YM, " BELIAU " TETAP " GURUKU "

Masa keemasan dalam kehidupanku, ternyata tidak mampu mengingat begitu tepatnya ujaran dari qoute di atas.
Masa semua tinggal bilang.
Saat semua tinggal tunjuk.
Ketika semua tinggal beli...

Adalah masa-masa semua mimpi-mimpiku menjadi nyata... Hidup mencapai saat titik puncaknya...
Pas tepat di atas posisi roda...

Kesenangan, kegembiraan, suka cita adalah hari-hari penuh siraman cahaya surya dan kerlipan gemintang ditemani rembulan malam.

Hari benderang penuh pelangi.
Terkadang rinai gerimis adalah melodi.
Hujan berbondong adalah penyejuk jiwa...

Tidak pernah berpikir sekalipun bahwa kehidupan bagaikan roda, pernah di atas, bisa juga berputar di bawah!



Kemudahan hidup membuatkan lupa segalanya.... Aku atur semua pencapaian, aku atur semua target-target, aku atur semua dengan kemampuan otakku...

Kemampuan yang membuatku menjadi TUHAN baru....

Aku bisa pastikan, esok akan dapat berapa!
Aku bisa atur esok nambah pundi-pundi berapa?

Aku adalah penentu takdirku.

Sampai aku mendapat tegur dan " sentilan ".
Semua yang ku punya sekejap lenyap tak bersisa... Hidup tercampak di kaki roda...
Roda masih terus berputar, namun aku terkapar dalam ketakberdayaan...

Saat semua ada, aku tak pernah menyimpan sebagai asa atau cadangan harapan..
Karena kurang ajarnya aku, yakin bahwa besok pasti ada seperti ini lagi.


Kesombonganku... membutakan diri... Aku tidak mengakui salah...
Malah dengan " laku tengik "
Menyalahkan Tuhan...

Tuhan tidak adil... membuatku terpuruk seperti ini...
Aku merutuk, dan mengguga
t-Nya....
Mogok menyembah-Nya...
Mogok beribadah kepada-Nya...

Hidup dalam putus asa...
Hidup dalam kehancuran iman sehancur-hancurnya...


Terhina dan terbuang.
Malu dan terhina...

Sampai istriku " memperkenalkan " Ustad Yusuf Mansyur kepadaku.

Di saat aku limbung, marah, meninggalkan-Nya....
Diam-diam istriku selalu mengikuti pengajian, ceramah, dan apapun acara di mana YM sebagai pembicaranya....

Aku mulai tertarik, dengan menyimak setiap kisah dan ceritanya...

Saat kejatuhanku bersama dengan hitnya lagu D'Masiv Jangan Menyerah....

Bagaikan dapat siraman air dingin yang memadamkan bara kemarahan di dadaku...
Membuatku tersadar apapun yang aku telah lakukan ternyata Tuhan tetap mencintaiku...

Ia datang lewat teguran cinta : Jangan Menyerah..
Ia datang lewat kisah menyentuh menyongsong kebangkitan dari segala " kedurhakaan diri " lewat YM yang luar biasa.


Aku lepas jubah kesombonganku..
Aku campakan bara dendam amarah hatiku...

Tersungkur aku berhari-hari menangis.
Tersungkur bermalam-malam menyesali diri.

Lagu Jangan Menyerah dan semua ceramah YM berputar di pikiran, di angan, di hati mengiris-iris, mengaduk-aduk, menggugah kesadaran dan keminusan imanku yang terkapar mati suri...

*

Mulailah aku hidup dari awal lagi... terseok, teratuk, terjerembab lagi mencari Tuhan, mencari Ridla'Nya.

Berburu ceramah-ceramah YM di televisi, mencari dan beli bukunya..

Mengikuti dan mempraktekan " Miracle of Sedekah...
Menonton filmnya, sinetronnya, mengumpulkan mp3, mengumpulkan vidionya...

Semua materi yang disampaikannya mengisi hari-hariku selanjutnya....

Perlahan... keyakinanku terbangkitkan.
Perlahan-lahan kehidupanku terbarukan...

Yusuf Mansyur adalah " guru terbaikku " meskipun hanya satu kali aku hadir langsung saat beliau ceramah...


Tuhan tidak pernah ingkar akan Janji-Nya...
Meminta ampun atas segala kesalahan.
Beriman kepada-Nya..
Senantiasa bersyukur Kepada-Nya..

adalah jalan Mencintai-Nya..

Puji Syukur kepada-Mu Allah, benar Cinta-Mu lebih besar dari Murka-Mu..
Ampuni aku dan terimalah taubatku.
Peluk selalu aku dalam Dekap-Mu...

Terima kasih KH Yusuf Mansyur...
Dikau adalah " guru terbaikku "..

Semoga Allah memberikan kebaikan kepadamu selalu.
Amin Ya Rabbal Alamin.





Baca Ini Juga, Ya:
Jelang Piala Presiden 2019
Dimangsa Kesombongan
Penulis Apes
Akhir Si Penyair Karbitan
Omaku Sayang Omaku Malang
Lentera Maut
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...8e0d7ce75c733a