surya.hrAvatar border
TS
surya.hr
Korupsi yang Tak Kunjung Padam

Berita tertangkapnya petinggi parpol di Indonesia kembali menghentak ingatan publik. Kenapa? Ini seperti dejavuterhadap kasus yang sama, petinggi dari partai politik yang sama pula. Faktor pembedanya adalah pelaku. Dan terjadi pada saat genting. Mengingat pemilu sebentar lagi diadakan. Tepat nanti pada tanggal 17 April 2019. Dengan syarat tidak ada kondisi gonjang-ganjing yang akan membatalkannya. Semoga tidak ya gansis?

Mengingat kasus OTT oleh lembaga anti rasuah KPK, diakui atau tidak, partai yang bersangkutan akan dievaluasi total oleh calon pemilihnya. Jika pun ada yang masih loyal, bisa dipastikan mereka merupakan orang-orang yang memiliki kepentingan dengan partai tersebut. Sebut saja mereka caleg yang bernaung dibawah bendera partai yang bersangkutan. Jika kelak partai ini nyungsep, itu artinya masyarakat menghukum dengan tidak lagi menitipkan suaranya disana. Nah lho. Sakitnya tuh disini...


Dengan terungkapnya kasus suap oleh KPK, jelas menciderai rasa keadilan bagi semesta alam. Mulai dari alam dunia, bahkan mungkin hingga ke alam barzah. Istilahnya dunia akhirat.

Kasus yang sedang menimpa Romahurmuziy, atau yang akrab dipanggil Rommy, merupakan sebuah alarm bahwa tindakan korupsi masih menjadi penyakit akut pemilik kekuasaan. Sadisnya lagi, proses transaksi haram ini, dilakukan di lingkungan yang seharusnya steril dari tindakan nirmoral tersebut. Bayangkan, transaksi suap ditengarahi berkaitan dengan pengurusan jabatan di Kementerian Agama. Holaaa... Situ waras? Bukankah Kemenag harusnya menjadi pionir departemen yang bersih, dan ini sebuah kewajiban. Sifatnya wajib tanpa syarat. Mutlak.

Kejadian bertubi-tubi di partai yang mendaku religius ini pastinya bikin masyarakat geram. Walaupun partai lain juga tak lantas bersih dari transaksi yang dilarang, tapi untuk kasus ini secara psikologis berbeda. Mereka membawa panji-panji agama dalam fatsun politiknya. Otomatis standard lebih tinggi seharusnya diterapkan. Jangan kata terlibat korupsi, bicara juga seharusnya diatur. Berikut berbagai adab lain yang (seyogianya) menjadi cerminan.

Kenapa korupsi dan suap menyuap masih marak di negara kita? Apa karena ongkos politik yang begitu mahal? Atau memang ada degradasi moral bagi merema yang dititipkan amanah jabatan?


Gansis semuanya yang saya hormati dimanapun anda berada, faktor korupsi dan suap menyuap itu bisa disebabkan banyak hal. Budaya hedonisme yang menjadi trend kehidupan masa kini, dianggap ikut juga berkontribusi terjadinya tindakan tak berperi kemanusiaan ini.

Lalu, nikmatnya mendapatkan uang dengan jumlah "wah" tanpa perlu membanting tulang. Tinggal lobi sana, lobi sini, maka terkumpullah materi bernilai fantastis. Bahkan ada yang sampai bilangan milyar hingga triliun. Wuedan cah... Membayangkan punya duit segitu aja kagak pernah. Bahkan dalam mimpi sekalipun.

Faktor selanjutnya adalah mengembalikan modal awal untuk menutup ongkos politik yang tak murah. Apalagi nih, tak sedikit caleg yang mempertaruhkan nasibnya, kudu berhutang. Karena anggaran terbatas, tapi nekat. Parah ya? Itu sebabnya bukan perkara mengherankan bila korupsi masih begitu marak. Tapi ya itu, walau udah nggak heran, tetap aja bikin geram. Enak aja ngembat duit rakyat terus dibuat bancakan. Emang duit nenek looo?

Gini aja deh. Karena sudah bikin ilfil, partai yang terbukti melahirkan banyak kader yang koruptif, ada baiknya jangan dipilih. Atau caleg yang punya rekam jejak tak bersih, mending dilewati aja. Pilih yang benar-benar tulus dan mau memahami masalah rakyat kecil. Bagaimana caranya? Mungkin kita bisa diskusi dimari. Mana tau ada beberapa trik memilih caleg yang baik hati dan tidak akan korupsi.

Yuk, mari sama-sama jadi masyarakat yang sadar akan bahaya korupsi. Karena, korupsi menyakiti masyarakat, terutama masyarakat yang secara ekonomi hidup pas-pasan. Dan semoga, nanti siapapun caleg yang beruntung terpilih melenggang ke senayan, atau daerah, sudi meluangkan waktu untuk melahirkan peraturan yang bisa bikin jera pelaku suap, korupsi, kolusi dan tindakan tidak terpuji lainnya. Dihukum mati misalnya...



Sumber: Ide Sendiri
Gambar: google
1
461
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan