Kaskus

News

kabar.kaburAvatar border
TS
kabar.kabur
Mantan Komandan NII: Kelompok Khilafah di Indonesia Sebagian Anti Pancasila
Mantan Komandan NII: Kelompok Khilafah di Indonesia Sebagian Anti Pancasila
TribunSolo.com/Agil Tri
Ken Setiawan, mantan anggota NII sekaligus ketua NII Crisis Center saat wawancara dengan wartawan di hotel best western solobaru, selasa (18/12/2018)



TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ken Setiawan mantan komandan NII (Negara Islam Indonesia) sekaligus pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan mengatakan ada fenomena yang menarik dari masyarakat Indonesia yang mengidolakan konsep Khilafah .

"Tapi jangan negatif dulu dalam memaknai Khilafah dan jangan generalisir dulu ya karena ada beberapa jenis kelompok pendukung Khilafah di Indonesia," ujar Ken, dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Senin (18/3/2019).

Bagi Ken, Khilafah bukan untuk di teriakan, tapi khilafah adalah hadiah dari Allah bila dalam diri dan keluarga sudah mengikuti dan aplikasi nyata tentang jejak Rasululllah SAW sebagai figur orang yang jujur, amanah, tabligh dan fathanah.

Pendukung konsep Khilafah di Indonesia ini menurut Ken ada tiga macam. Yakni, pertama adalah Kelompok Khilafah Gaul.

Dia menjelaskan mereka ini yang hanya ikut ikutan saja, misal dengan membuat statemen pro khilafah di medsos, mengikuti aksi dan supaya berbeda dengan orang orang pada umumnya.

"Di Indonesia hanya beberapa persen presentasinya. Biasanya kelompok ini minim pemahaman agamanya karena ilmu yang didapat secara Instant," jelas Ken.

Kedua adalah kelompok Khilafah Moderat. Kelompok ini memang mengidolakan Khilafah Islam, tapi dalam kehidupannya tetap moderat.

Menurut dia, kelompok ini menghendaki aplikasi syariat Islam termasuk cara berpakaian agar diterapkan dalam sehari hari.

"Akan tetapi dalam berbangsa serta bernegara dia masih tetap taat pada aturan pemerintah, mengikuti demokrasi dan tidak menganggap kafir orang yang di luar kelompoknya," papar Ken.
Kelompok khilafah moderat Ini menurut Ken tidak termasuk kelompok radikal.

Ketiga adalah kelompok pendukung Khilafah Ektremis. kelompok ini yang paling banyak di Indonesia.

Dia menjelaskan mereka ini cenderung menggunakan ayat ayat peperangan, perbedaan pandangan dengan orang di luar kelompoknya adalah musuh.

Bagi kelompok ini, kata dia, tidak ada istilah toleransi seperti halnya tidak dikasih banyak pilihan, kalau tidak hitam ya harus pilih putih, kalau tidak benar ya berarti salah, kalau tidak beriman berarti kafir.

"Bagi kelompok Khilafah Ektremis, Orang yang berbeda paham walaupun sama sama beragama Islam, tetapi hanyalah dianggap orang-orang ahli kitab yang tidak faham akan Al-Qur’an dan tidak mengerti Islam yang sebenarnya," ucap Ken.

Lebih jauh ia menjelaskan, kelompok Khilafah ektremis ini perekrutannya bukan disebabkan faktor kemiskinan, kesenjangan sosial, keadilan dan lainnya.

Tapi tegas dia, mereka itu anti terhadap pemerintah karena pemerintah dianggap menggunakan hukum pancasila yang dianggap tidak berdasar hukum Allah dan mereka akan ganti dengan khilafah Islam atau negara Islam.

Ia juga mengungkap perekrutan pendukung kelompok khilafah ektrem bukanlah kemiskinan, tapi semua kalangan, termasuk orang kaya, justru semakin kaya diharapkan justru akan menjadi donatur aksi aksi mereka.

"Orang yang sudah teradikalisasi pemikiran dengan konsep khilafah ektreme ini tidak pernah berpikir panjang, bahkan melakukan bom bunuh diri pun dianggap jihad karena dalam doktrin mereka itu akan mendapat surga tanpa hisab bersama keluarga," jelasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, doktrin kelompok Khilafah Ektrem ini simple saja seperti pohon, ada akar batang buah, akarnya Islam, batangnya Islam dan buahnya Islam.

"Artinya, orang Islam itu, tinggal di negara Islam dan menggunakan hukum Islam baru disebut orang Islam. Kalau KTP Islam, tinggal di negara RI dan hukumnya pancasila dan UUD 1945 maka dianggap bukan umat Islam tapi dianggap umat Pancasila," jelasnya.

Kelompok ini, imbuh dia, mudah dimanfaatkan oleh kepentingan politik terutama untuk menjatuhkan pemerintah sebab kelompok ini sangat anti terhadap pemerintah.

Makanya bagi kelompok Khilafah ektrem ini, dia sampaikan, kebanyakan orangnya kaku, dan cenderung tidak mau kalah dalam dialog dan argumentasi.

"Baginya hanya kelompoknya saja yang benar sementara kelompok lain semuanya salah," tegasnya.

Menurut dia, kelompok Khilafah ektrem ini menjadi militan karena mereka yang nasionalis.

"Artinya mereka punya lawan, jadi arti nasionalisme bagi mereka adalah punya lawan, ibarat berkelahi mereka itu punya musuh, jadi semangat untuk menjatuhkan dan mengalahkan musuhnya," jelasnya.

Namun anehnya, kata dia, yang dijadikan musuh adalah saudara seiman mereka yang hanya berbeda pendapat saja.

Bagi kelompok Khilafah ektrem ini, lebih lanjut, saat ini mereka bukan beragama atau bermadhab.

"Tapi mereka adalah konsep bernegara dan bagi mereka negara kita Republik Indonesia tidak berkonsep hukum Allah makanya harus diganti dengan negara dengan konsep Khilafah Islam. Dan untuk menhancurkan sebuah negara menurut mereka tidak bisa lewat organisasi seperti NU atau Muhammadiyah."

"Negara harus dilawan dengan negara, yaitu negara Islam Indonesia atau Khilafah Islam Indonesia," paparnya.
Ken Setiawan menambahkan bahwa hari ini kita sudah dikepung oleh kelompok khilafah ektrem tersebut.

Mereka, kata dia, sudah ada dimana mana dan dengan berbagai organisasi tersebar di seluruh Indonesia.

"Mereka semua menganggap kita semua orang di luar kelompok mereka itu musuh yang harus di binasakan sementara kita hari ini tenang tenang daja seolah olah tidak ada yang salah," jelasnya.

Saatnya, imbuh dia, kita jadikan mereka itu juga sebagai musuh bersama karena mereka menggunakan agama hanya sebagai kedok dan tujuannya adalah menggulingkan negara yang kita cintai Republik Indonesia.

Untuk itu pula dia menilai, seluruh anak bangsa harus ikut berperan aktif dalam menjaga kamtibmas, laporkan kepada aparat bila ada orang di sekitar teridentifikasi ada kelompok khilafah ektremis agar segera ditindaklanjuti sesuai hukum yang berlaku.

"Tapi kewaspadaan kita jangan sampai membawa kita sampai pobia terhadap Islam, justru dengan adanya fenomena kelompok radikal tersebut kita harus mensuport lingkungan kita supaya tidak terekrut oleh bahaya radikalisme," tegas Ken.(*)



m.tribunnews.com/nasional/2019/03/18/mantan-komandan-nii-kelompok-khilafah-di-indonesia-sebagian-anti-pancasila?page=all



1
2.1K
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan