Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

EriantoajiAvatar border
TS
Eriantoaji
Berfikir Cerdas Memilih Pemimpin
Berfikir cerdas dalam memilih pemimpin


Masyarakat Indonesia cenderung menentukan pilihan pemimpin tanpa melihat gagasan dari pasangan yang dipilihnya. Mereka terjebak pada politik identitas. Mereka memilih sosok pemimpin sesuai dengan pamor individu yang terkadang tidak sesuai dengan realita, karena hanya diciptakan sesuai kebutuhan. Agar para pemilih, memilih sesuai dengan yang mereka lihat. Bukan sesuai dengan kapabilitas maupun prestasi yang dimiliki. Masyarakat ini cenderung mudah menerima informasi seputar calon pilihan mereka dari mulut ke mulut yang bisa dipastikan sumber informasinya belum tentu valid, mirisnya media - media besar yang ada di tanah air khusunya pertelevisian, juga memiliki kecenderungan politik sehingga memanfaatkan kekuatan media untuk mengiring opini publik sesuai dengan kehendak politik mereka. Karena menurut survei yang saya kutip dari Badan Pusat Statisitik pada 2015 sebesar 91,47 persen penduduk berusia 10 tahun ke atas masih menggunakan televisi sebagai akses utama untuk mendapatkan informasi.

Ini menunjukan betapa besarnya pengaruh media dalam membentuk sebuah opini masyarakat Indonesia. Hal ini diperparah dengan kecenderungan masyarakat yang tidak mau melakukan crossceck informasi - informasi tersebut dengan sumber yang jelas dan valid. Padahal memilih seorang pemimpin harusnya dibutuhkan kejelian dalam berfikir, dengan membudayakan membaca dan mencari informasi sebanyak - banyaknya dari sumber yang valid terhadap sosok yang mereka pilih agar kemudian menjatuhkan pilihan sesuai hati nurani dengan modal informasi dan analisa yang jelas sebagai dasar pilihan. Untuk membiasakan diri agar terbiasa menganalisa segala sesuatu yang kita terima dan tidak menelan mentah - mentah sesuatu itu. Dan saya menemukan sebuah berita yang cukup menarik, berhubungan dengan apa yang saya bahas ini. Ya, dia adalah Neo Letto yang memiliki nama asli Sabrang Mowo Damar Panuluh anak dari seorang budayawan dan pemikir kenamaan Cak Nun atau yang bernama asli Emha Ainun Najib. Jadi Neo ini berhasil membuat sebuah aplikasi yang menurut saya sangat keren dan membantu disaat iklim politik negara kita ini tidak terlalu bagus

Berita ini saya kutip dari website Times Jember. Yang selengkapnya saya tulis dibawah Pembuatan aplikasi ini berawal dari keprihatinannya melihat iklim politik menjelang Pilpres 2019. “Idenya ya ternyata masih banyak pemilih di Pilpres 2019 yang memilih pasangan capres dan cawapres tanpa berpikir rasional dan terjebak pada labelisasi sosok,” kata Noe Letto di Yogyakarta, Selasa (5/3/2019). Menurut Noe, ada banyak pemilih yang menentukan pilihan tanpa melihat gagasan dari pasangan yang dipilihnya. Mereka terjebak pada politik identitas. Agar para pemilih tak terjebak, ia pun membuat aplikasi Pantau Bersama. Pembuatan aplikasi sejak awal Januari 2019 ini akan membantu para pemilih menentukan pilihannya berdasarkan gagasan dan pilihan rasional.

“Kesulitan kita memilih karena bias personal dan terjebak politik identitas. Kalau sudah terlanjur senang ada enforcement ke personal itu. Kita coba memindah proses itu. Yang tadinya senang duluan di awal (senang pada salah satu capres-cawapres) baru mengumpulkan data dibalik menjadi mengumpulkan data dulu baru senang dengan keputusannya atau pilihannya,” terang Neo"Noe menambahkan, Aplikasi Pantau Bersama didesain agar membuat pemilih di Pilpres 2019 menjadi lebih rasional dan cerdas. Dengan memilih dengan rasional diharapkan para pemilih bisa menentukan pilihan terbaiknya di Pilpres 2019.

“Aplikasi ini membantu kita berpikir lebih rasional. Juga membantu memantau diri sendiri di era informasi yang semua keputusan serba emosional. Sehingga keputusan yang serba emosional itu menjadi keputusan yang rasional. Biar pesta demokrasi menjadi menyenangkan,” papar pria berambut keriting ini. Dalam aplikasi ini tersedia tanya jawab. Para pengguna bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan akan dijawab oleh kubu duet Jokowi-KH Ma’ruf Amin maupun duet Prabowo-Sandi. Pertanyaan dari para pengguna aplikasi ini akan dimasukkan ke dalam Tanya Kandidat. Pertanyaan tersebut lalu akan dijawab di Kata Kandidat. “Konsepnya tanya jawab. Nanti setiap pertanyaan akan dijawab tetapi di awal kita tidak akan menyebutkan jawaban itu dari jawaban pasangan 01 atau 02. Nanti penanya akan memilih jawaban yang sesuai dengan pertanyaannya yang mana. Setelah itu aplikasi akan memberitahu itu jawaban dari pasangan 01 atau 02. Jadi yang dinilai gagasan dari jawaban itu," urai Noe.

Noe mengaku, pembuatan aplikasi Pantau Bersama ini telah mendapat apresiasi dari temannya di India dan Malaysia. Kebetulan dua negara tersebut pun akan menggelar pesta demokrasi seperti di Indonesia. “Sempat ketemu teman dari India dan Malaysia yang mereka juga akan mengadakan pemilu juga. Mereka tertarik karena menurut mereka ini aplikasinya pertama di dunia. Simpel konsepnya tapi membuat pemilih menjadi rasional. Ayo silahkan manfaatkan Aplikasi Pantau Bersama dengan baik,” terang Putra Cak Nun ini. Tentunya dengan membudayakan konsep berfikir cerdas dan analistik, pilihan - pilihan kita terhadap seorang pemimpin akan lebih bijak dan menjadikan masyarakat yang logis dan cerdas.

Sumber: https://m.timesjember.com/berita/652...u-bersama#!-_-
Diubah oleh Eriantoaji 17-03-2019 00:15
0
2K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan