Kaskus

Hobby

silvanprayogoAvatar border
TS
silvanprayogo
Penyakit Asam Lambung (GERD)
Penyakit Asam Lambung (GERD)

Apakah Anda sering merasa panas di dada yang disertai dengan rasa tidak nyaman di perut? Jika ya, maka kemungkinan Anda menderita Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), atau juga dikenal dengan nama “heartburn” atau “acid reflux”. Gejala GERD disebabkan oleh naiknya asam lambung (gastric acid) dari lambung ke kerongkongan (esophagus). Cairan gastric acid di lambung berupa hydrochloric acid (HCl), sejenis asam keras untuk mencerna makanan. Rasa “panas” di dada disebabkan oleh luka akibat gastric acid yang mengenai dinding kerongkongan.

Berikut ini adalah gejala – gejala GERD (heartburn / acid reflux):

emoticon-MaluRasa panas dan/atau sakit di dada, tertutama setelah makan dan bisa bertambah berat di malam hari. Gejala ini bisa berlangsung dua jam lamanya.
emoticon-MaluKesulitan menelan.
emoticon-MaluRegurgitasi makanan atau cairan (makanan / minuman yang sudah ditelan naik lagi ke kerongkongan) sehingga mulut terasa asam atau pahit.
emoticon-MaluRasa mengganjal di kerongkongan dan / atau radang tenggorokan (laryngitis).
emoticon-MaluBatuk kronis.
emoticon-MaluGangguan tidur.
emoticon-MaluAsma atau asma yang bertambah parah.

Mengapa dinding lambung tidak terluka jika gastric acid bisa melukai dinding kerongkongan? Permukaan dinding lambung terdapat lapisan pelindung yang disebut mucus-bicarbonate barrier. Lapisan ini berupa sel – sel yang mengeluarkan lendir (mucus) dan bicarbonate untuk menjaga kadar keasaman (pH) di permukaan lambung selalu mendekati kadar keasaman normal. Kerongkongan tidak memiliki lapisan pelindung ini.

Di ujung kerongkongan yang terhubung dengan lambung terdapat otot yang disebut Lower Esophageal Sphincter (LES). Otot ini berfungsi membuka dan menutup jalur makanan ke lambung sekaligus mencegah naiknya gastric acid naik ke kerongkongan. LES pada GERD tidak menutup dengan sempurna sehingga gastric acid bisa naik masuk ke kerongkongan.
Penyakit Asam Lambung (GERD)


Apa pemicu GERD?
emoticon-NohopeTerlalu banyak makan (overeating). Saat makan, lambung akan mengembung. LES tidak tertutup dengan sempurna jika lambung terlalu penuh.
emoticon-NohopeKebiasaan makan lainnya: makan terlalu cepat, makan dalam posisi terbaring, atau makan menjelang jam tidur.
emoticon-NohopeKegemukan (obesity) atau kelebihan berat badan (overweight).
emoticon-NohopeBahan kimiawi yang melemahkan otot – otot LES: rokok atau obat – obatan seperti aspirin.
emoticon-NohopeMakanan atau minuman: kopi, teh, minuman beralkohol, makanan gorengan, makanan berlemak.
emoticon-NohopeHiatal Hernia: bagian atas lambung menonjol ke dalam diafragma.
emoticon-NohopeKehamilan.
emoticon-NohopeTeknik olah raga: handstand (berdiri dengan tangan, kaki di atas dan kepala di bawah).

GERDyang tidak kunjung sembuh bisa merusak esophagus. Sebagian kecil pasien GERD kronis akan mengalami Barret’s esophagus. Barret’s esophagus adalah kondisi permukaan esophagus yang berubah menjadi seperti permukaan usus. Kondisi ini biasanya terjadi pada pasien pria berusia 50 tahun ke atas.

Walaupun gejala Barret’s esophagus mirip gejala GERD, jika dibiarkan, bisa meningkatkan resiko kanker esophagus terutama jenis kanker Adenocarcinoma. Adenocarcinoma muncul di bagian bawah esophagus. Satu jenis kanker esophagus lainnya adalah Squamous Cell Carcinoma yang biasanya muncul di bagian atas dan tengah esophagus. Squamous Cell Carcinoma berawal dari mutase Squamous cells di permukaan esophagus. Merokok dan minuman beralkohol meningkatkan resiko Squamous Cell Carcinoma.

Cara mendeteksi Barret’s esophagus adalah dengan endoscopy, yaitu menggunakan teropong khusus yang dimasukkan ke kerongkongan. Dokter kemudian mengambil sampel jaringan (biopsy) untuk mengkonfirmasi diagonsa dan memeriksa tanda – tanda kanker.
GERD kronis bisa menyebabkan penyempitan esophagus karena luka – luka di permukaan esophagus menumbuhkan jaringan parut (scar tissues). Penyempitan esophagus (strictures) mempersulit pergerakan makanan dan minuman ke lambung.

Jika gejala – gejala GERD mengganggu aktivitas sehari – hari dan tidak kunjung sembuh walaupun sudah mencoba berbagai obat dan memperbaiki pola hidup, maka solusi lainnya adalah dengan operasi. Operasi modern pada umumnya sangat minimal dan pasien tidak memerlukan rawat inap lama.

Informasi terkait penanganan GERD, silakan membaca artikel selanjutnya.


Penulis: 

Silvan Prayogo
BSc. Biochemistry and Molecular Biology (CSU, Fort Collins, Colorado, USA)
MSc. Biotechnology (UNSW, Sydney,NSW, Australia)

Website: www.mitrabiomed.com

Email: silvanprayogo@gmail.com
LINE: silvanprayogo
Whatsapp: +81 80 4836 6789
Facebookhttps://www.facebook.com/mitramedjapan/ 

Disclaimer
Information and opinions on this website are NOT medical advice. Please consult medical professionals regarding your health and medical conditions and whether any medical procedures you are interested in are suitable for you or not. 

Bahasa Indonesia

Informasi dan pendapat di website ini BUKAN saran medis. SIlakan berkonsultasi dengan ahli medis mengenai kondisi kesehatan dan medis Anda, termasuk apakah cocok atau tidaknya Anda untuk menjalani tindakan - tindakan medis yang diinginkan. 

Referensi


1. Barret’s esophagus: symptoms, causes, and treatments. WebMD website. Diakses terakhir 1 February 2019. URL: https://www.webmd.com/heartburn-gerd/guide/barretts-esophagus-symptoms-causes-and-treatments#2

2. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). WebMD website. Diakses terakhir 1 February 2019. URL: https://www.webmd.com/heartburn-gerd/guide/reflux-disease-gerd-1#1

3. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Mayo Clinic website. Diakses terakhir 1 February 2019. URL: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gerd/symptoms-causes/syc-20361940

4. Heartburn Surgery. WebMD website. Diakses terakhir 1 February 2019. URL: https://www.webmd.com/heartburn-gerd...burn-surgery#2

5. Inoue, H., Ito, H., Ikeda, H., Sato, C., Sato, H., Palanusitthepha, C., Hayee, B.H., Eleftheriadis, N., dan Kudo, S. (2014). Anti-reflux mucosectomy for gastroesophageal reflux disease in the absence of hiatus hernia: a pilot study. Annals of Gastroenterology. 27(4). Hal. 346 – 351.

6. Kormos, W. (June 2017). When does a long term acid reflux become a serious issue?, Harvard’s Mens Health Watch. Harvard Health Publishing of Harvard Medical School website. Diakses terakhir: 1 February 2019. URL: https://www.health.harvard.edu/digestive-health/when-does-long-term-acid-reflux-become-a-serious-issue

7. Laparoscopic Antireflux Surgery: Procedure Details. Cleveland Clinic website. Diakses terakhir: 1 February 2019. URL: https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/4354-laparoscopic-antireflux-surgery/procedure-details

8. Long Term complication of Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), Cleveland Clinic website, diakses terakhir 1 February 2019. URL: https://my.clevelandclinic.org/health/articles/9615-long-term-complications-of-gastroesophageal-reflux-disease-gerd

9. Nissen Fundoplication. Wikipedia. Diakses terakhir: 1 February 2019. URL: https://en.wikipedia.org/wiki/Nissen_fundoplication
Diubah oleh silvanprayogo 17-03-2019 21:25
zatilmutieAvatar border
zatilmutie memberi reputasi
1
2.8K
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan