- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[True Story] 5 Alasan bisa berhenti mabuk (konsumsi alkohol berlebih)


TS
User telah dihapus
[True Story] 5 Alasan bisa berhenti mabuk (konsumsi alkohol berlebih)
Sebelum terlalu jauh, mula-mula kita harus tau rasanya minuman beralkohol efek dan dampaknya yaitu sebagai berikut:
Rasanya bir putih beralkohol rendah yaitu ketika pertama diminum terasa seperti ada kandungan soda, sedikit pahit, sedikit asam fermentasi dan aroma yang berasa banget di mulut dan jelas beralkohol. Saat diminum sensasi itu terasa di awal dan setelah kita telan maka sensasi hangat di perut mulai terasa sedikit demi sedikit di awal, namun jika diminum terus menerus sensasi itu akan terasa biasa saja.
Rasanya minuman beralkohol tinggi yaitu ketika pertama diminum akan ada sensasi menyengat atau seperti panas di mulut, alkoholnya sangat menyengat sekali dengan aroma khas tergantung jenisnya. Jika kita baru memulainya biasanya agak sedikit sulit bernafas karena sengatan alkohol sangat mendominasi layaknya menghirup minyak angin roll on dan jika terlalu lama di mulut maka sensor saraf di mulut akan menjadi bahal / tidak merasakan apapun dalam beberapa saat saja yang kemudian setelah di telan akan ada senesasi minuman yang mengalir ke tubuh mulai dari tenggorokan yang hangat hingga perut akan terasa hangat.
Rasanya pusing karena minuman beralkohol yaitu bermacam-macam tergantung jenisnya.
Ada yang membuat efek ngantuk, ada yang membuat efek pusing mual, ada yang membuat efek seperti tubuh terasa ringan tak beraturan dan ada yang sedikit pusingnya namun terasa nyaman / relax. Ada harga ada rupa ya...
Loh,, kok pusing dicari?? (ini yang menarik)
Pusing saat mabuk dan pusing karena sakit kepala itu berbeda. Pusing saat mabuk mebuat kita seperti dalam kondisi gempa bumi ringan, kita terkadang sulit mengontrol antara pergerakan tubuh dan response otak. Untuk berjalan tegak dan lurus kedepan pun seperti kondisi lemah yang dipaksakan berdiri dan berjalan. Fokus dari pandangan sudah melemah, terkadang melihat lingkungan sudah seperti ganda, melihat wajah seseorang pun seakan blur. Sedangkan pusing karena sakit kepala dalam kondisi itu kita masih bisa mengendalikan anggota tubuh, otak masih dapat memerintahkan sensor saraf dan motorik dengan baik, namun kepala rasanya sakit senut-senut.
Ok! Sekarang, kenapa harus menjauhi atau berhenti minum alkohol sampai mabuk?
Disini saya tidak membahas tentang ilmu kesehatan karena yang lebih tau adalah Dokter. Saya juga tidak membahas tentang ilmu agama karena yang lebih tau para ulama atau ahli kitab. Disini saya membahas dari pengalaman saya sendiri.
Ada beberapa alasan mengapa saya berhenti / meninggalkan minuman beralkohol, diantaranya:
1. Menyiksa diri sendiri
Siklus orang mabuk yaitu merasakan kenikmatan saat minum, merasakan sensasi pusing yang nikmat, lalu setelahnya akan menimbulkan mual yang luar biasa. Disitu kamu akan dipaksakan tubuh untuk muntah, mengeluarkan semua isi yang ada dalam perut atau bahkan ada pula yang sulit mengeluarkan isi perut sehingga muntah dengan kondisi sakit karena memaksakan dan lemas dengan pandangan yang blur, tidak jelas atau berbayang. Itu akan selalu terjadi jika minum terlalu banyak. Keesokan harinya yang didapat adalah rasa pusing seperti migrain, sulit untuk makan enak dan sakit perut atau sembelit itu bisa terjadi. Dan saya berhenti karena menurut saya itu menyiksa diri sendiri hanya karena gengsi ingin dilihat hebat atau ingin diperhatikan oleh lingkungan. Jika saya terlihat baik atau hebat dihadapan teman-teman namun saya dikecam banyak pihak seperti lingkungan tetangga, orang tua, atau bahkan keluarga sepertinya itu hal yang konyol. Saya besar untuk sukses, untuk bahagia dengan keluarga, bukan untuk menyiksa diri.
2. Pemicu Sex bebas
Saya pernah merasakan apabila setelah minum / mabuk lalu melakukan sex bebas maka saya akan merasa tahan lama. Tapi apa yang terjadi, betul tahan lama tapi sedikitpun kita tidak bisa menikmati sensasi dan nikmatinya hubungan intim. Terkadang saya mencoba terus mencari feel / gairah bagaimana caranya bisa menikmati namun itu sulit, saya hampir kesulitan untuk sekedar membayangkan hal yang dapat meningkatkan gairah ketika berhubungan intim namun itupun sulit. Pada akhirnya sampai dengan prosesnya selesaipun tetap tidak bisa menikmati secara utuh. Dan esok hari ketika sadar, terkadang saya pun lupa tentang proses hubungan intim semalam. Itulah yang mungkin sering terjadi pada orang-orang hingga akhirnya pasangan kita hamil, memiliki anak diluar nikah atau bahkan sampai tega membuang janin/anaknya. Karena ketika mabuk atau parahnya sama-sama mabuk lalu berhubungan intim, karena kesadaran kita melemah, akal pikiran kita melemah dan pada akhirnya kita tidak tau apakah "keluar di dalam atau diluar" itu akan membuat masalah baru. Dan saya yakin, setelah mabuk lalu berhubungan intim kebanyakan hanya dilakukan dengan bukan pasangan, sedikit sekali yang memiliki niat berhubungan intim dengan pasangan nikahnya setelah mabuk. Jadi disini kenapa saya memutuskan untuk berhenti mabuk saat berhubungan intim, itu karena saya tidak ingin terinfeksi penyakit menular sex, tidak mau sampai terjadi anak diluar nikah, tidak bisa menikmati prosesnya dan tentunya tidak mau di cap jelek oleh orang-orang karena dengan mabuk adalah awal dari kemaksiatan apalagi menjadi pelakunya tanpa menggunakan akal sehat. Saran saya "Sex bebas adalah pilihan yang beresiko, berhubungan intim adalah kebutuhan, tapi tidak dengan cara mabuk sebagai pemicunya. Sebab kita manusia berakal, bukan seperti flashdisk yang colok sana colok sini, saat terinfeksi virus maka kelar hidup lo...".
3. Pemicu kecelakaan
Dulu saya pernah konyol. Saat itu di kehidupan dunia malam saya sedang sakit hati karena diselingkuhi oleh orang yang saya dambakan (lebih tepatnya pemandu lagu). Akhirnya saya putuskan untuk mabuk di depan orang yang saya cintai dan menunjukkan rasa kekesalan saya. Saat dia mendekati saya lalu saya putuskan untuk pergi dengan mengendarai kendaraan roda dua dengan kondisi mabuk. Alasan saya dengan begitu mungkin bisa menjadi perhatian dia dan akan menjadi sebuah peringatan untuk dia. Namun nyatanya diperjalanan saya hilang kesadaran dan akhirnya saya tidak mampu mengendalikan kendaraan yang berujung kecelakaan / terjatuh hingga tulang dada sebelah kiri patah. Sementara orang yang saya harapkan tersebut tidak terpengaruh apapun, tidak ada rasa iba, menyadari kesalahan atau intinya tidak ada perubahan. Lalu siapa yang rugi? ya, saya sendiri karena sudah mencelakakan diri saya sendiri. Jadi disini saya memutuskan berhenti mabuk saat berkendara itu karena saya tidak mau mencelakakan diri saya sendiri yang sampai taruhannya nyawa. Menurut saya tidak sebanding apa yang saya beli dengan yang saya dapat. Hidup tidak sekonyol itu... Saran saya "Selamatkanlah satu nyawa, meskipun itu dirimu atau harus merenggut banyak nyawa karena kekonyolanmu".
4. Pemicu tindak kejahatan
Yang membuat seseorang pemabuk rese adalah Lingkungan dari pemabuk itu sendiri dan bukan dari alkoholnya. Dulu saya pernah punya masalah dan akhirnya mabuk bersama teman-teman. Saat itu sambil mabuk saya menceritakan semua unek-unek saya tentang rasa sakit hati terhadap seseorang dan kemudian mereka memberikan solusi atau saran. Pada akhirnya solusi dan saran itu menguatkan pikiran dan hati saya untuk mengikutinya. Saya temui orang tersebut, mengambil sebuah botol kemudian saya pecahkan dan rencananya ingin saya hancurkan kepalanya. Namun pada saat itu saya dihalang-halangi oleh teman lain yang masih dalam kondisi sadar, dia tarik saya, membuang botol dan menampar saya dengan kata-kata yang menenangkan hati. Akhirnya beruntung saya terhindar dari tindak kejahatan. Dan kalau itu terjadi, mungkin aku sudah masuk penjara.
Dengan demikian perlu kita ketahui bahwa kebanyakan solusi dan saran dari mereka bukanlah saran yang baik (Silahkan buktikan dalam hal dan persoalan apapun). Yakinlah bahwa saran dan solusi dari mereka adalah bagian dari rasa menutupi gengsinya mereka sendiri. Contoh; ketika kamu punya masalah dengan orang lain, mereka akan memberikan solusi yang tidak lain adalah provokasi agar tidak dianggap pengecut atau ketika punya masalah percintaan, mereka akan bilang "cari yang baru / selingkuh saja dll" namun sebenarnya mereka sendiri ketika dihadapkan dengan persoalan yang sama akan takut juga untuk menghadapinya tapi terlepas itu semua karena gengsi maka mereka lebih menunjukkan seolah lebih baik dari diri kita. Padahal kalau kamu selesaikan masalah itu dengan pikiran dingin dan tanpa pengaruh alkohol, saya yakin masalah akan bisa dihadapi dan diselesaikan. Namun karena pengaruh dari lingkungan disaat kita mabuk atau kehilangan akal sehat maka yang terjadi adalah salah melangkah dan mungkin dapat berakibat fatal (tindak kriminal). Silahkan kamu buktikan "Mabuk disaat bermasalah namun sendirian tidak akan berdampak apapun" dan bandingkan dengan "Mabuk disaat bermasalah dengan teman-teman dan bertemu dengan objek masalahmu" dampaknya pasti akan berbeda. Jadi disini aku memilih untuk berhenti mabuk karena sangat mudah untuk terprovokasi lingkungan / keadaan yang memicu tindak kejahatan. Kalau itu terjadi, bagaimana dengan anak dan istri saya? haruskah saya bertindak arogan tanpa akal sehat demi kepentingan diri sendiri namun mengabaikan masa depan saya dan keluarga saya? atau bagi kalian yang masih belum menikah, itu akan menyakiti hati orang tua dan masa depan kalian akan hancur karena ketika seseorang sudah terlibat kejahatan maka tidak akan ada perusahaan yang akan memberimu kesempatan bekerja. Bahkan mantan pembunuh pun akan sulit untuk diterima masyarakat meskipun ia sudah bertaubat. Saran saya "Selesaikanlah setiap masalah dengan akal sehat, bukan mabuk dan melakukan tindakan yang jahat".
5. Pemicu masalah ekonomi
Dalam suatu kondisi dimana saya dulu pernah berjaya, saya habiskan setiap minggu untuk mabuk. Tidak hanya itu, karena mabuk sudah dianggap biasa dan membosankan maka kita memutuskan untuk mabuk di tempat hiburan malam bersama-sama. Pada saat itu banyak sekali teman yang dekat dengan saya, beberapa diantaranya termasuk di dekati beberapa pemandu lagu di kehidupan dunia malam. Hingga akhirnya roda berputar berbalik arah, saya mengalami kondisi yang sulit. Semua teman-teman menjauhi untuk lebih memilih yang masih berjaya. Dan termasuk pemandu lagu pun lebih memilih mereka yang berduit tentunya. Karena dengan kondisi yang sudah terbiasa sebelumnya, akhirnya saya berfikir bagaimana caranya untuk mengembalikan posisi saya ke masa kejayaan dan bisa mabuk bersama lagi.
Dari situ saya mulai sedikit demi sedikit melakukan penyelewengan keuangan (korupsi), awalnya berjalan dengan baik dan dapat mengembalikan posisi saya untuk berjaya lagi. Mereka pun kembali mendekati saya lagi. Dan suatu saat saya menghadapi jalan buntu, tidak ada lagi celah untuk mendapatkan uang lebih, jangankan hal itu, untuk memberi makan diri sendiri dan anak istri pun kesulitan. Pinjam sana dan pinjam sini pun sudah tidak ada yang percaya. Sempat terbesit apakah saya harus mencuri, menipu atau melakukan kejahatan untuk bisa mendapatkan uang. Tetapi saya sadar, bahwa itu akan membawa masalah baru. Akhirnya saya putuskan untuk berhenti mabuk dan berhenti dari kebiasaan buruk di dunia malam. Bagi saya, ini hanya akan memaksakan puncak kemampuan ekonomi saya untuk bisa mabuk. Bukan untuk membahagiakan diri karena kemampuan ekonomi saya. Belum lagi kalau saya sakit karena dampak alkohol berlebihan, uang saya habis dan darimana saya harus menutupi biaya berobat? itu akan lebih sulit. Saran saya " Dengan uang kalian bisa terlihat kaya, dengan uang keluarga kita bisa memiliki apa yang mereka suka, tapi jika dipergunakan untuk mabuk yakinlah itu baru permulaan, selebihnya kalian tidak bisa mengendalikan atau bahkan mendapatkan uang".
Mungkin sekian dulu mengapa harus berhenti mabuk atau mengkonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan. Selanjutnya mau mabuk atau tidak itu adalah pilihan kalian. Disini saya berbicara dan bercerita atas pengalaman saya pribadi dan bukan kata orang.
Mungkin ini yang bisa saya sampaikan sebagai penutup:
"Jika aku harus mabuk di dunia, aku hanya ingin mabuk membahagiakan orangtua, istri dan anak. Jika aku harus mabuk di akhirat, aku hanya ingin mabuk ibadah kepada Tuhanku sebagai bekalnya. Hidup ini lebih indah untuk disadari, bukan untuk mabuk dan menyiksa diri. Dan jika aku sudah terlanjur menikmatinya, kembalikanlah aku pada orangtuaku, istri dan anakku yang selalu setia mengurus tubuhku di dunia apapun cara-Mu. Sebelum aku terlambat menyiksa diri di dunia dan tersiksa di akhirat".
*) Mabuk adalah pintu gerbang dari tindak kejahatan, sex bebas, kecelakaan, kehancuran ekonomi & pekerjaan, kehancuran rumah tangga dan menyiksa diri sendiri ternyata itu benar. Saya yakin kalian bisa menghindari dan kalian belum terlambat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik tanpa konsumsi minuman beralkohol.
**) Ambil sisi positifnya dan buang sisi yang tidak baik, ini hanya cerita pribadiku meskipun itu hanya mempermalukan diri saya sendiri namun semoga saja dapat membuat perubahan lebih baik untuk kalian. Namun jika tidak layak ditayangkan mohon Admin hapus saja thread ini.
Mohon yang memiliki pengalaman baik lainnya bisa share disini...
Rasanya bir putih beralkohol rendah yaitu ketika pertama diminum terasa seperti ada kandungan soda, sedikit pahit, sedikit asam fermentasi dan aroma yang berasa banget di mulut dan jelas beralkohol. Saat diminum sensasi itu terasa di awal dan setelah kita telan maka sensasi hangat di perut mulai terasa sedikit demi sedikit di awal, namun jika diminum terus menerus sensasi itu akan terasa biasa saja.
Rasanya minuman beralkohol tinggi yaitu ketika pertama diminum akan ada sensasi menyengat atau seperti panas di mulut, alkoholnya sangat menyengat sekali dengan aroma khas tergantung jenisnya. Jika kita baru memulainya biasanya agak sedikit sulit bernafas karena sengatan alkohol sangat mendominasi layaknya menghirup minyak angin roll on dan jika terlalu lama di mulut maka sensor saraf di mulut akan menjadi bahal / tidak merasakan apapun dalam beberapa saat saja yang kemudian setelah di telan akan ada senesasi minuman yang mengalir ke tubuh mulai dari tenggorokan yang hangat hingga perut akan terasa hangat.
Rasanya pusing karena minuman beralkohol yaitu bermacam-macam tergantung jenisnya.
Ada yang membuat efek ngantuk, ada yang membuat efek pusing mual, ada yang membuat efek seperti tubuh terasa ringan tak beraturan dan ada yang sedikit pusingnya namun terasa nyaman / relax. Ada harga ada rupa ya...
Loh,, kok pusing dicari?? (ini yang menarik)
Pusing saat mabuk dan pusing karena sakit kepala itu berbeda. Pusing saat mabuk mebuat kita seperti dalam kondisi gempa bumi ringan, kita terkadang sulit mengontrol antara pergerakan tubuh dan response otak. Untuk berjalan tegak dan lurus kedepan pun seperti kondisi lemah yang dipaksakan berdiri dan berjalan. Fokus dari pandangan sudah melemah, terkadang melihat lingkungan sudah seperti ganda, melihat wajah seseorang pun seakan blur. Sedangkan pusing karena sakit kepala dalam kondisi itu kita masih bisa mengendalikan anggota tubuh, otak masih dapat memerintahkan sensor saraf dan motorik dengan baik, namun kepala rasanya sakit senut-senut.
Ok! Sekarang, kenapa harus menjauhi atau berhenti minum alkohol sampai mabuk?
Disini saya tidak membahas tentang ilmu kesehatan karena yang lebih tau adalah Dokter. Saya juga tidak membahas tentang ilmu agama karena yang lebih tau para ulama atau ahli kitab. Disini saya membahas dari pengalaman saya sendiri.
Ada beberapa alasan mengapa saya berhenti / meninggalkan minuman beralkohol, diantaranya:
1. Menyiksa diri sendiri
Siklus orang mabuk yaitu merasakan kenikmatan saat minum, merasakan sensasi pusing yang nikmat, lalu setelahnya akan menimbulkan mual yang luar biasa. Disitu kamu akan dipaksakan tubuh untuk muntah, mengeluarkan semua isi yang ada dalam perut atau bahkan ada pula yang sulit mengeluarkan isi perut sehingga muntah dengan kondisi sakit karena memaksakan dan lemas dengan pandangan yang blur, tidak jelas atau berbayang. Itu akan selalu terjadi jika minum terlalu banyak. Keesokan harinya yang didapat adalah rasa pusing seperti migrain, sulit untuk makan enak dan sakit perut atau sembelit itu bisa terjadi. Dan saya berhenti karena menurut saya itu menyiksa diri sendiri hanya karena gengsi ingin dilihat hebat atau ingin diperhatikan oleh lingkungan. Jika saya terlihat baik atau hebat dihadapan teman-teman namun saya dikecam banyak pihak seperti lingkungan tetangga, orang tua, atau bahkan keluarga sepertinya itu hal yang konyol. Saya besar untuk sukses, untuk bahagia dengan keluarga, bukan untuk menyiksa diri.
2. Pemicu Sex bebas
Saya pernah merasakan apabila setelah minum / mabuk lalu melakukan sex bebas maka saya akan merasa tahan lama. Tapi apa yang terjadi, betul tahan lama tapi sedikitpun kita tidak bisa menikmati sensasi dan nikmatinya hubungan intim. Terkadang saya mencoba terus mencari feel / gairah bagaimana caranya bisa menikmati namun itu sulit, saya hampir kesulitan untuk sekedar membayangkan hal yang dapat meningkatkan gairah ketika berhubungan intim namun itupun sulit. Pada akhirnya sampai dengan prosesnya selesaipun tetap tidak bisa menikmati secara utuh. Dan esok hari ketika sadar, terkadang saya pun lupa tentang proses hubungan intim semalam. Itulah yang mungkin sering terjadi pada orang-orang hingga akhirnya pasangan kita hamil, memiliki anak diluar nikah atau bahkan sampai tega membuang janin/anaknya. Karena ketika mabuk atau parahnya sama-sama mabuk lalu berhubungan intim, karena kesadaran kita melemah, akal pikiran kita melemah dan pada akhirnya kita tidak tau apakah "keluar di dalam atau diluar" itu akan membuat masalah baru. Dan saya yakin, setelah mabuk lalu berhubungan intim kebanyakan hanya dilakukan dengan bukan pasangan, sedikit sekali yang memiliki niat berhubungan intim dengan pasangan nikahnya setelah mabuk. Jadi disini kenapa saya memutuskan untuk berhenti mabuk saat berhubungan intim, itu karena saya tidak ingin terinfeksi penyakit menular sex, tidak mau sampai terjadi anak diluar nikah, tidak bisa menikmati prosesnya dan tentunya tidak mau di cap jelek oleh orang-orang karena dengan mabuk adalah awal dari kemaksiatan apalagi menjadi pelakunya tanpa menggunakan akal sehat. Saran saya "Sex bebas adalah pilihan yang beresiko, berhubungan intim adalah kebutuhan, tapi tidak dengan cara mabuk sebagai pemicunya. Sebab kita manusia berakal, bukan seperti flashdisk yang colok sana colok sini, saat terinfeksi virus maka kelar hidup lo...".
3. Pemicu kecelakaan
Dulu saya pernah konyol. Saat itu di kehidupan dunia malam saya sedang sakit hati karena diselingkuhi oleh orang yang saya dambakan (lebih tepatnya pemandu lagu). Akhirnya saya putuskan untuk mabuk di depan orang yang saya cintai dan menunjukkan rasa kekesalan saya. Saat dia mendekati saya lalu saya putuskan untuk pergi dengan mengendarai kendaraan roda dua dengan kondisi mabuk. Alasan saya dengan begitu mungkin bisa menjadi perhatian dia dan akan menjadi sebuah peringatan untuk dia. Namun nyatanya diperjalanan saya hilang kesadaran dan akhirnya saya tidak mampu mengendalikan kendaraan yang berujung kecelakaan / terjatuh hingga tulang dada sebelah kiri patah. Sementara orang yang saya harapkan tersebut tidak terpengaruh apapun, tidak ada rasa iba, menyadari kesalahan atau intinya tidak ada perubahan. Lalu siapa yang rugi? ya, saya sendiri karena sudah mencelakakan diri saya sendiri. Jadi disini saya memutuskan berhenti mabuk saat berkendara itu karena saya tidak mau mencelakakan diri saya sendiri yang sampai taruhannya nyawa. Menurut saya tidak sebanding apa yang saya beli dengan yang saya dapat. Hidup tidak sekonyol itu... Saran saya "Selamatkanlah satu nyawa, meskipun itu dirimu atau harus merenggut banyak nyawa karena kekonyolanmu".
4. Pemicu tindak kejahatan
Yang membuat seseorang pemabuk rese adalah Lingkungan dari pemabuk itu sendiri dan bukan dari alkoholnya. Dulu saya pernah punya masalah dan akhirnya mabuk bersama teman-teman. Saat itu sambil mabuk saya menceritakan semua unek-unek saya tentang rasa sakit hati terhadap seseorang dan kemudian mereka memberikan solusi atau saran. Pada akhirnya solusi dan saran itu menguatkan pikiran dan hati saya untuk mengikutinya. Saya temui orang tersebut, mengambil sebuah botol kemudian saya pecahkan dan rencananya ingin saya hancurkan kepalanya. Namun pada saat itu saya dihalang-halangi oleh teman lain yang masih dalam kondisi sadar, dia tarik saya, membuang botol dan menampar saya dengan kata-kata yang menenangkan hati. Akhirnya beruntung saya terhindar dari tindak kejahatan. Dan kalau itu terjadi, mungkin aku sudah masuk penjara.
Dengan demikian perlu kita ketahui bahwa kebanyakan solusi dan saran dari mereka bukanlah saran yang baik (Silahkan buktikan dalam hal dan persoalan apapun). Yakinlah bahwa saran dan solusi dari mereka adalah bagian dari rasa menutupi gengsinya mereka sendiri. Contoh; ketika kamu punya masalah dengan orang lain, mereka akan memberikan solusi yang tidak lain adalah provokasi agar tidak dianggap pengecut atau ketika punya masalah percintaan, mereka akan bilang "cari yang baru / selingkuh saja dll" namun sebenarnya mereka sendiri ketika dihadapkan dengan persoalan yang sama akan takut juga untuk menghadapinya tapi terlepas itu semua karena gengsi maka mereka lebih menunjukkan seolah lebih baik dari diri kita. Padahal kalau kamu selesaikan masalah itu dengan pikiran dingin dan tanpa pengaruh alkohol, saya yakin masalah akan bisa dihadapi dan diselesaikan. Namun karena pengaruh dari lingkungan disaat kita mabuk atau kehilangan akal sehat maka yang terjadi adalah salah melangkah dan mungkin dapat berakibat fatal (tindak kriminal). Silahkan kamu buktikan "Mabuk disaat bermasalah namun sendirian tidak akan berdampak apapun" dan bandingkan dengan "Mabuk disaat bermasalah dengan teman-teman dan bertemu dengan objek masalahmu" dampaknya pasti akan berbeda. Jadi disini aku memilih untuk berhenti mabuk karena sangat mudah untuk terprovokasi lingkungan / keadaan yang memicu tindak kejahatan. Kalau itu terjadi, bagaimana dengan anak dan istri saya? haruskah saya bertindak arogan tanpa akal sehat demi kepentingan diri sendiri namun mengabaikan masa depan saya dan keluarga saya? atau bagi kalian yang masih belum menikah, itu akan menyakiti hati orang tua dan masa depan kalian akan hancur karena ketika seseorang sudah terlibat kejahatan maka tidak akan ada perusahaan yang akan memberimu kesempatan bekerja. Bahkan mantan pembunuh pun akan sulit untuk diterima masyarakat meskipun ia sudah bertaubat. Saran saya "Selesaikanlah setiap masalah dengan akal sehat, bukan mabuk dan melakukan tindakan yang jahat".
5. Pemicu masalah ekonomi
Dalam suatu kondisi dimana saya dulu pernah berjaya, saya habiskan setiap minggu untuk mabuk. Tidak hanya itu, karena mabuk sudah dianggap biasa dan membosankan maka kita memutuskan untuk mabuk di tempat hiburan malam bersama-sama. Pada saat itu banyak sekali teman yang dekat dengan saya, beberapa diantaranya termasuk di dekati beberapa pemandu lagu di kehidupan dunia malam. Hingga akhirnya roda berputar berbalik arah, saya mengalami kondisi yang sulit. Semua teman-teman menjauhi untuk lebih memilih yang masih berjaya. Dan termasuk pemandu lagu pun lebih memilih mereka yang berduit tentunya. Karena dengan kondisi yang sudah terbiasa sebelumnya, akhirnya saya berfikir bagaimana caranya untuk mengembalikan posisi saya ke masa kejayaan dan bisa mabuk bersama lagi.
Dari situ saya mulai sedikit demi sedikit melakukan penyelewengan keuangan (korupsi), awalnya berjalan dengan baik dan dapat mengembalikan posisi saya untuk berjaya lagi. Mereka pun kembali mendekati saya lagi. Dan suatu saat saya menghadapi jalan buntu, tidak ada lagi celah untuk mendapatkan uang lebih, jangankan hal itu, untuk memberi makan diri sendiri dan anak istri pun kesulitan. Pinjam sana dan pinjam sini pun sudah tidak ada yang percaya. Sempat terbesit apakah saya harus mencuri, menipu atau melakukan kejahatan untuk bisa mendapatkan uang. Tetapi saya sadar, bahwa itu akan membawa masalah baru. Akhirnya saya putuskan untuk berhenti mabuk dan berhenti dari kebiasaan buruk di dunia malam. Bagi saya, ini hanya akan memaksakan puncak kemampuan ekonomi saya untuk bisa mabuk. Bukan untuk membahagiakan diri karena kemampuan ekonomi saya. Belum lagi kalau saya sakit karena dampak alkohol berlebihan, uang saya habis dan darimana saya harus menutupi biaya berobat? itu akan lebih sulit. Saran saya " Dengan uang kalian bisa terlihat kaya, dengan uang keluarga kita bisa memiliki apa yang mereka suka, tapi jika dipergunakan untuk mabuk yakinlah itu baru permulaan, selebihnya kalian tidak bisa mengendalikan atau bahkan mendapatkan uang".
Mungkin sekian dulu mengapa harus berhenti mabuk atau mengkonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan. Selanjutnya mau mabuk atau tidak itu adalah pilihan kalian. Disini saya berbicara dan bercerita atas pengalaman saya pribadi dan bukan kata orang.
Mungkin ini yang bisa saya sampaikan sebagai penutup:
"Jika aku harus mabuk di dunia, aku hanya ingin mabuk membahagiakan orangtua, istri dan anak. Jika aku harus mabuk di akhirat, aku hanya ingin mabuk ibadah kepada Tuhanku sebagai bekalnya. Hidup ini lebih indah untuk disadari, bukan untuk mabuk dan menyiksa diri. Dan jika aku sudah terlanjur menikmatinya, kembalikanlah aku pada orangtuaku, istri dan anakku yang selalu setia mengurus tubuhku di dunia apapun cara-Mu. Sebelum aku terlambat menyiksa diri di dunia dan tersiksa di akhirat".
*) Mabuk adalah pintu gerbang dari tindak kejahatan, sex bebas, kecelakaan, kehancuran ekonomi & pekerjaan, kehancuran rumah tangga dan menyiksa diri sendiri ternyata itu benar. Saya yakin kalian bisa menghindari dan kalian belum terlambat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik tanpa konsumsi minuman beralkohol.
**) Ambil sisi positifnya dan buang sisi yang tidak baik, ini hanya cerita pribadiku meskipun itu hanya mempermalukan diri saya sendiri namun semoga saja dapat membuat perubahan lebih baik untuk kalian. Namun jika tidak layak ditayangkan mohon Admin hapus saja thread ini.
Mohon yang memiliki pengalaman baik lainnya bisa share disini...
0
1K
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan