Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

EriantoajiAvatar border
TS
Eriantoaji
Ketegasan Semanis Cupcake
Quote:



Ketegasan semanis cupcake


Saya tak pernah setuju sedikitpun terhadap berbagai jenis didikan keras yang berlabel ‘membentuk mental baja’ dan segala embel-embelnya yang sangat lazim ditemui di sistem pendidikan di Indonesia. Baiklah, mungkin saya terlalu mengerucutkan. Didikan keras dengan dalih pembentukan mental seperti ini sesungguhnya dapat dengan mudah ditemui dalam segala jenis lini kehidupan masyarakat. Pekerja kantoran oleh atasannya, olahragawan oleh pelatihnya, siswa oleh gurunya, junior oleh seniornya, bahkan anak oleh orangtuanya. Namun karena porsi saya masih sebagai pelajar, saya tak akan berbicara jauh-jauh dari dunia endidikan dan sekolah mengenai didikan keras ini.

Saya merasa tak memerlukan alasan ilmiah, atau pembelaan kuat dan valid yang penuh landasan teori, terhadap ketidaksetujuan saya pada sistem yang sudah bertahun-tahun diterapkan pada pendidikan Indonesia ini. Sederhana, saya hanya tak suka dampak dari bentakan-bentakan atau hukuman-hukuman dari senior atau pun guru yang saya terima selama beberapa tahun menjadi siswa sekolah Negeri di Indonesia. Jika orang-orang bilang dengan didikan keras, keras pula mentalmu. Bagi saya itu omong kosong. Baiklah kalau mungkin hal itu benar terjadi pada siapapun yang berdiri di sisi pendukung pendidikan keras, silahkan tetap berdiri pada sisi pendukung. Tapi sungguh, tak sedikitpun terjadi dampak tersebut pada diri saya. Alih-alih mental baja, justru kebencian yang saya rasakan.

Ambil contoh, saya tak pernah memiliki minat sedikitpun untuk bergabung dalam kegiatan pramuka di sekolah. Walaupun saya tau kegiatan tersebut penuh dengan sisi positif, penuh peluang, dan penuh manfaat. Namun sayang, mata ini terlebih dulu dipenuhi oleh bayang-bayang bentakan dan hukuman yang akan saya terima dalam proses seleksi untuk menjadi anggota pramuka.

Ketika saya, atau orang-orang yang tak setuju dengan sistem ini bersuara, mereka yang berdiri di sisi pendukung akan menyalahkan sudut pandang kami. Mereka akan menyalahkan bagaimana kami menanggapi dan mengambil ‘pelajaran’ dari didikan-didikan keras yang kami terima. Bukan jenis dan cara didikannya yang salah. Tapi kami. Kami yang salah menanggapi, kami yang salah memposisikan diri sebagai seseorang yang tengah menerima didikan. Saya tak pernah memiliki pembelaan atas hal tersebut, karena ketidaksetujuan saya memang hanya berangkat dari opini pribadi. Sampai pada suatu siang ditengah kelas Geografi di Gymnasium tempat saya menempuh program pertukaran pelajar. Sesungguhnya saya masih tak menemukan pembelaan kuat, namun saya menemukan contoh nyata.

Hukuman macam apa yang akan diterima ketika pada suatu kelas, dengan guru yang terkenal disiplin, dan pelajaran yang berbobot tinggi kita tak sengaja meninggalkan salah satu buku yang dibutuhkan di rumah?

Berdasarkan pengalaman saya selama menjadi pelajar, guru-guru saya biasanya tak akan menghukum. Mereka hanya akan mengorbankan bermenit-menit waktu yang seharusnya kami gunakan untuk belajar, dan menggantinya dengan ‘teguran’ panjang lebar. Ini terjadi di jenjang sekolah yang sudah cukup tinggi, di jenjang yang lebih rendah, jenis hukuman semacam berdiri di depan kelas mungkin masih bisa ditemui. Saya selalu ingat “Kalau begini kan yang rugi kalian sendiri juga” yang selalu diucapkan guru-guru ketika siswanya melalukan kesalahan, dan berujung pada tidak efektifnya pemanfaatan jam belajar.

Mungkin benar, karena siswa yang melakukan kesalahan. Siswa pula yang rugi.

Tapi ternyata salah. Karena tak ada yang harus rugi sesungguhnya.

Ketika pertanyaan yang saya ajukan di atas terjadi di kelas saya beberapa hari yang lalu, alih-alih ‘teguran’ panjang lebar atau hukuman-hukuman bodoh. Guru geografi saya hanya mengatakan “Jangan lupa pertemuan berikutnya bikin cupcake buat anak-anak sekelas ya!” kepada salah satu teman saya yang tak sengaja meninggalkan buku yang kami butuhkan siang itu. Tak ada bentakan, raut marah, hukuman bodoh, atau waktu yang terbuang hanya karena sebuah kesalahan kecil. Hanya butuh sekian detik untuk mengatakan sebaris kalimat tersebut, selebihnya pelajaran berlanjut seperti biasa.

Efeknya? Yang jelas minggu berikutnya saya mendapat cupcake manis dan gratis.

Apakah hukuman ini membuat jera? Ya. Tentu saja, siapa yang mau repot dan bersusah payah membuat 20 buah cupcake hanya karena meninggalkan sebuah buku di rumah.

. Tak ada ketentuan semacam apa cupcake yang harus dibuat. Jika merasa keberatan harus menyediakan bahan baku dan mengeluarkan uang, buat saja versi cupcake munggil, semunggil mungkin. Tapi bukankah dia masih harus mengeluarkan tenaga, waktu dan biaya? Ya. Di situlah letak hukuman, di situlah konsekuensinya, di situlah tujuan dari hukuman. Memberi efek jera.

Tapi, berarti dia tetap mengalami kerugian atas kesalahannya? Tak sepenuhnya. Dia memang harus menanggung konsekuensi, tapi dari hukuman ini justru ada hal yang bisa dipelajari. Bagaimana membuat adonan yang bagus, misalnya.

Ini adalah jenis hukuman yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya.

Hukuman harusnya tak hanya memberi efek jera, hukuman pun seharusnya mendidik dan tak memberatkan secara berlebihan. Hukuman seharusnya bertujuan, dan tujuan tersebut jelas. Di mana ‘didikan keras’ dari contoh yang saya jabarkan di atas? Tak ada. Hukuman di atas tegas, namun manis. Karena sesunggunya segala yang keras belum tentu tegas, dan segala hal yang tegas tak melulu melalui jalan yang keras.

Saya hanya membayangkan jika sistem hukuman dan pendidikan semacam ini yang diterapkan di Indonesia. Mungkin saya, dan orang-orang yang enggan bergabung dengan pramuka pun akan dengan semangat mendaftar. Ketika didikan keras berhasil membentuk mental 70% orang, mungkin didikan tegas namun manis ini akan turut berhasil membentuk mental 30% sisanya.

Dan kemungkinan yang lain adalah, banyak orang pandai membuat cupcake.
Diubah oleh Eriantoaji 21-03-2019 20:19
0
347
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan