Untuk pecinta sejarah, tentu menjadi suatu hal yang menyenangkan bisa menelisik sejarah suatu tempat. Mencari tahu bagaimana suatu peradaban berdiri, suatu negara terbentuk, suatu kota, sampai suatu pemukiman terbentuk pasti menjadi hal yang memuaskan hati para penggiat sejarah.
Sama hal nya seperti ane yang cinta Sere Kalina
ehh, Sejarah maksutnya
bisa mencari tahu asal usul suatu tempat rasanya bagaikan bercumbu puaskan nasfu. Menikmati romantisme waktu dalam membentuk suatu tempat dari jejak peninggalanya, adalah impian semua pecinta sejarah. Dan entah kebetulan atau ini memang takdir Tuhan. Saat ane tengah sering-seringnya membaca artikel dan penelitian tentang sejarah Singapura. Kaskus dan Singapore Tourism Board bekerja sama mewujudkan mimpi Kaskuser sekaligus yang belum atau ingin melancong ke Singapura macam ane ini.
Halah, kok gue ga yakin kalo ini kebetulan:sudahkuduga
Credit by visitsingapore.com
Singapura kita tahu adalah sebuah Negara yang berbatasan langsung dengan negara kita tercinta Indonesia. Negara kecil yang bahkan tanpa reklamasi luasnya tidak lebih luas dari Provinsi DKI Jakarta. Namun, jangan pernah mengecilkan sesuatu! Nyatanya, menurut Global Finance Center pada tahun 2010 Singapura menjadi pusat keuangan nomor 3 di dunia
. Indonesia kapan yah jadi pusat keuangan dunia?
Mangkanya pilih gua jadi presiden !!
Ehh lu sapa sih !! Ganggu ajah !! Hus hus !!
Oke maafkan gangguan yang selalu datang menjelang pemilihan presiden. Indonesia tidak butuh janji tapi bukti. Hiya hiya Hiya.
Singapura juga kita tahu adalah negara yang sering menjadi destinasi wisata orang-orang di Indonesia. Jarak tempuh yang dekat, harga tiket yang murah, juga bebas visa adalah salah satu dari sekian banyak alasan kenapa akhirnya banyak warga Indonesia yang menjadikan Singapura sebagai destinasi wisatanya. Bahkan pengalaman ane, ada temen ane cabut sekolah ke Singapura dan itu bahkan sudah berlalu lebih dari sedekade lalu.
Ehh lu tuwir dong !? :sudahkuduga
Sekali lagi nyeletuk ntar gue tabok lo yeee !!
Sama seperti yang lainya. Berphoto dengan latar Patung merlion, bersantai di Infinity Pool di salah satu hotel di Marina Bay Sands, berjalan santai di Garden by The Bay, atau menghabiskan tabungan di Orchad Road adalah sesuatu yang menyenangkan dilakukan saat berkunjung ke Singapura.
Tapi ...
Jauh di balik itu semua, ada satu keinginan terpendam untuk mengenal Singapura, lebih dalam. Menelisik lebih dalam tentang pembentukan Singapura. Memutar ulang waktu dalam jejak sejarah Singapura dan aktifitas-aktifitas lainya yang akan mungkin akan ane lakukan saat berkunjung ke Singapura.
Quote:
1. Bercengkrama dengan penduduk Kampung Lorong Buangkok.
Credit by straitstimes.com
Kita tahu, kalau Singapura terkenal dengan Kota Kosmpolitan. Gemerlap Singapura tak ayal memberikesan bahwa Singapura adalah negeri yang glamour serta modern. Namun tahukan, dibalik keglamouran Singapura terselip nilai-nilai tradisional "melayu" di salah satu sudut negeri ini? Kampung Lorong Buangkok namanya. Satu-satunya Kampung terakhir yang tersisa di Singapura abad 21. Kampong Lorong Buangkok sendiri berdiri sejak tahun 1956 dari tanah yang dibeli oleh seorang penjual obat tradisional Tiongkok bernama Sng Teow Koon. Saat ini setidaknya ada 28 rumah yang dapat dijumpai di kampung ini. Kampung Lorong Buangkok menawarkan sisi lain Singapura. Kesederhanaan, ketenangan, dan nuansa perdesaan layaknya desa-desa kecil yang ada di Indonesia. Binatang-binatang peliharaan warga masih terlihat berkeliaran bebas, deretan rumah berbahan kayu beratap seng, tanaman-tanaman seperti pohon mangga, pohon jambu, serta jalanan yang masih terbuat dari makadam. Jelas itu sangat berbeda jauh dengan yang biasa kita lihat di Singapura.
Kalo kaya gitu, ngapain jauh-jauh ke Singapur Tong! Di Jonggol banyak!
Yap, mungkin di Indonesia banyak yang seperti itu. Tapi di sinilah letak kenikmatan itu. Dari Kampung Lorong Buangkok kita bisa mengetahui jejak perkembangan kaum urban di Kota Singa dan awal bagaimana Singapura berkembang hingga akhirnya menjadi Kota Kosmopolitan. Ehh, BTW kok lo nongol lagi KAMPAY 
Quote:
2. Menikmati romantisme sejarah di Benteng Siloso
Credit by tripadvisor.com.sg
Jika ditanya kemana kita akan menghabiskan waktu saat berlibur di Singapura? Pasti salah satu jawaban adalah Pulau Sentosa. Pulau Sentosa memang selalu menjadi tujuan utama para turis di Singapura. Terdapat banyak tempat ikonik dalam Pulau Sentosa. Patung Merlion mungkin salah satunya. Pulau Sentosa sendiri dalam bahasa Melayu memiliki arti damai dan tentram. Tapi bukan rahasia lagi, Pulau Sentosa dulunya dijuluki Pulau Belakang Mati karena banyak sekali cerita tentang pertumpahan darah dan pembajakan yang terjadi di Pulau ini. Benteng Siloso salah satu bukti kelam sejarah Singapura.
Benteng Siloso dibuat untuk memperkuat kedudukan Inggris di Semenanjung Malaya. Dahulu banyak senjata tersimpan di Benteng Siloso untuk melindungi dari penjajahan Jepang. Namun dalam catatan sejarah, Jepang berhasil merebut kekuasaan Inggris di Semenanjung Malaya. Pada tahun 1942, Pulau Sentosa menjadi Kamp tahanan Inggris dari Jepang dan seterusnya banyak lagi catatan sejarah, hingga akhirnya pada tahun 1970, tepatnya 10 tahun setelah Singapura merdeka. Pemerintah Singapura untuk mengembangkan Sentosa menjadi tempat hiburan.
Untuk pecinta sejarah, bisa mengunjungi jejak-jejaknya sambil menikmati senja dalam balutan Romantismenya adalah suatu impian terbesar yang mungkin takan pernah bisa terlupakan seumur hidupnya. Dan untuk itu, Benteng Siloso pastinya harus menjadi tujuan utama Ane jika nanti pergi ke Singapura.
Quote:
3. Mengenal lebih intim jejak sejarah peranakan China di Singapura.
Credit by straitstimes.com
Sebagai Negara yang terkenal sebagai Kota Kosmopolitan dan keberagam etnik di Singapura. Kita tahu Etnis tionghoa menjadi salah satu etnis terbesar di Singapura. Tentu kita tahu etnis asli Singapura masih serumpun dengan Indonesia. Melayu. Tapi bagaimana bisa Etnis Tionghoa menjadi salah satu yang terbesar di Singapura. Untuk mengetahui itu, Nus Baba House adalah tempat yang tepat. Nus Baba House adalah sebuah rumah bersejarah yang dilestarikan untuk mengabadikan dan mendidik masyarakat tentang sejarah dan budaya peranakan China di Singapura. Nus Baba House bernuansa rumah peranakan tahun 1920. Tidak heran saat masuk ke dalam Nus Baba house kita akan kembali merasakan atmosfer awal abad ke-20.
Setidaknya ada lebih dari 2000 barang peninggalan sejarah peranakan China dalam Nus Baba House yang dapat memberi gambaran fungsi barang-barang tersebut secara lebih intim.
Selain Nus Baba House ada pula Katong Antique House. Diinisiasi oleh Peter Wee, Katong Antique House menjadi rumah bagi koleksi-koleksi antik kaum Peranakan yang hidup pada awal abad ke 19.
Credit by tripexpert.com
Rumah berlantai dua yang dijadikan sebagai museum dan toko barang antik ini memiliki bonafide karena tampak luas dan terawat. Banyak sekali benda-benda antique didisplay di dalam rak dan diletakkan memenuhi dinding-dinding. Sehingga, pengunjung akan benar-benar merasakan sensasi rumah Peranakan. Sehingga pengunjung akan merasakan ke intiman sejarah peranakan di Singapura.
Quote:
4. Secangkir kopi dalam nuansa jejak Eropa di Singapura
Credit by justdelegate.co
Chijmes, mungkin untuk agan n sista sudah mengetahui tempat yang satu ini. Terlebih bangunan indah ini pernah menjadi lokasi syuting film Crazy Rich Asia. Namun di balik keindahan Chijmes nilai sejarah yang ada, yang akhirnya membuat ane berkeinginan sekali untuk sekedar menghabiskan secangkir kopi dalam nuansa Eropa.
Credit by sg.asia-city.com
Chijmes sendiri adalah sebuah akronim dari Convent of the Holy Infant Jesus Middle Education School. Didirikan pada tahun 1840 oleh Jean-Marie Beurel dan diarsiteki oleh George Drumgoole Coleman yang juga merancang Old Parliament House dan Armenian Church awalnya dikenal sebagai Rumah Caldwell pada tahun awal pembuatanya. Lalu Chijmes juga dikenal sebagai Rumah Biarawati (Convent of the Holy Infant Jesus Chapel)
Pada Oktober 1952, 4 Biarawati yang salah satunya adalah Biarawati Mathilde Raclot membentuk Holy Infant Jesus di Victoria Street. Pada tahun 1954 Biarawati Mathilde berlayar dari Singapura ke Penang dan memiliki ide mendirikan sekolah bagi perempuan. Kemudian menggunakan Caldwell House sebagai perwujudan ide tersebut. Biarawari Mathilde mengajak murid-muridnya pindah dan membangun Sekolah Chijmes untuk pertama kalinya di Singapura. Chijemes juga terkenal sebagai panti asuhan untuk menolong balita-balita yang dibuang karena tidak "diinginkan" orang tuanya. Sekolah dan Panti Asuhan Chijmes beroperasi sampai tahun 1983. Setelahnya Chijmes dijadikan sebuah objek wisata hingga terkenal sebagai ikon dan lambang "prestige" pariwisata di Singapura.
Itulah beberapa tempat yang mungkin akan ane sambangi jika berkesempatan berkunjung ke Negeri Singapura sekaligus menelisik lebih dalam sejarah salah satu negara sahabat kita. So, akhir kata maafkan jika ada salah kata dalam penulisan baik karena ketidaktahuan ane atau ketidaksengajaan ane. Harap di maklum karena ane belum pernah berciuman langsung dengan Patung Merlion di Singapura dan berharap semoga secepatnya ane bisa mewujudkan itu semua.
Kalau ada sumur di ladang
Jangan lah kita menaruh kura-kura
Kalaulah ada umur kite panjang
Boleh lah kite sama-sama ke Singapura
:goyang
Thanks to Kaskusand Singapore Tourism Board for make a dream come true #visitsingapore
And enjoy your trip in Singapore
Referensi isi thread: Hasrat tependam ditambahkan oleh
iniini ini ini dan ini
Sumber gambar:
ini ini ini ini ini dan ini