Kaskus

Story

urabanAvatar border
TS
uraban
#SaatnyaMoveOn Andai itu Aku, Pasti Kamu Bahagia

Kembali menyusuri pasir pantai yang mulai kotor dengan sisa-sisa barang bekas rumah tangga dan sampah yang ikut hanyut masuk ke laut lewat sungai-sungai kecil, secercah kenangan waktu pertama kita memutuskan saling bertatap muka setelah sekian lamanya hanya komunikasi lewat media sosial dan aplikasi pesan lintas platform. Tempat yang selalu ingin kamu datangi ketika aku ceritakan bagaimana indahnya suasana disana, puluhan gambar aku kirimkan agar kamu percaya dan yakin jika itu adalah tempat yang kamu inginkan. Kau memilih hari dimana aku sedang aktif mencari sesuap nasi dan tabungan bekal kelak di pelaminan kita berdua, tapi demi melihatmu untuk pertama kalinya aku pun harus memberanikan diri minta ijin ke atasan. Hal yang sangat jarang aku lakukan selama ini, korupsi waktu kerja demi dirimu seorang yang sudah lama aku nantikan.

Kau begitu bahagia dan sumringah ketika pertama kali melihat diriku, entah memang aku sesuai ekspetasi cowok yang kamu idamkan atau ada alasan lain, entahlah kau yang tahu semua itu dalam hatimu. Yang aku tahu, mata ini berbinar dan ingin menangis ketika kau menyapa untuk pertama kalinya.
"Hai, andie yah"
"e.ee..iiiyaa" jawabku gemetar ketika kau sodorkan tanganmu dan aku menggenggamnya erat, serasa tak ingin melepaskan lagi. Tak ada satu kata pun yang keluar dari mulut ini, berbeda jauh ketika aku sangat agresif di aplikasi pesan.
"Kok diam saja, aku jelek yah!"
Mulut ini serasa terkunci dengan gembok gerbang yang segedhe gaban. Dalam hatiku hanya berucap syukur bahwa Tuhan mengabulkan doaku selama ini. Ini adalah cewek yang selalu aku idam-idamkan, ada tepat dihadapanku. Cewek yang aku harapkan mendampingi seumur hidupku dan menjadi ibu dari anak-anakku kelak.

"Ahh kenangan ini mulai muncul lagi" terlintas pikirku.
Mungkin saat ini dia sudah bahagia dengan orang yang lebih baik dari aku. Sudahlah, jalani lagi kehidupanmu saat ini. Kau terlalu lemah sebagai seorang cowok untuk meratapi semua kejadian ini. Kebahagiaan bisa kamu dapatkan dari segala hal positif yang diberikan orang-orang terdekat di sekelilingmu saat ini. Dan tiba-tiba aplikasi pesan di handponeku berbunyi, dan seketika aku terdiam kaku saat melihat nama pengirimnya. Iya, dia orang yang dulu aku sayang dan cinta dan menghilang tanpa kabar tiba-tiba mengirimkan sebuah pesan singkat.
“PING, Assalamualaikum, ndutz”
“Iya, waalaikumsalam”
“Bagaimana kabarmu ndutz”
“Alhamdulillah baik, kamu gimana?”
“Aku juga baik-baik, kamu lagi ngapain”

"Aku lagi di kantor kok, biasa lagi ngerjain desain, web dan lainnya"
"Masih aja sok sibuk seh ndutz, banyakin minum air putih dan olahraga lho!"
"Iya, hehe"
Asli aku masih bingung ada apa kok dia tiba-tiba hubungin lagi. Pasti ada something yang bikin dia chat aku. Aku hafal betul karakter dia, kalau lagi ada masalah berat pasti nyariin aku buat minta bantuan. Secara dia kan sudah menikah dengan teman kampusnya dulu waktu di solo.
"Ada apa neh, kok tiba-tiba chat!? lagi berantem sama suamimu yah hehe!!"
"Ngga kok ndutz, lagi pengen ngobrol aja. Aku gangguin kerjaan kamu yah?"
"Owh ngga dungs, tau sendirikan kerjaanku kaya gimana di kantor hehe"
"Ndutz, aku boleh cerita ngga, tapi pengen ketemu langsung sama kamu!?"
"Lahhh, boleh aja seh, tapi kapan??"
"Ntar aku kabarin kapan dan dimananya"
"Oke deh aku manut wae"
"Ya udah aku mau istirahat dulu yah, happy working ndutz"
"Oke"
...................................................................................................................................
2 minggu sejak dia chat terakhir, belum ada kabar menyenangkan lagi dari dia. Statusnya masih "offline" dan jawaban chat terakhirku masih centang satu. Aneh juga seh datang dan hilang semaunya dia, masih sama seperti dulu. Namun sore itu notifikasi aplikasi pesanku berbunyi kembali, kali ini bukan dari obrolan group yang ramenya minta ampun ketika ada teman yang kena bully tapi nama yang tak asing lagi dan memang aku tunggu selama ini muncul lagi.
"Hai ndutz"
"Hehh jenong, dari mana aja tiba-tiba hilang gitu aja" Jawaban kesal yang reflek tertulis di balesan chat ke dia.
"Maap ndutz, kamu marah yahh emoticon-Frown"
"Ngga kok, cuma khawatir aja"
"Ihh ga usah gombal deh, basi hhhh"
"Hadeuh, dikirain modus mesti"
Dan tiba-tiba ngga ada jawaban lama sekali, ada sekitar 2 jam lebih dia ngga bales lagi chat aku, tapi statusnya masih online. Neh anak kenapa lagi tho kok tiba-tiba hilang lagi, pasti lagi ada trouble neh pikirku aneh-aneh.
"Ndutz, aku hamil"
"Lhoo selamat dungs, anak yang keberapa neh!"
"Aku bahagia banget ndutz"
"Harus dungs"
"Tapi.."
"Kenapa lagi tho!?"
"Hari Sabtu besok (16 Maret 2019) ketemu di tempat pertama kita ketemu yah ndutz, bisakan???"
"Wehhh kok dadakan gitu"
"Kalo kamu ngga bisa, gpp ndutz"
"Bisa kok bisa, tenang aja hehe"
"OKAY"
...................................................................................................................................
Pelukanmu menjadi awal dan akhir pertemuan minggu kemarin, semua pikiran beratku seketika lenyap hilang musnah bersama rasa kangen yang terpendam cukup lama. Aku tahu ini salah besar tapi tidak bisa kupungkiri jika masih ada rasa sayang tersimpan dihati ini. Aku tak berani lagi berbicara tentang keluargamu, yang ada hanya aku dan dirimu saat ini. Airmatamu jatuh dan terasa hingga leherku, aku tahu kamu memendam banyak masalah dipikiranmu. Aku mencoba untuk bersikap tenang dan sok bijak, padahal aku ingin sekali menjadi pahlawanmu dikala sedih dan berduka. Momen itu aku prioritaskan sepenuhnya untuk menjadi pendengar yang baik dan menampung curahan hatimu. 

Andaikan kamu bisa menjadi milikku selamanya, mungkin saat ini kamu bisa tersenyum bahagia bersamaku dan anak-anakmu. Aku tahu situasinya berat untukmu, tapi percayalah masih ada aku disini menunggu semua cerita-cerita konyol dan sedihmu. Biarkan aku menjagamu dari jauh tanpa harus menghancurkan rumah tanggamu. Percayalah semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Rawatlah anak itu walaupun suamimu sedang di luar kota, aku tahu kamu butuh seseorang yang mendampingimu kala menjalani masa kehamilan ini. Dan terimakasih kamu sudah percayakan semua ini kepadaku, aku memang bukan orang yang sempurna tapi insyaallah aku bisa dan siap. Aku bahagia jika kamu bahagia.

*kejadian ini masih berlangsung hingga saat ini, dia masih intens berkirim pesan denganku.*

keterangan:
"Ndutz" itu panggilan sayang dia ke aku dan "Jenong" panggilan sayangku ke dia. Maap untuk cerita di pertemuan minggu kemarin belum bisa aku ceritakan, aku masih jaga privasi tentang dia. Dan tidak nama yang aku tuliskan diatas, maap banget gan/sis.
0
341
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan