Kaskus

Hobby

babygani86Avatar border
TS
babygani86
Deteksi Kanker Payudara kian Murah dengan Produk Baru LIPI
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meramalkan, pada 2030 jumlah penderita kanker di Indonesia akan meningkat hingga tujuh kali lipat. Menurut data Asosiasi Advokasi Kanker Perempuan Indonesia (AZKPI) pada 2018, dari 340.000 kasus kanker di Indonesia, 27% di antaranya ditempati kanker payudara, serviks, dan ovarium.

Di antara ketiganya, kanker payudara tercatat sebagai penyebab kematian ter- tinggi bagi para perempuan Indonesia. Bicara soal kanker payudara, ada tiga gen yang dituding menjadi penyebab utamanya. Yaitu: estrogen receptor; progesterone receptor; dan human epidermal growth factor receptor-2 (HER-2). 20% dari penderita kanker payudara merupakan HER-2

Deteksi Kanker Payudara kian Murah dengan Produk Baru LIPI

Secara teoretis, sel yang normal memiliki dua salinan HER-2. Namun, pada kasus kanker payudara HER—2 positif, salinan gen menjadi berlipat ganda. Hal ini yang mengakibatkan kelebihan produksi protein HER-2.

Dan hingga saat ini, ada kendala serius dalam mendeteksi kanker payudara dengan HER-2 positif secara dini. Walhasil, banyak penderita kanker dengan HER-2 positif tidak menyadari hingga kankernya sudah pada tahap ganas, cepat menjalar, dan kebal obat.

Kondisi ini kemudian memantik ide Desriani, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), untuk mengembangkan alat atau KIT deteksi biomarker kanker payudara HER-2 positif.

Di luar negeri, KIT deteksi dini kanker payudara memang sudah sering ditemui. Umumnya, alat deteksi menggunakan metode pemeriksaan imunohistokimia (IHK). Metode ini dilakukan secara semikuantitatif dengan bantuan alat mikroskop.

Deteksi Kanker Payudara kian Murah dengan Produk Baru LIPI

IHK merupakan suatu cara pemeriksaan untuk mengukur derajat imunitas dalam jaringan. Untuk melakukan tes, yang dilakukan pertama kali adalah membuat sedikit sayatan, kemudian baru terlihat hasilnya melalui warna.

Bila area yang berwarna lebih dari 10%, maka dinyatakan positif. Sedangkan bila ragu-ragu atau buram, maka berarti moderat. Dan bila hanya sedikit warna atau bahkan tidak terdapat warna berarti negatif.

Metode IHK memiliki kecenderungan subjektif dan sangat bergantung pada keahlian tenaga medis dalam membaca data. Apalagi jika tenaga medis memiliki kemampuan yang minim, kemungkinan bisa keliru dalam membaca data.

KIT yang dikembangkan Desriani berbeda, ia melihat penggunaan mikroskop membutuhkan biaya besar. Selain itu, kesesuaian IHK hanya sekitar 30%. Maka, ia memilih teknik polymerase chain reaction (PCR) dengan tingkat kesesuaian 86%.

Deteksi Kanker Payudara kian Murah dengan Produk Baru LIPI

Berbeda dengan IHK, teknik PCR lebih memainkan pola enzimatik non-organisme. Jika IHK memerlukan mikroskop dan memerlukan waktu agar hasil tes mengeluarkan warna, maka PCR dapat menyediakan data DNA secara realtime.

KIT temuan Desriani ini dapat digunakan pada pasien yang sudah terdeteksi kanker payudara untuk memastikan bahwa kanker yang tumbuh merupakan HER-2 positif atau bukan. Sehingga terapi dapat segera dilakukan.

Cara penggunaannya, DNA penderita kanker payudara diekstraksi. Lalu, ekstraksi itu dicampur dengan KIT deteksi dalam tabung reaksi. Setelah itu dimasukkan ke mesin dan dianalisis. Nantinya akan muncul angka secara kuantitatif.

KIT ini mampu membaca hasil pemeriksaan sampel DNA pasien dalam bentuk angka. Hal ini mengurangi subjektivitas dari analis tenaga kesehatan sehingga data yang tersaji lebih akurat. Harapannya, KIT ini akan digunakan di rumah sakit tipe A yang tentunya memiliki dokter onkologi dan mesin PCR.

KIT ini juga memiliki harga lebih murah dibandingkan dengan KIT lainnya. Hitungan kasarnya, KIT yang ia kembangkan ada pada harga Rp150.000 hingga Rp200.000. Bandingkan dengan KIT model IHK yang harganya sekitar Rp500.000-an.

Masalahnya, alat deteksi kanker payudara HER-2 buatan Desriani masih butuh waktu lama untuk bisa resmi digunakan. Ada beberapa prosedur pengujian dan pembuktian yang harus dilakukan terhadap performa alat tersebut. Desri juga masih mencari dana riset untuk keperluan peneliltian dan pengembangan alat ini.

Belum dapat dipastikan kapan alat tersebut akan diluncurkan resmi. Diharapkan produk KIT ini dapat segera terimplementasi untuk meminimalkan angka penderita kanker payudara stadium lanjut. Jika kanker payudara terdeteksi secara dini, maka akan membantu meminimalkan ancaman kematian.


Spoiler for 10 PROVINSI DENGAN KANKER PAYUDARA TERTINGGI:



Spoiler for Referensi:



0
878
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan