Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

germaksAvatar border
TS
germaks
Karena Pekerjaan, Kita Jadi Mantan

     
Pagi hari di ujung fakultas kehutanan, aku duduk sendiri sambil memandangi pepohonan hijau. Aku mahasiswa baru disini, namaku novi. Tinggi,putih dan kurus; beberapa seniorpun mengincarku. Adi salah satunya, seniorku yang tiada henti mengejarku.

‘’Kamu yang namanya novi, angkatan 2009 kelas A?’’ kenalkan aku adi, seniormu angkatan 2008.

‘’Iya, salam kenal juga’’ jawabku tersipu malu.

‘’yuk ke kantin sospol minum the bareng’’ ajaknya dengan senyuman.

‘hmmmmm, ayo deh kebetulan jadwal kuliahku juga kosong’’ kataku sambil mengiyakan ajakannya.

Hari itu perkenalan singkatpun terjadi, tak banyak yang kami bicarakan, masih seputar perkuliahan dan tukaran kontak no.handphone.

. . .

Sabtu pagi, 5 hari dari pertemuanku dengan adi. Aku tak pernah bertemu lagi dengannya, dikampus aku tak pernah melihatnya lagi ataukah dia sibuk dengan kegiatannya di kampus?. Tiba – tiba pesan singkat masuk

‘’Hai, nov. apa kabar?, ke mall yuk sebentar malam jalan – jalan?’’. Bunyi pesan adi.

Ingin kubalas tapi pulsaku ternyata habis dan uang kirimanku dari kampung mulai menipis.

Pesan tersebut akhirnya tak kubalas dan akupun kembali larut dengan rutinitasku, menyaksikan drama korea.


Minggu datang, kampus libur. Kusibukkan hariku ini dengan mencuci dan menyiapkan perlengkapan kuliahku keesonkan harinya. Handphoneku pun berdering lagi, berharap dari orang tuaku yang ada di kampung dan ternyata Adi.

Kuangkatlah telpon itu.

‘’Halo, selamat pagi nov? hari ini kamu sibuk?’’ katanya dengan suara jernih

‘’halo juga, selamat pagi. Tidak kok. Emang kenapa?’’ jawabku penasaran

‘’aku mau mengajakmu jalan – jalan ke mall hari ini, bisa?’’ tanyanya

‘hmmmm, bisa tapi sekitaran jam 4 sore yah soalnya aku lagi bersih – bersih kosan nih’’jawabku sambil mengiyakan keinginannya.

‘’oke deh, nanti kutelpon lagi yah kalau aku kosanmu’’ jawabnya dengan bersemangat.

Akhirnya pertemuan yang tertunda kemarin terjadi hari ini. Kami berduapun bertemu satu sama lain. Cerita ngalor ngidul, sampai akhirnya Adi menyatakan kalau iya suka padaku. Hatiku pun berdebar, seperti sedang menaiki Roller Coster. Sebelumnya aku tak pernah jatuh cinta, baru kali ini dan kuterima ajakannya untuk berpacaran. Jadilah hari itu kami menjadi sepasang kekasih yang sedang kasamaran


Kisah cinta kami tak terasa telah berjalan selama 5 tahun, tak pernah terjadi pertengkaran hebat. Adi pun telah lulus kuliah dan bekerja di salah satu perusahaan besar yang bergerak di bidang kehutanan. Hari itu iya membawaku ke rumahnya bertemu dengan orangtuanya. Ternyata Adi dibesarkan sendiri oleh ibunya, bapaknya telah wafat ketik iya masih kecil.

‘’Mama, sini dong. Ada yang aku mau kenalkan nih. Calon menantu mama’’ teriaknya dari pintu depan rumah.

Ibunyapun keluar dari kamar lalu menyambut kami dengan senyumnya yang hangat.

‘’ohh, yang ini yah, nama kamu siapa nak’’ kata mama adi sambil berjabat tangan

‘’nama saya novi tante’’ jawabku sambil tersenyum .

‘’silahkan duduk nak, saya ambilkan dulu air di belakang’’ kata mama adi sambil meninggalkan kami di dalam ruang tamu.

 

Aku disambut dengan baik dirumahnya, mamanya bahkan mendukung hubungan kami agar terus sampai jenjang pernikahan mengingat Adi adalah anak satu – satunya dan mamanya kadang kesepian jika Adi sedang berkerja.


Aku tak pernah lupa setiap hari ulang tahunku, pasti Adi selalu memberiku hadiah yang special. Dari yang biasa sampai luar biasa.

Malam itu, adi datang ke kosanku sendiri. Membawa sekotak cup cake mini dan sebuah kotak perhiasan.

Adipun mengetok pintu

‘’selamat malam sayang’’ katanya sambil mengetok pintu

Hujan turun begitu deras malam itu, suara ketokan pintu agak samar – samar kudengar. Kuintip jendela dan ternyata Adi.

‘’selamat malam juga sayang’’ balasku sambil ku bukakan pintu.

‘’selamat ulang tahun yah, panjang umur dan sehat selalu’’ ucapnya sambil memberikanku sekotak cup cake dengan lilin kecil yang menyala di atasnya.

Adipun mengajakku untuk meniup lilin tersebut dan memberikanku sekotak perhiasan berwarna merah.

‘’ini hadiah untukmu sayang, semoga kau bahagia’’ kata adi sambil tersipu malu

Akupun mengambil hadiah tersebut dan membukanya. Isinya ternyata kalung emas, kalung tersebutpun di sematkan adi di leherku. Kuambil cermin lalu bayangankupun memancarkan aura permaisuri.

‘’terima kasih sayang hadiahnya, ngomong – ngomong uang beli kalungnya dapat darimana?’’ ucapku sambil bercanda

‘’sama – sama sayang, tenang saja semua pasti ada rejekinya kok’’ jawabnya dengan nada sedikit serius.


Akupun lulus kuliah. Hubungan kami masuk di tahun ke 6, Adi sibuk dengan pekerjaannya, dan iya mulai serius untuk menaikkan jenjang hubungan kami ke tingkat pernikahan.

Ketika hari wisudaku tiba, aku mengenalkan Adi kepada bapak dan ibuku serta saudaraku yang lain.

‘’bapak dan ibu, ini Adi yang selalu menemaniku di kota ini. Iya pacarku’’ terangku sambil menunjuk adi.

Merekapun berjabat tangan satu per satu sambil mengenalkan diri.

‘’Saya Adi om dan tante, pacarnya novi’’ katanya sambil berjabat tangan.

‘’oh iya iya, senang berkenalan denganmu nak. Tolong nak jaga baik – baik anak bapak. Bapak ini dikampung, tidak sempat melihat – lihat anak bapak’’ kata bapakku dengan suara yang parau.

‘’iya pak, pasti anak bapak saya jaga dengan baik’’ jawab adi sambil tersenyum

‘’kalau ada kesempatan, datanglah ke rumah bapak nak. Nanti bapak ajak memancing disungai, memanjat kelapa di kebun dan banyak kegiatan lainnya’’ kata bapakku lagi dengan senyuman yang merekah.

‘’iya pak, pasti saya akan kesana’’ jawab adi.

Pertemuan tersebutpun jadi awal yang baik buat Adi untuk melanjutkan hubungan kami ke jenjang pernikahan.


Setamat kuliah akupun mendapatkan pekerjaan pertamaku, menjadi customer service di salah satu perusahaan penyedia layanan jasa lowongan pekerjaan.

Intensitas bertemu dengan Adipun semakin berkurang namun kami masih bisa mengatur waktu bertemu satu sama lain. Apalagi mamanya sering mengundangku untuk datang kerumahnya, entah itu memasak bersama atau sekedar curhat.

mamanya sudah kuanggap mamaku sendiri, iya kadang kasihan denganku terutama ketika harus kerja hingga larut malam dan harus pulang menggunakan angkot. mamanya pun memberikanku info lowongan kerja di tempatnya dulu mengabdi sebelum pensiun. Di kantor tersebut akan dibuka lowongan untuk posisi Pegawai Tidak Tetap di salah satu kabupaten yang baru terbentuk. Akupun setuju untuk ikut.

‘’bagiamana nak, apakah mau mendaftar? Kalau iya nanti mama yang membantu menguruskan’’ kata mama Adi sambil memegang tanganku.

‘’iya ma, aku akan ikut’’ kataku sambil tersenyum

Keesokan harinya akupun resign dari kantor lamaku. Bergegas menyediakan segala berkas yang akan dipenuhi untuk pendaftaran.


Setelah semua berkas siap, akupun berangkat dengan mama ke kabupaten yang dimaksud. Tak lupa kami pamit dengan Adi yang juga ikut mengantarkan kami ke terminal.

‘’hati – hati dijalan sayang, semoga sukses’’ kata adi sambil melambaikan tangannya.

Bispun berjalan menyusuri gelapnya jalan. 8 jam perjalanan dan akhirnya kamipun sampai dengan selamat. Kami pun bersama mencari hotel dan beristirahat sejenak.

Setelah selesai beberes, kamipun berangkat ke kantor yang dimaksud dan menyetor berkasku. Berkasku pun kuserahkan ke panitia dan ternyata panitia tersebut mengenali mama. Obrolanpun semakin panjang, satu persatu pegawai datang berjabat tangan. Ternyata mama Adi pernah bekerja di kabupaten induk dari kabupaten hasil pemekaran ini. Aku juga tak pernah diberi tahu sebelumnya. Mama juga pernah kerja di kantor wilayah, namanya tak asing karena selalu menjadi dirigen lagu ketika upacara bendera hingga pensiun.

Akhirnya kami langsung pulang ke kota bersama mama sambil menunggu pengumuman lulus berkas dan jadwal tes.


 Setelah serangkaian perjuangan yang melelahkan, akhirnya aku diterima menjadi pegawai tidak tetap di kantor tersebut. Pengumuman tersebut kudapat dari mama.

‘’selamat nak, kamu lulus’’ bunyi pesan singkat dari mama

Akupun langsung membuka informasi tersebut lewat internet dan benar saja aku lulus. Segera kubalas pesan singkat mama.

‘’iya ma, aku lulus’’ tulisku untuk mama

Akupun kembali mempersiapkan diri untuk berpindah tempat, meninggalkan kehidupan kota yang gemerlap menuju kabupaten yang sepi.

Kebahagiaanku hari itu tak lupa pula kubagikan untuk Adi.

‘’selamat siang sayang, aku lulus’’ tulisku lewat pesan singkat untuk Adi


Sehari sebelum pamit, akupun menyempatkan diri untuk jalan berduaan dengan Adi. Kami memilih makan di restoran andalan kami berdua.

‘’aku sedih sayang, harus berpisah denganmu’’ kataku dengan wajah cemberut

‘’aku juga sama, tapi inikan demi kamu juga’’ jawab adi dengan nada pelan

‘’iya juga sih, semoga hubungan kita baik – baik aja yah’’ ucapku masih dengan wajah cemberut.

‘’iya, jaga diri masing – masing aja’’ jawab adi sambil tersenyum.

Malam itu adalah malam yang panjang menurutku. Diatas sepeda motor, kudekap badannya, air mataku mengucur perlahan membasahi pipiku.


Akupun pamit, tak sempat bertemu dengan mama. Kukirimkan pesan singkat kepada beliau sambil meminta doa restu agar sukses di tempat kerja baru.

‘’selamat pagi mama, aku pamit yah. Doakan novi, semoga sukses di tempat yang baru ini’’ tulisku lewat pesan singkat untuk mama.

Adi dengan menggunakan mobil kantornya, mengantarku menuju terminal bis. Tak ada kata yang terucap dari bibirnya. Wajahnya bersedih sambil sesekali melihat kaca spion.

Sesampai di terminal, kami pun berpisah.

‘’Sayang, jaga diri baik – baik yah’’ kata Adi sambil memegang kedua tanganku

‘’iya sayang pastinya, kamu juga yah’’. Kataku sambil menetaskan air mata.


Suasana baru dan pekerjaan baru. Akupun langsung beradaptasi dengan lingkungan baruku. Aku di tempatkan di bagian kepegawaian. Mengurus segala keperluan pegawai. Pekerjaannya menantang dan bagus. Beberapa temanpun langsung akrab denganku. Ada ila,nadia,reski dan beberapa lagi lainnya.

Hubunganku dengan adi pun mulai mengalami pasang surut. Berbagai konflik datang dari hal sepele.

‘’sayang, kamu sombong. Tak pernah lagi memberiku kabar. Mungkin sudah ada yang baru’’ kata adi via telepon dengan nada emosi.

‘’tidak kok, aku sedang sibuk sayang. Pekerjaanku menumpuk’’. Jawabku sambil membela diri.

‘’ahhh kamu memang perempuan a*u’’ timpanya dengan nada keras dan kalimat kotor.

Akupun bersedih setiap kali mengingat kejadian itu

Tapi hubungan kami masih tetap berjalan seperti sedia kala.


6 bulan berjalan kami belajar dari setiap kesalahan yang dapat menghancurkan hubungan kami. Setiap akhir pekan kami menyediakan waktu untuk saling berkomunikasi lewat telepon.

Tapi sifatnya yang tempramen dan posesif membuat hubungan kami diambang kehancuran.

Beberapa kali aku minta putus darinya.

‘’sayang, aku mau putus. Aku bosan dengan semua ini’’ kataku lewat telepon

‘’apa?. Putus, oke kita putus saja. Dasar kamu perempuan a*u’’ jawab adi dengan kasarnya.

Akhirnya kamipun putus hari itu.


Berita putusnya hubunganku dengan Adi di ketahui oleh mama. Iyapun menyesali hal tersebut. Mama pun mencari informasi mengenai diriku lewat pegawai di kantorku yang merupakan kenalannya. Si pegawai, sebut saja Elsa memberikan berita kalau aku dekat dengan seorang pegawai lainnya bernama Darma.

Hati mama pun makin hancur iya kemudian menelponku.

‘’selamat malam nak, bagaimana kabarmu? Katanya kamu putus dengan Adi?’’ kata mama dijung telepon

‘’selamat malam mama, kabarku baik. Iya kami putus’’ kataku sambil terbata – bata.

‘’kok putus sih nak, sambung lagi dong’’. Kata mama membalas.

‘’aku sudah tak cocok dengan Adi mama’’ balasku lagi.

Tiba – tiba sambungan telepon terputus, diputus oleh mama. Hatikupun tambah gusar, semangat hidupku pun mulai hilang. Teman silih ganti datang menghibur, tapi kesedihan seperti rasa yang tak terkubur.


Hari – harikupun makin kosong saja. Beberapa hari yang lalu mama mengirmkan pesan singkat untukku yang membuat aku makin jatuh ke jurang kesedihan.

‘’ehhh novi, kami itu harusnya bersyukur sama mama. Kamu itu bisa bekerja disitu karena andil mama. Kalau bukan karena mama, kami itu tidak lulus loh. Camkan itu’’ bunyi pesan singkat mama.

Akupun tambah gusar, aku ingin resign dari tempat kerja ini. Ternyata semuanya harus berakhir seperti ini. 7 tahun bersama dan berakhir seperti hancur seperti ini.


Setiap malam aku berdoa kepada TUHAN agar diberi kekuatan dalam menjalani kehidupan. Teman – teman selalu memberikan aku dukungan dalam masa – masa sulit ini. Kualihkan semua masalahku dengan fokus bekerja, ikut kegiatan olahraga dan kegiatan rohani. Perlahan tapi pasti akupun bisa move on dan membuka lembar kisah yang baru.

 

 

 

0
345
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan