melupakan sedihku. Terbawa rasanya mengobrol dengannya.
“kenapa kau tidak segera meloncat ke bawah sana?ngeri?” tanyanya, lalu aku pun mengangguk malu.
“dengar, mati itu tidak enak. Disana tak ada mall,tidak ada mobil, juga tidak ada pria semanis dan setampan aku! Hheheeeheheheheee” candanya
“PD sekali kau?”
“hehehehe, aku Prana. Lebih lengkapnya Pranata. Kau?”
“aku Naya. Anaya”
Disitulah kami berkenalan, sejak saat itu, aku sering pergi dengannya. Dia yang membuatku lupa akan kesedihanku. Kami bagaikan gula dan semut, dimana ada aku selalu ada Prana, begitu juga sebaliknya. Hingga akhirnya kedekatan kami mulai menampakakan hasilnya, Prana menyatakan cintanya padaku. Tidak tanggung-tanggung ia langsung melamar dan mengajakku menikah.
“tapi Na, apa tidak terlalu cepat?”
“tidak. Aku sudah mengenalmu, begitupun kamu sudah mengenalku. Aku yakin kamu yang terbaik. umurku sudah kepala dua, dan sudah bukan saatnya lagi aku menjadi anak ABG. Setelah menikah nanti kita akan pindah, membangun keluarga sendiri. Belajar mandiri, pekerjaan pun aku sudah ada. Lalu apa yang membuatmu ragu Naya?”
“aku takut kamu akan meningglakan aku.”
“percayalah padaku. Aku tak pandai berkata-kata, aku pun tak ingin banyak bicara, aku tak mau banyak janji! Takut aku tidak dapat menepatinya. Yang pasti aku mencintaimu karena Lillahi ta’ala? Jika kelak aku ingkar maka biarlah Tuhan yang membalasnya!”
Bergetarlah hatiku mendengar jawabannya. Entah kenapa mendengar kata-katanya meski tanpa sodoran mimpi dan tanpa janji, aku menjadi yakin padanya. Kemudian, pegilah kami pada orang tuaku menyampaikan niat baik kami untuk menikah. Untunglah kedua orang tua kami setuju, tanggal pernikahan kami pun ditetapkan. Tanggal 20 Maret 2012, tepat 7 bulan aku putus dari Adi.
Kini aku duduk dipelaminan ini memasrahkan hidupku pada suamiku Prana. Aku yakin dapat menyambut bahagia bersamanya. Prana, dia yang menolongku,dia temanku,dia sahabatku, dan kini dia menjadi suamiku. Prana Malaikatku…Malaikat Penyejuk Hatiku… dia masa depanku dan dia Suamiku!
0
1K
4
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan