Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.




KATAKAN TIDAK PADA KORUPSI...
Kalimat ajakan dan himbauan untuk tidak melakukan tindak pidana korupsi tersebut sekilas terlihat gagah dan heroik. Terlebih jika ucapan tersebut disampaikan oleh pejabat publik yang posisinya basah.Wah, jarang - jarang nemu orang yang punya integritas seperti ini.

Namun kekaguman publik terhadap tokoh ini seketika runtuh tatkala diketahui bahwa dirinya secara sah dan meyakinkan terlibat dalam tindak pidana korupsi. Jargon yang selama ini dikoar - koarkannya hanyalah lip service untuk menutupi kebobrokannya. Sumpah muhaballah yang sangat agung dan tantangan untuk menggantung dirinya kalau terbukti bersalah pun tak mampu menghentikan palu hakim untuk memutusnya bersalah.

Terbaru, kasus korupsi juga membelit petinggi partai politik yang berbasis agama. Ironisnya lagi, dari berita yang beredar, kasus korupsi yang menimpanya tersebut berhubungan dengan kementerian yang membidangi urusan keagamaan. Kalau urusan keagamaan yang harusnya bersih dan nihil dari perkara korupsi saja sudah terkontaminasi dengan perkara korupsi, lalu bagaimana kita bisa yakin dan percaya bagian lain dari negeri ini bisa bebas korupsi?

Sungguh, korupsi jadi makhluk tak kasat mata yang selalu menghantui dan menjadi racun dalam pembangunan bangsa, bukan menjadi oli pembangunan seperti kata salah satu politisi yang duduk di bangku parlemen sana. Dalam skala besar, korupsi benar - benar memporak-porandakan pembangunan. Pembangunan jembatan yang harusnya di plot mampu bertahan puluhan tahun, akibat dana disunat, akhirnya hanya mampu bertahan tahunan, bahkan bulanan saja. Aspal jalan yang seharusnya mulus bak pipi selebritis, tapi jadi bopeng gara - gara dana dimutilasi.

Tak usah muluk - muluk bicara korupsi skala besar, korupsi yang katanya dibenci oleh mayoritas masyarakat ini, sebenarnya juga sudah menjadi budaya kita. Dimulai dari korupsi kecil yang sering kita lakukan dalam kehidupan keseharian. Datang tidak tepat waktu, menggunakan jam kerja untuk bermain medsos, menggunakan fasilitas kantor untuk keperluan pribadi adalah contoh korupsi kecil sekaligus bibit - bibit korupsi yang secara tidak sadar sudah menjadi bagian dari kehidupan kita.

Bibit - bibit inilah yang nantinya akan tumbuh dan semakin besar jika terus kita diamkan, terlebih jika kita pupuk. Semakin tinggi posisi kita, maka hal yang bisa kita korupsi pun akan semakin besar. Jika pada posisi rendahan saja kita bisa mengkorupsi waktu, bukan tak mungkin kita akan mengkorupsi anggaran jika mampu menjadi atasan. Awalnya kecil - kecilan karena coba - coba, lama kelamaan ketagihan karena enak dan tidak ketahuan.

Himbauan melalui jargon dan tulisan tentu sudah tak akan berpengaruh dan hanya akan menjadi angin lalu. Lalu, apa sih yang bisa menjadi border seseorang untuk tidak melakukan korupsi? Jawabannya adalah integritas. Ya, integritas adalah satu - satunya benteng pertahanan yang mampu menjadi pelindung kita dari godaan korupsi. Seseorang yang memiliki integritas dalam dirinya, maka dia akan selalu melakukan kejujuran sekalipun tak ada yang melihatnya. Sayangnya, integritas dalam diri masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Contoh sederhananya, mayoritas masyarakat kita menggunakan helm hanya bertujuan agar tidak ditilang polisi, bukan untuk keselamatan dirinya. Oleh karenanya, jika merasa tak ada polisi yang berjaga, maka ia tak akan tertib berlalu lintas.





Disclaimer : Asli tulisan TS
Sumur Gambar : Om Google