Kaskus

Story

Missmuj12Avatar border
TS
Missmuj12
Gelas Teh Bersama Teki-Teki
“Dear waktu, biarkan aku melirik tipis seberapa banyak denting yang dijatah untukku. Sebentar saja.” kepalaku seperti berputar mengiringi masa yang telah lalu.

Kuingin membaca bagaimana cara terang untuk mengutarakan yang disalah – pahami.
Aku ingat, masih terderet rapi dalam rak-rak memori hidupku.

Waktu itu, aku menghampiri Nola yang sudah hampir satu jam menunggu di kantin ibu Mulyati, itu adalah kantin kampus andalan dosen favoritku. Bukan aku yang ditunggu Nola, melainkan jadwal dibukanya kantor bagian Akademik Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang di kampus favorit kota Tepian ini.

Hari itu hujan mengguyur pagi-pagi, jalanan basah nan berlumpur. Kakiku yang mengenakan kaus kaki atau tidak, aku tidak ingat bagian itu, yang jelas kakiku terkena serpihan lumpur. Aku mengahmpiri Nola di sana, sedang duduk di bangku panjang. Memastikan kehadiranku atas janji kami.

Bagaimana pula aku, aku tetap haruslah menuntaskan perihal ini. Tugas kuliah berkelompok.

Dua hari yang lalu, selingkar cincin tanda jadiku dengan Ari melambung bebas di udara, lantas disebabkan oleh gravitasi bumi ia menyelam dalam-dalam di dasar sungai.

“Dia meninggalkan aku” ungkapku kepada kawan karib di hadapanku.

Cincin bermata berlian lugu itu raib ditelan samudra Sungai Mahakam.

Menyiratkan kesedihan, Nola berkata “Gak ada ngabarin, gitukah sebelumnya atau mungkin dia mengabari keluargamu?”

Aku patah-patah menyambut gelas dari pelayan warung. Segelas teh hangat yang kupesan barangkali sedikit menghangatkan air mata kecewa.

“Kabarnya, dia pergi bekerja di Makau.” aku memperjelas sebab kehampaan hati.

“Dia sudah kembali, kemudian mengabari. Siapa tahu dia berusaha di kota itu untuk rencanakan pernikahan kalian.” sangka Nola menganalisis sisi tersembunyi.

Aku tak punya ide tentang itu. Asap sedikit-sedikit mengudara dari gelas bercantelan isi teh yang kupesan. Menyelimuti wajah dan ekspresi wajah terheran tak menyangka milikku (kuharap).

“Dia mungkin akan menikah. Tapi, kurasa bukan denganku” bagaimanalah aku menanggapi sangkaan Nola. Itu jelas tidak terlintas di benakku. Aku wanita yang sedang terkecewa (ter- bermakna tidak sengaja).

Siapapula yang dengan sengaja merencanakan misi mengikat janji pernikahan, kemudian pergi meninggalkan sang pujaan.

Aku tak bisa mengalirkan air mata (lagi).
Sejak di bangku Sekolah Menengah Atas, aku merasa Ari menolongku dalam susah, memberiku ide-ide brilian, hingga dia mengikat angan akan kehidupan keluarganya dijalin dengan keluargaku.
Ari selama ini belum pernah mengungkapkan kata-kata cinta layaknya lelaki bergombal ria.

Laki-laki bertubuh tidak gemuk, tidak kurus itu telah membantuku dalam langkah studi lanjutanku.

“Tapi, aku tahu dia amat menyayangiku dari cara-caranya dan tidaklah hanya kata-katanya.” ungkapan yang memperjelas redupku keluar mengisi langit-langit warung bu Mulyati kini.

Jika secarik kertas tebal bergambar bunga-bunga diterbitkan lelaki itu, itu mungkin karena dia kini menyukai bunga seperti wanita.

Jika sebait tanya untuk secercah harap dapat membuatku mampu melanjutkan hidup, aku ingin terus bertanya kepada dia yang empunya jawaban.


Apakah ini sebuah permainan teka-teki?


Bagaimanalah aku mencari jawaban teka-teki yang menyertakan hati wanita dalam permainan?

emoticon-Angel
Diubah oleh Missmuj12 21-03-2019 06:29
usdaus14Avatar border
GudylAvatar border
Gudyl dan usdaus14 memberi reputasi
2
272
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan